Liputan6.com, Jakarta - Sesudah Presiden Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari WHO maka beredar pula berita bahwa negara tersebut akan menghentikan bantuan penanganan sejumlah penyakit ke berbagai negara di dunia.
Adapun penyakit yang dimaksud yakni AIDS, Malaria dan Tuberkulosis. Saat ini, kita belum tahu pasti apakah Indonesia akan termasuk atau tidak yang dihentikan bantuannya.
Baca Juga
Bertepatan dengan berkembangnya berita penghentian bantuan pengobatan TB bagi dunia, kemarin, 29 Januari 2025, otoritas kesehatan di kota Kansas City Amerika Serikat melaporkan adanya ledakan jumlah penduduk dengan kasus ("outbreak") tuberkulosis di kota itu. Jumlah kasus TB di sana disebutkan sebagai salah satu yang terbesar yang tercatat selama ini di Amerika ("one of the largest ever recorded in the United States").
Advertisement
Peningkatan kasus ini bermula dari akhir tahun yang lalu. Hingga 24 Januari 2025, mereka melaporkan 67 kasus aktif tuberkulosis, utamanya dari dua daerah di kota Kansas City, yaitu Wyandotte dan Johnson.
Dinas kesehatan dan lingkungan setempat ("Kansas Department of Health and Environment") sekarang ini memonitor ketat 384 orang dengan dugaan terpapar kuman TB. Pada orang-orang tersebut telah dilakukan tes dan pengobatan yang diperlukan.
Â
Ada 79 Orang dengan TB Laten di Kansas City
Disebutkan juga bahwa sejak tahun 2024 ada 79 orang dengan tuberkulosis laten di area kota Kansas City. Penanganan peningkatan letusan kasus TB di kota Kansas City ini benar-benar amat intensif, sesuatu yang perlu dijadikan benchmark juga bagi kita.
Secara umum, di seluruh negara Amerika Serikat tercatat ada 8.649 kasus tuberkulosis di tahun 2024, dan 9.606 di tahun 2023. Tentu amat jauh lebih kecil dari ratusan ribu kasus di negara kita.
Â
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara/Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit/Mantan Kabalitbangkes Kemenkes RI
Advertisement