Hari Pneumonia Sedunia Diperingati Tiap 12 November, Setiap Napas Berarti

Meskipun dapat dicegah dan diobati, pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Peringatan Hari Pneumonia Sedunia diciptakan untuk menyuarakan epidemi senyap ini.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 12 Nov 2024, 10:37 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2024, 09:00 WIB
Pneumonia Misterius
Wabah pneumonia misterius di China. (Foto: Unsplash/Atoms)

Liputan6.com, Jakarta - Diperingati setiap 12 November setiap tahunnya, Hari Pneumonia Sedunia digagas guna meningkatkan kesadaran tentang penyakit pernapasan yang mengancam jiwa, terlebih pada kelompok rentan yakni balita dan lansia. Meski demikian, pnemonia dapat dicegah dan diobati.

Hari Pnemonia Sedunia ditetapkan pada 2009 oleh Global Coalition against Child Pneumonia, suatu organisasi kolektif kesehatan masyarakat yang bertekad mengataasi kurangnya kesadaran akan tingkat keparahan pneumonia dan fakta bahwa penyakit ini merenggut nyawa lebih dari 800 ribu anak setiap tahunnya.

Meskipun dapat dicegah dan diobati, pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Peringatan Hari Pneumonia Sedunia diciptakan untuk menyuarakan epidemi senyap ini, mendorong pemerintah dan organisasi kesehatan untuk menjadikan pencegahan dan pengobatan pneumonia sebagai prioritas dalam agenda kesehatan global.

Adapun tema Hari Pneumonia Sedunia 2024 adalah "Every Breath Counts: Stop Pneumonia in Its Track"/“Setiap Napas Berarti: Hentikan Pneumonia di Jalurnya”. Tema ini menekankan pentingnya setiap pernapasan dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk memerangi pneumonia melalui deteksi tepat waktu, pengobatan yang efektif, dan tindakan pencegahan.

Advokasi Pengobatan Terjangkau

Pentingnya Hari Pneumonia Sedunia yang diperingati setiap 12 November terletak pada perannya dalam menggalang perhatian global terhadap krisis kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Pneumonia secara tidak proporsional menyerang anak-anak di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena terbatasnya akses terhadap vaksin, nutrisi, dan layanan kesehatan.

Upaya penyadaran membantu memobilisasi sumber daya untuk penelitian, meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan, dan mendorong program vaksinasi. Selain itu, Hari Pneumonia Sedunia berfungsi sebagai platform untuk mengadvokasi pengobatan yang terjangkau dan mengedukasi masyarakat untuk mengenali gejala sejak dini, karena intervensi dini dapat menyelamatkan nyawa. Pada akhirnya, hari ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian terkait pneumonia dan membangun komunitas yang lebih sehat dan tangguh. 

 

Cegah Risiko Pneumonia

Berikut tips pencegahan untuk mengurangi risiko pneumonia, dikutip dari laman NDTV:

  • Vaksinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah pneumonia. Vaksin seperti vaksin pneumokokus dan flu masing-masing mengurangi risiko pneumonia bakteri dan virus.
  • Mencuci tangan dengan sabun secara teratur membantu mencegah penyebaran kuman yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia.
  • Merokok merusak paru-paru dan melemahkan respons sistem kekebalan terhadap infeksi. Berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok dapat mengurangi risiko pneumonia secara signifikan.
  • Mengonsumsi makanan seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak, tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat dan responsif.
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin membantu mencegah penyebaran kuman.
  • Menjaga jarak dari orang yang tidak sehat, terutama jika mereka memiliki gejala seperti batuk dan bersin, dapat membantu meminimalkan paparan terhadap agen infeksi.
  • Menggunakan alat pembersih udara, memastikan ventilasi yang baik, dan menghindari penggunaan bahan kimia keras di ruang tertutup dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan mengurangi kemungkinan infeksi paru-paru seperti pneumonia.
  • Pengobatan dini terhadap infeksi pernafasan, seperti flu atau bronkitis, dapat mencegah infeksi tersebut berkembang menjadi pneumonia.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya