Liputan6.com, Jakarta - Dokter Gizi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK, FINEM, mengungkapkan pentingnya memahami cara yang tepat dalam mengolah makanan untuk mempertahankan nilai gizinya. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa makan sayuran mentah merupakan pilihan yang lebih sehat, hal tersebut tidak selalu benar.
Malah menurut Marya, cara kita mengolah makanan justru bisa memengaruhi kesehatan secara menyeluruh. Begitu juga sebaliknya, makan sayur mentah juga bisa memicu kondisi yang tidak mengenakkan, seperti GERD. Kok bisa?
Bagaimana Teknik Pengolahan Makanan Sehat?
Dalam praktiknya, Marya mengatakan,"Yang paling ideal itu, entah kalau sayur bisa dimakan langsung, dicuci yang bersih, mentah gitu, ya."
Advertisement
Kemudian, untuk sumber protein, Marya menyarankan cukup dipanaskan hingga matang, misalnya dengan cara ditumis sebentar atau dimasak dalam kuah yang sudah mendidih, seperti halnya membuat kaldu.
"Air sudah mendidih, kemudian sumber proteinnya baru kita masukin belakangan," kata dr. Marya.
Namun, ada kalanya kita ingin mencoba cara mengolah makanan dengan teknik memasak yang lebih menyenangkan dan beragam. Proses memasak seperti memberi bumbu terlebih dahulu sebelum pemanasan, atau memasak hingga setengah matang, masih bisa diterima.
Sebagai contoh, ikan bisa dimarinasi terlebih dahulu sebelum akhirnya dikukus. Teknik ini menjaga cita rasa sekaligus menghindari metode pengolahan yang bisa merusak kualitas makanan.
"Jangan diasap. Asap kan panas juga. Kemudian, pengasapan juga jadi isu untuk kesehatan," katanya.
Â
Bagaimana Cara Mengolah Sayuran yang Baik?
Sementara itu, untuk sayurannya bisa di-cah atau ditumis sebentar juga masih aman. Marya mengingatkan bahwa tidak semua orang bisa memaksakan diri untuk menyantap makanan mentah, khususnya sayuran.
"Tidak semua orang kita bisa paksa harus makan yang mentah, karena balik lagi, ini masalah kondisi perut orang yang berbeda-beda," katanya.
Bagi sebagian orang, makan sayuran mentah justru bisa memicu masalah pencernaan seperti GERD, atau gastroesophageal reflux disease, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit.
"Yang tadinya mau sehat, eh, GERD-nya enggak sembuh-sembuh sampai tiga bulan ke depan gara-gara makan terlalu semangat makan sayur mentah hari ini," ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa terlalu semangat untuk makan sayuran mentah bisa berdampak negatif, bahkan bisa memperburuk kondisi GERD yang dialami seseorang.
Advertisement
Mengapa Kita Perlu Makan Protein?
Asupan protein yang cukup sangat penting untuk kesehatan tubuh. Marya menjelaskan bahwa kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Dalam jangka pendek, kekurangan gizi bisa memengaruhi tubuh dengan gejala yang cukup cepat, seperti rasa lapar yang berlebihan, kesulitan berpikir, dan gangguan gula darah yang dapat menyebabkan tekanan darah naik turun. Semua ini bisa mengubah kondisi kesehatan seseorang secara drastis.
Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada anak-anak dapat berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan, sementara pada orang dewasa, hal ini bisa menurunkan produktivitas dan berkontribusi pada penyakit degeneratif seiring bertambahnya usia.
Apa yang Terjadi Jika Tubuh Kurang Protein?
Selain kekurangan gizi secara umum, defisiensi nutrisi tertentu juga dapat memengaruhi tubuh. Misalnya, kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan kualitas sel tubuh, menurunnya sistem imun, dan bahkan masalah pada rambut dan kuku.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan gizi yang seimbang, yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral yang cukup.
Protein memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, mulai dari menjaga sistem imun hingga mendukung perbaikan dan pembentukan sel.
Tanpa cukup protein, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit dan kualitas sel tubuh bisa menurun. Namun, penting untuk diingat bahwa tubuh membutuhkan lebih dari sekadar protein.
Jika hanya protein yang dipenuhi, tapi karbohidrat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral lainnya tidak terpenuhi, tubuh akan merasa terpaksa untuk mengandalkan protein untuk memenuhi berbagai fungsi tubuh.
Advertisement