Liputan6.com, Jakarta - Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kini menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah penderitaan yang lebih besar di masa depan, terutama dalam hal thalasemia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan, pemeriksaan ini tidak hanya bermanfaat bagi pasangan, tapi juga untuk anak yang akan lahir nanti.
Dalam program pemeriksaan kesehatan gratis yang digagas pemerintah mulai bulan depan, pemeriksaan thalasemia diberikan sebagai salah satu skrining wajib sebelum menikah. Program ini bertujuan untuk mendeteksi apakah seseorang mengidap thalasemia minor, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan anak-anak dari pasangan yang keduanya memiliki thalasemia minor berisiko terkena thalasemia mayor.
Thalasemia mayor adalah bentuk yang lebih parah, di mana anak memerlukan transfusi darah seumur hidup untuk bertahan hidup.
Advertisement
Menurut Menkes Budi, pemeriksaan thalasemia ini ditambahkan pada tingkat SMP, jauh sebelum seseorang memutuskan untuk menikah.
Pemeriksaan ini sangat penting untuk mencegah risiko kelahiran anak dengan thalasemia mayor.Â
"Pasangan dengan thalasemia minor tidak disarankan menikah agar anak tidak berisiko terkena thalasemia mayor, yang membutuhkan transfusi darah seumur hidup," kata Menkes Budi dalam diskusi bersama media 'Penyampaian Program Quickwin Bidang Kesehatan' di Kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, H.R. Rasuna Said, Jakarta pada Rabu, 22 Januari 2025.
Â
Alasan Adanya Tes Thalasemia di Dalam Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Thalasemia mayor dapat menurunkan kualitas hidup anak secara signifikan. Tidak hanya itu, biaya yang diperlukan untuk transfusi darah sepanjang hidup sangatlah besar dan dapat membebani keluarga. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan sebelum menikah menjadi sangat penting.
Pemeriksaan ini juga bagian dari program besar pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit-penyakit lain, seperti hipertensi dan diabetes, yang dapat berkembang tanpa gejala pada tahap awal.
Program ini dijalankan secara masif, dengan tujuan menjangkau seluruh penduduk Indonesia, dengan total target 280 juta orang. Program ini dilakukan di fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas dan klinik, serta melibatkan skrining kesehatan lainnya, seperti pengukuran tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
Â
Advertisement
Meningkatkan Kualitas Hidup dan Mencegah Beban Sosial
Pentingnya skrining sebelum menikah tidak hanya untuk mengurangi beban penderitaan individu dan keluarga, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah beban sosial ekonomi yang bisa ditanggung seumur hidup.
Menkes Budi menegaskan bahwa pencegahan lebih murah dan lebih efektif daripada pengobatan yang panjang dan mahal. "Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah adalah langkah pencegahan yang sangat krusial untuk mencegah risiko penyakit yang lebih berat di masa depan," tambahnya.