Apa yang Salah dari Adanya Dokter Asing di RSUD Tangsel?

Pelayanan RS yang jadi terbengkalai, keberadaan dokter asing juga disebut mengganggu pertahanan negara.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Okt 2013, 19:59 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2013, 19:59 WIB
dokter-ilustrasi-130902b.jpg
Ribut soal pemecatan 5 dokter di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dan pemberian SP (Surat Peringatan) I dan II bagi 23 dokter di kota Tangerang Selatan kian rumit. Akibatnya jelas, selain pelayanan RS yang jadi terbengkalai, keberadaan dokter asing juga disebut mengganggu pertahanan negara.

Seperti disampaikan Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) wilayah Banten sekaligus Ketua Satuan Pengawas Internal di RSUD kota Tangsel, Dr. Hendrarto Sp. THT bahwa kalau di Amerika masalah kesehatan sangat diperhatikan negara karena berkaitan dengan pertahanan negara yang mengancam stabilitas negara. Contohnya saja virus. Virus ini bisa digunakan untuk mengancam suatu negara. Tapi bagaimana di Indonesia?

"Keberadaan dokter asing mungkin dipercaya sebagian orang dapat meningkatkan mutu dan pelayanan di sebuah rumah sakit. Tapi negara kita punya peraturan yang menuliskan bahwa dokter asing yang berpraktek harus memiliki izin dan sejumlah aturan yang harus dijalani dokter asing. Tapi apa yang terjadi? banyak dokter asing seperti diam-diam berpraktek 2-3 hari kemudian kembali lagi ke negaranya. Ini akan mengancam keberadaan dokter lokal," kata Hendrarto, seperti ditulis Kamis (3/10/2013).

Sementara menurut Hendrarto, regulasi yang dikeluarkan IDI sudah jelas. Dokter asing harus memiliki SIP (Surat Izin Praktek) dan harus mengurus sejumlah perizinan lainnya di KKI (Konsil Kedokteran Indonesia).

"Dokter asing yang berpraktek di Indonesia harus dipilih selektif. Jangan sampai mereka yang berpraktek memiliki kelebihan yang sama dengan dokter lokal. Buat apa? Kalau ini yang terjadi, jelas mereka kesini bukan dalam rangka transfer knowledge atau alih teknologi seperti yang ramai diperbincangkan. Dan sekalipun mereka alih teknologi, kenapa di RS daerah bukannya di RS pendidikan?," jelas Hendrarto.

Melihat hal tersebut, Hendrarto mengaku khawatir jika keberadaan dokter asing di RSU Tangsel hanya mengancam kemampuan dokter lokal.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya