Hadirnya alat bantu seks mungkin membantu untuk orang-orang yang memiliki gangguan seksual. Mulai dari mainan seks sampai dengan robot seks.
Alat bantu seks bentuk robot bukanlah hal yang baru. Robot yang dinamakan Roxxxy untuk versi wanita dan Rocky untuk versi pria.
Douglas Hines dari TrueCompanion.com pada AVN Expo di Las Vegaslah yang mengenalkan mereka ke muka publik.
"Kami telah menciptakan kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan bentuk manusia seperti nyata," ujar Douglas Hines sikutip BBC, Senin (26/8/2013).
Dalam survei awal tahun ini, satu dari 11 orang mengatakan siap berhubungan seks dengan robot. Namun kritikus mengingatkan tidak boleh terlalu cepat menggunakan Roxxxy atau Rocky.
"Pertimbangkan kembali apakah seks dengan robot baik dilakukan atau tidak," kata Psikolog dan Profesor di Massachusetts Institute of Technology, Sherry Turkle.
Menurutnya robot tidak dapat menjanjikan dapat memecahkan masalah seksual dan perhatikan kembali nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam kenyataannya robot dengan harga mahal mencapai 9.000 dolar ini, rentan untuk jatuh dan rusak saat berada di permukaan yang tidak datar, dan daya tahan baterai singkat.
Pada tahun 2007, British chess player dan ahli artificial intelligence (AI) David Levy dalam bukunya Love and Sex with Robots, mengatakan "kita akan berhubungan seks dengan robot dalam lima tahun dan mampu jatuh cinta dengan mereka dalam 40 tahun ke depan".
Argumennya didasarkan pada perbaikan di bidang teknik robot dan pemrograman komputer dan ekstrapolasi dari pendapatan yang dihasilkan oleh industri pornografi setiap tahunnya.
David Levy berpendapat Robot tersebut akan menjadi layanan hebat bagi orang-orang.
Roxxxy memiliki berat sekitar 27 kilogram dengan tinggi 170cm dan dilengkapi dengan berbagai warna rambut. Tidak hanya itu Roxxxy didesain dengan anggota badan dan kulit yang dapat bergerak seperti manusia sesungguhnya.
Mr Hines mengatakan tujuan mengembangkan mesin kecerdasan robotnya untuk membantu seks sederhana dan hanya sebagai pendamping.
Namun Sherlly Turkle mengatakan pengalaman dengan robot tidak bisa menggantikan seperti manusia nyata yang hidup.
"Tidak peduli seberapa baik robot diprogram masih mesin, dan dia berbahan plastik dan logam humanoid tidak mampu menggantikan hal yang nyata," ungkapnya.
(Mia/Abd)
Â
Alat bantu seks bentuk robot bukanlah hal yang baru. Robot yang dinamakan Roxxxy untuk versi wanita dan Rocky untuk versi pria.
Douglas Hines dari TrueCompanion.com pada AVN Expo di Las Vegaslah yang mengenalkan mereka ke muka publik.
"Kami telah menciptakan kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan bentuk manusia seperti nyata," ujar Douglas Hines sikutip BBC, Senin (26/8/2013).
Dalam survei awal tahun ini, satu dari 11 orang mengatakan siap berhubungan seks dengan robot. Namun kritikus mengingatkan tidak boleh terlalu cepat menggunakan Roxxxy atau Rocky.
"Pertimbangkan kembali apakah seks dengan robot baik dilakukan atau tidak," kata Psikolog dan Profesor di Massachusetts Institute of Technology, Sherry Turkle.
Menurutnya robot tidak dapat menjanjikan dapat memecahkan masalah seksual dan perhatikan kembali nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam kenyataannya robot dengan harga mahal mencapai 9.000 dolar ini, rentan untuk jatuh dan rusak saat berada di permukaan yang tidak datar, dan daya tahan baterai singkat.
Pada tahun 2007, British chess player dan ahli artificial intelligence (AI) David Levy dalam bukunya Love and Sex with Robots, mengatakan "kita akan berhubungan seks dengan robot dalam lima tahun dan mampu jatuh cinta dengan mereka dalam 40 tahun ke depan".
Argumennya didasarkan pada perbaikan di bidang teknik robot dan pemrograman komputer dan ekstrapolasi dari pendapatan yang dihasilkan oleh industri pornografi setiap tahunnya.
David Levy berpendapat Robot tersebut akan menjadi layanan hebat bagi orang-orang.
Roxxxy memiliki berat sekitar 27 kilogram dengan tinggi 170cm dan dilengkapi dengan berbagai warna rambut. Tidak hanya itu Roxxxy didesain dengan anggota badan dan kulit yang dapat bergerak seperti manusia sesungguhnya.
Mr Hines mengatakan tujuan mengembangkan mesin kecerdasan robotnya untuk membantu seks sederhana dan hanya sebagai pendamping.
Namun Sherlly Turkle mengatakan pengalaman dengan robot tidak bisa menggantikan seperti manusia nyata yang hidup.
"Tidak peduli seberapa baik robot diprogram masih mesin, dan dia berbahan plastik dan logam humanoid tidak mampu menggantikan hal yang nyata," ungkapnya.
(Mia/Abd)
Â