Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan menjadi momen penuh makna bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, perubahan pola makan dan jam tidur selama puasa dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi wanita. Salah satu permasalahan yang sering dialami adalah haid tidak lancar.
Apa Saja Gejala Haid Tidak Lancar?
Mitra Dokter Spesialis Halodoc, dr. Gracia Merryane Rauw, Sp.OG menjelaskan bahwa di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami gejala haid tidak nyaman atau nyeri saat menstruasi berkisar antara 60-75 persen, terutama di kalangan wanita muda.
Advertisement
"Sebagian besar kasus ini adalah dismenore primer, yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh perubahan hormon dan kontraksi rahim yang kuat saat menstruasi," kata dr. Gracia dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 27 Maret 2025.
Advertisement
Menurut Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, selama Ramadan terjadi peningkatan konsultasi mengenai haid tidak lancar sebesar 16 persen.
"Selama Ramadan, perubahan gaya hidup dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang seringkali luput dari perhatian adalah kesehatan reproduksi. Melalui kampanye #SehatTanpaCobaan, Halodoc hadir untuk memudahkan masyarakat menjaga kesehatan secara proaktif,"Â ujar Fibriyani.
Gejala haid tidak lancar bisa meliputi:
- Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya
- Volume darah menstruasi yang terlalu sedikit atau terlalu banyak
- Nyeri perut hebat (dismenore)
- Munculnya flek di luar siklus haid
- Gangguan emosional seperti mudah marah atau sedih tanpa sebab yang jelas
Â
Tips Mengatasi Gejala Haid Tidak Lancar Saat Ramadan
Agar tetap nyaman menjalani ibadah puasa meskipun mengalami gejala haid tidak lancar, dr. Gracia memberikan beberapa tips berikut:
1. Tetap Terhidrasi
Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih saat sahur dan berbuka.
2. Konsumsi Makanan Bergizi
Perbanyak makanan kaya zat besi, seperti daging merah, bayam, dan kacang-kacangan untuk menjaga keseimbangan hormon.
3. Hindari Makanan Asin dan Manis Berlebihan
Makanan tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan, sementara gula berlebih bisa memperburuk perubahan suasana hati.
4. Olahraga Ringan
Aktivitas fisik seperti jalan santai atau yoga dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi nyeri haid.
5. Kelola Stres
Meditasi atau pernapasan dalam bisa membantu menurunkan stres yang dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon.
Namun, jika gejala semakin parah atau siklus haid terganggu dalam waktu lama, dr. Gracia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Â
Advertisement
Meningkatnya Kesadaran akan Perencanaan Keluarga
Selain masalah haid tidak lancar, Halodoc juga mencatat tren peningkatan konsultasi mengenai kontrasepsi sebesar 48 persen dalam satu minggu setelah Lebaran. Menurut dr. Gracia, tren ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga.
"Perencanaan keluarga yang baik dimulai dengan memilih metode kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk mendapatkan solusi terbaik, konsultasikan dengan dokter agar metode yang dipilih benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda," ujar dr. Gracia.
Sebagai layanan kesehatan digital, Halodoc menghadirkan berbagai solusi kesehatan yang mudah diakses, termasuk:
- Konsultasi dokter 24 jam dengan biaya terjangkau
- Layanan vaksinasi HPV di rumah oleh tenaga medis bersertifikat
- Pemesanan obat 100 persen asli dan vitamin booster untuk menjaga daya tahan tubuh
- Webinar interaktif tentang kesehatan reproduksi dan mental menjelang Lebaran
Â
