Kanker pada Anak Kebanyakan Ditemukan di Stadium 3 dan 4, Apa Penyebabnya?

Kebanyak kasus kanker pada anak ditemukan sudah di stadium akhir. Misalnya pada leukemia, pada awal tidak terlihat gejala.

oleh Tim Health diperbarui 05 Feb 2025, 13:05 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 12:48 WIB
Anak Sakit/Kanker/Kanker Anak by AI (Ilustrasi by AI)
Kanker pada anak (Ilustrasi by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua UKK Hemato Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter Eddy Supriyadi Sp.A(K) mengungkapkan kebanyakan kanker pada anak (kanker anak) ditemukan sudah di stadium akhir.

"Biasanya kita mendapatkan pada late stage. Kita pasti hampir pasti atau kebanyakan, di stadium 3 dan 4,” kata Eddy dalam media briefing bersama IDAI pada Selasa, 4 Februari 2025.

Salah satu kanker yang sering terjadi pada anak yakni leukemia tidak pernah terdeteksi di awal. Biasanya baru diketahui saat anak sudah memasuki gejala ke stadium lanjut. Hal ini karena sebelumnya anak terlihat tidak ada tanda gejala fisik yang aneh sehingga orangtua tidak terlalu memperhatikan perubahan fisik anak.

Gejala leukemia kebanyakan sudah pada tahap lebih parah seperti anak pucat, sakit otot, perdarahan, demam yang sudah berlangsung berminggu-minggu dan baru ditemukan ketika anak di bawa ke rumah sakit.

Berbeda halnya pada tumor padat yang bisa dideteksi dini misalnya dengan ada kelainan yang ada di fisik anak seperti benjolan di perut, atau kanker mata retinoblastoma.

“Kalau misalnya kita temukan pada stadium awal, misalnya pada Retinoblastom, kita temukan pada stadium awal, itu lebih dari 95 persen sembuh,” kata Eddy mengutip Antara.

 

Respons Kemoterapi pada Anak Lebih Baik dari Orang Dewasa

Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga Prof. Dr. dr. I Dewa Gede Ugrasena Sp.A(K), pasien kanker anak secara umum akan menerima respons pengobatan kemoterapi lebih baik daripada orang dewasa.

Pada penderita kanker dewasa, penggunaan imunoterapi terkadang tidak bisa dipastikan akan menyembuhkan kanker karena sudah banyak terpapar karsinogenik atau gaya hidup sebelumnya yang menyebabkan kanker sulit musnah.

“Pada anak itu hati-hati, kita kalau menerapi kemo itu pasien anak selalu kita berpikir dampak jangka panjangnya. Karena dia akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, sangat beda cara pendekatan terapi anak dan dewasa,” kata Prof Ugra.

Kata IDAI soal Program Kesehatan Gratis

Di kesempatan yang sama,Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan salah satu program pemerintah yang mencanangkan pemeriksaan kesehatan gratis setiap ulang tahun bisa membantu mendeteksi dini kanker.

“Kita harapkan menjadi salah satu momen untuk melakukan deteksi dini pada anak-anak kita supaya di klinik kesehatan ini juga bermanfaat untuk masyarakat luas,” kata Piprim.

Ia mengatakan program ini bisa menanggulangi kesenjangan fasilitas kesehatan yang belum merata terutama di daerah yang fasilitasnya masih di bawah kota besar. Ia berharap dengan program ini deteksi dini bisa di akses setiap anak terlebih di daerah terpencil agar juga bisa mendapatkan dukungan untuk pencegahan kanker.

 

Piprim juga menegaskan anak-anak perlu dibantu dan dikawal dengan dukungan semua pihak di lingkungannya agar bisa sama-sama memperhatikan kesehatan anak serta bisa menerapkan deteksi dini sebagai kunci penanggulangan kanker anak di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya