Ajak Masyarakat Bergerak Bersama, Kemenkes Perkuat Deteksi Dini Tuberkulosis

Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menegaskan bahwa upaya eliminasi TB tidak bisa hanya bergantung pada tenaga kesehatan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 02 Mar 2025, 06:47 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 06:25 WIB
Antusias Warga Mengikuti Skrinning Penyakit TBC
Warga melihat hasil ronsen mobile X-Ray Artificial Intelligence saat kegiatan skrining penyakit tuberkulosis (TBC) di Kantor Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menegaskan komitmennya untuk mengakhiri Tuberkulosis (TB) di Indonesia. Melalui kampanye GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata, Kemenkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam deteksi dini dan penanganan TBC secara menyeluruh.

Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada 24 Maret setiap tahunnya menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya TB serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam eliminasi penyakit ini.

Komitmen tersebut juga tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TB, yang menekankan pendekatan lintas sektor sebagai strategi utama dalam mencapai target eliminasi TB di Indonesia.

Kolaborasi dan Aksi Nyata untuk Eliminasi TB

Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menegaskan bahwa upaya eliminasi TB tidak bisa hanya bergantung pada tenaga kesehatan. Masyarakat luas perlu mengambil peran aktif dalam pencegahan, deteksi dini, serta pendampingan pasien dalam menjalani pengobatan.

Eliminasi TB bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan deteksi dini, pengobatan tepat, serta dukungan sosial bagi pasien, kita bisa mengakhiri TBC di Indonesia. Saatnya kita bergerak bersama, giatkan komitmen dan aksi nyata untuk Indonesia bebas TBC!” ujar dr. Yudhi Pramono.

Sebagai bagian dari upaya ini, Kemenkes mendorong berbagai kegiatan nasional dan daerah, termasuk kampanye edukasi melalui media sosial dengan tagar #GIATKAN2025 #GerakanIndonesiaAkhiriTBC #KomitmendanAksiNyataTBC #YesWeCanEndTB #EliminasiTBC2030 #TOSSTBC. Selain itu, inisiatif seperti mobilisasi deteksi dini, penyuluhan masyarakat, serta penguatan layanan pencegahan dan pengobatan TBC di fasilitas kesehatan juga menjadi fokus utama.

 

Langkah Nyata Upaya Eliminasi TB

Kementerian Kesehatan mengajak seluruh jajaran kesehatan, pemerintah daerah, serta masyarakat luas untuk ikut serta dalam upaya eliminasi TB melalui langkah-langkah berikut:

  • Deteksi dini dan penemuan kasus aktif, yang terintegrasi dengan Terapi Pencegahan TB (TPT) agar penularan dapat ditekan sejak dini.
  • Pendampingan pasien hingga tuntas dalam menjalani pengobatan serta memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat untuk mencegah penularan.
  • Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, organisasi profesi, komunitas, dan media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC.
  • Kampanye edukasi TOSS TB (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh) melalui media sosial, webinar, serta promosi di ruang publik.
  • Menghilangkan stigma terhadap penderita TB, sehingga mereka dapat menjalani pengobatan tanpa hambatan sosial.

Dengan semangat Gerak Bersama, Sehat Bersama, Kemenkes mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung target Eliminasi TB 2030. Masyarakat yang sadar akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari TB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya