Jangan Remehkan Gangguan Penglihatan di Usia Senja

Banyak orang usia 50an mungkin tidak mengetahui mereka mempunyai AMD, jika tidak diobati akan berisiko kebutaan karena ada luka di retina.

oleh Kusmiyati diperbarui 23 Nov 2013, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2013, 18:00 WIB
gangguan-penglihatan-131120b.jpg
Seiring bertambahnya usia fungsi indra penglihatan akan mengalami penurunan. Sayang, hal ini sering diabaikan. Menurut Konsultan Layanan Vitreoretina di Singapore National Eye Centre (SNEC), dr. Laurence Lim dalam surelnya kepada Liputan6.com mengatakan kondisi mata tersebut lebih dikenal dengan Age Macular Degeneration (AMD)

"Banyak orang yang lebih tua mungkin tidak mengetahui mereka menderita AMD. Jika tidak diobati dan dibiarkan terlalu lama akan ada beberapa luka pada retina dan dapat memicu pada kebutaan," katanya ditulis Sabtu (23/11/2013).

Lim menambahkan, mereka mungkin melewatkan adanya perubahan kecil dalam penglihatan, dan salah mengasumsikannya menjadi gejala yang disebabkan oleh penuaan. Untuk menghindari hal buruk, perlu diperhatikan gejalanya. 

Menurut Lim, pada tahap-tahap awal, bintik kecil kuning yang diketahui sebagai drusen mungkin muncul di bawah retina seorang pasien. Bintik-bintik ini dapat diobservasi hanya setelah suatu pemeriksaan maya.

“Meskipun bintik-bintik adalah gejala awal AMD, kondisi ini biasanya tidak bergerak pada apa pun yang lebih serius. Sebagian besar pasien tidak akan memerlukan perawatan mata pada titik ini,” kata Dr Laurence Lim.

Ketika kondisi berlanjut semakin buruk penglihatan pun menjadi terganggu. Sebuah garis lurus mungkin tiba-tiba terlihat bergelombang, atau bebeberapa kata mungkin tidak terlihat, khususnya jika mereka ada dalam pusat penglihatan atau titik fokus.

“Benda-benda di sekitarnya mungkin Nampak jelas, tetapi ketika pasien mencoba untuk memusatkan perhatian, contohnya, wajah seseorang, mereka akan melihat sebuah noda gelap dimana wajah tersebut seharusnya berada. Pasien dengan AMD sangat jarang buta total,” katanya.

Gejala-gejala seperti itu biasanya memengaruhi hanya satu mata pada awalnya. "Hal tersebut menjadi tidak disadari kecuali individu yang terpengaruh kebetulan menutup mata yang terpengaruh. Ketika kondisi berlanjut maka gejala akan menjadi lebih kentara hingga kehilangan di pusat penglihatan," ujarnya.

Menurut dr. Lim orang-orang berusia 50 tahun ke atas yang paling rentan terhadap AMD. Penyakit ini terjadi hasil dari penuaan sel-sel dalam retina yang progresif yakni ada lapisan tipis dari jaringan “fotografis” yang terbentuk di dalam dinding belakang mata.

AMD dibagi menjadi dua tipe yaitu kering dan basah yang lebih umum terjadi yaitu bentuk kering. Kerusakan pada retina terjadi secara bertahap dan pasien mulai kehilangan sedikit penglihatan pusat dari tahun ke tahun.

"Saat ini, tidak ada pengobatan bagi AMD kering, tetapi para pasien belajar untuk beradaptasi dengan kondisi mereka dengan belajar tidak melihat langsung pada obyek yang ingin dipusatkan. Layanan Rabun di SNEC membantu para pasien untuk mengatasi kondisi mereka," jelasnya.

Sedangkan pada AMD basah, penglihatan akan lebih cepat hilang. Hal tersebut terjadi karena pembuluh darah yang berkembang di bawah retina bocor atau pendarahan terjadi di dalam retina. Untuk meningkatkan penglihatan secara signifikan menurut dr. Lim pengobatan idealnya harus dimulai sebelum luka terjadi, bukan menunggu sampai penglihatan mereka semakin menurun.

(Mia/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya