Teknologi AI Dorong Deteksi Dini TB, Indonesia Makin Dekat ke Eliminasi 2030

AI dari Qure.ai akan digunakan untuk mendeteksi TB dan penyakit lainnya di beberapa fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk Kemenkes.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 02 Mar 2025, 08:51 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 07:00 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan. (Image by rawpixel.com on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terus mempercepat langkah dalam mengeliminasi penyakit Tuberkulosis (TB), salah satu penyakit menular yang masih menjadi tantangan kesehatan nasional. Dalam upaya ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menggandeng perusahaan teknologi Qure.ai untuk menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam deteksi dini TB melalui analisis pencitraan sinar-X dada.

Inisiatif ini menjadi bagian dari transformasi digital sektor kesehatan guna meningkatkan efisiensi layanan dan mempercepat diagnosis penyakit.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa teknologi AI dapat membawa perubahan besar dalam sistem kesehatan.

“Teknologi berbasis AI ini akan membuka peluang besar untuk menganalisis data medis dengan lebih cepat dan akurat, memberikan dampak positif baik bagi pasien maupun tenaga medis,” ujarnya saat menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenkes dan Qure.ai di Jakarta, dikutip dari laman Sehatnegeriku

Sebagai langkah awal, AI dari Qure.ai akan digunakan untuk mendeteksi TB dan penyakit lainnya di beberapa fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk Kemenkes.

Selain itu, sistem manajemen dan pelaporan pasien akan dikembangkan untuk memperkuat surveilans penyakit secara nasional. Dengan layanan teleradiologi, tenaga medis di berbagai daerah bisa mengakses hasil skrining secara real-time, memungkinkan diagnosis dan tindakan lebih cepat.

 

RS Fatmawati dan RSPON Jadi Percontohan

Proyek percontohan akan dijalankan di RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika terbukti efektif, teknologi ini akan diperluas ke lebih banyak fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Untuk memastikan kelancaran implementasi, dibutuhkan infrastruktur yang memadai, termasuk koneksi internet stabil, cloud hosting, serta sistem komunikasi pencitraan medis (PACS).

Lebih dari sekadar mempercepat deteksi dini, penerapan teknologi ini juga akan meningkatkan efisiensi layanan radiologi. Dengan berkurangnya ketergantungan pada film sinar-X fisik, penyimpanan dan distribusi data medis menjadi lebih praktis dan terstruktur. Inovasi ini diharapkan dapat meringankan beban tenaga medis dan memastikan pasien mendapatkan layanan lebih optimal.

 

Menggerakkan Komitmen Nasional untuk Eliminasi TB

Langkah ini selaras dengan kampanye GIATKAN (Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata) yang dicanangkan Kemenkes dalam rangka peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) 2025. Kampanye ini menegaskan komitmen nasional dalam eliminasi TBC sesuai Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021.

Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat.

“Eliminasi TB bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan deteksi dini, pengobatan tepat, serta dukungan sosial bagi pasien, kita bisa mengakhiri TBC di Indonesia. Saatnya kita bergerak bersama, giatkan komitmen dan aksi nyata untuk Indonesia bebas TBC!” tegasnya.

 

Target Eliminasi TB 2030

Sebagai bagian dari peringatan HTBS 2025, Kemenkes mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan edukasi dan mobilisasi deteksi dini TB, serta meningkatkan peran dalam eliminasi penyakit ini. Kampanye di media sosial dengan tagar resmi seperti #GIATKAN2025 dan #EliminasiTBC2030 juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran publik.

Kemenkes menegaskan bahwa keberhasilan program eliminasi TB tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga dukungan dari berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, pemerintah daerah, organisasi profesi, komunitas, dan media. Upaya bersama ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target Eliminasi TB 2030, membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya