Fakta Mencengangkan: Ini Dampak Kekurangan Kalsium dan Vitamin D pada Anak

Ketahui lebih lanjut dampak kekurangan kalsium dan vitamin D pada anak dan cara memenuhi kebutuhan gizi penting ini

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Nov 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2024, 10:00 WIB
HFMD dan Flu Singapura sering disamakan, tapi memiliki perbedaan. Kenali gejala, cara penularan, dan pengobatan yang tepat untuk menangani penyakit ini dengan lebih baik. (Ilustrasi by AI)
Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menghambat pertumbuhan tulang, menyebabkan masalah gigi, dan melemahkan daya tahan tubuh anak. Simak fakta mencengangkan seputar dampaknya bagi kesehatan anak. (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian terbaru Southeast Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) II mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin D dan kalsium masih banyak dialami oleh anak-anak Indonesia.

Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menyoroti bahaya kesehatan yang bisa muncul jika kekurangan nutrisi ini dibiarkan, terutama dalam masa pertumbuhan anak.

Apa yang Terjadi Jika Kekurangan Kalsium dan Vitamin D?

Kalsium dan vitamin D adalah nutrisi kunci bagi kesehatan tulang. Bahkan, Prof. Rini menyebut vitamin D dan kalsium sebagai 'tabungan' pertumbuhan tulang bagi anak-anak.

Dia mengingatkan bahwa pertumbuhan tulang berlangsung anak berumur 18 tahun. Setelahnya, tulang berhenti tumbuh, dan penyerapan kalsium jauh berkurang.

Tanpa kalsium dan vitamin D yang cukup, anak-anak berisiko mengalami Rakhitis, kondisi yang melemahkan tulang karena defisiensi vitamin D.

"Selain itu, vitamin D juga penting untuk daya tahan tubuh, sehingga anak-anak yang kekurangan nutrisi ini berpotensi lebih mudah sakit," katanya di Jakarta belum lama ini.

Susu Apa yang Terbaik untuk Anak-Anak?

Prof. Rini menjelaskan pentingnya memilih susu yang kaya vitamin D dan kalsium untuk anak. Di perkotaan, banyak orang tua sudah memahami pentingnya memilih susu tanpa gula tambahan dan dengan kandungan vitamin dan mineral yang tinggi.

Namun, di beberapa daerah, orang tua sering kali hanya mengandalkan susu yang 'putih' tanpa melihat kualitas nutrisinya.

"Susu yang baik adalah yang mengandung vitamin D dan kalsium tinggi," tambahnya.

 

Jenis Susu Ada Apa Saja?

Terdapat berbagai jenis susu, seperti susu siap minum (ready to drink) dan susu bubuk yang diformulasikan khusus untuk anak-anak. Namun, susu kental manis (SKM) tidak disarankan sebagai sumber nutrisi utama karena kandungan gulanya tinggi dan kandungan gizinya rendah.

"Tidak masalah jika susu memiliki rasa tambahan, selama kandungan kalsium dan vitamin D-nya tinggi dan tidak mengandung gula tambahan yang berlebihan," katanya.

 

Apakah Susu Baik untuk Diminum Saat Sarapan?

SEANUTS II juga menemukan bahwa konsumsi susu saat sarapan masih rendah di kalangan anak-anak Indonesia.

Padahal, kata Prof. Rini, sarapan yang dilengkapi dengan susu dapat membantu menyediakan energi yang dibutuhkan anak untuk menjalani aktivitas harian mereka, termasuk belajar di sekolah. "Sarapan dengan susu akan sangat bermanfaat karena energi dan nutrisi di dalamnya langsung digunakan untuk aktivitas anak," katanya.

Agar anak terbiasa sarapan dengan susu, orang tua dapat mencoba memberikannya sebelum makanan utama. Ini adalah cara efektif untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi penting sejak pagi hari.

 

Mendorong Kesadaran Pentingnya Kalsium dan Vitamin D

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vitamin D dan kalsium untuk kesehatan tulang anak, sekaligus memberikan panduan praktis memilih susu yang tepat.

Dengan pemenuhan nutrisi yang cukup, anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan terhindar dari risiko penyakit akibat kekurangan gizi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya