`Baby Led Weaning`, Fenomena Ibu-ibu Pamer Bayi Makan Sendiri

Baby led weaning tidak cocok dilakukan untuk bayi di usia enam bulan apalagi di Indonesia, karena kebiasaan tersebut lebih banyak ruginya.

oleh Kusmiyati diperbarui 29 Des 2013, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2013, 14:00 WIB
bayi-makan-130619b.jpg
Fenomena `baby led weaning` atau aktivitas anak makan sendiri kini banyak diunggah ke jejaring sosial youtube oleh para ibu di luar negeri. Namun menurut Sekertaris Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Sri Sudaryati Nasar, SpA (K) tidak cocok dilakukan pada bayi usia enam bulan apalagi di Indonesia.

"Mungkin kalau di luar negeri jadi fenomena, tapi tidak akan di Indonesia. Bayangkan baby led weaning dilakukan bayi usia enam bulan bisa-bisa nanti tersedak dan tidak cocok di Indonesia kebanyakan para ibu kan perkenalkan makanannya lebih yang pure atau cair. Dan nanti kalau begitu tidak ada asupan zat besi atau nutrien dan mikronutriennya tidak tercukupi kalau anak makan sendiri," kata dr. Sri.

Dikutip Babyledweaning, Minggu (29/12/2013) cara ini terbilang sederhana untuk membiarkan anak makan dengan sendiri di awal penyapihan ASI. Makanan seperti buah dipotong-potong kemudian diletakan di depan anak untuk kemudian diambil anak dan makan sendiri.

Istilah tersebut diciptakan oleh Gill Rapley yang pernah menjadi petugas kesehatan dan bidan. Menurut penelitian kebanyakan bayi meraih makanan di sekitar enam bulan, namun menurut dr. Sri baby led weaning cocok dilakukan untuk bayi yang sudah berusia satu tahun.

"Kalaupun ingin baby led weaning ya usianya sudah satu tahun, itu juga perlu pengawasan dan perhatian yang ketat oleh para ibu. Jangan lengah takut tersedak dan sekejap menimbulkan masalah pada saluran pernapasan. Memang usia enam bulan itu bayi sudah dikenalkan makanan tetapi belum yang terlalu padat di usia belum enam bulan. Makanan itu dikenalkan bertahap cair, agak kental, kental kemudian padat," kata dr. Sri menjelaskan.

Menurut dr. Sri, `baby led weaning` lebih banyak ruginya daripada keuntungannya. "Itu banyak ruginya daripada untungnya, bisa tersedak belum lagi kebersihan makanan. Kalau digeletakan saja itu kan belum tentu bersih. Para ibu yang melakukannya benar-benar perlu pengetahuan untung ruginya," ujar dr. Sri.

Dr. Sri mengatakan ada hal yang harus dipelajari bayi ketika proses penyapihan dimulai yaitu kesiapan fisik, fisiologik dan psikologik. "Para ibu sebelum memberikan makanan perlu tahu dulu siap atau tidak. Kesiapan fisiknya seperti mampu menahan kepala tetap tegak, mampu menjaga keseimbangan badan sementara tangan meraih benda di dekatnya, saluran pencernaan dan ginjal sudah baik dan sudah mengerti makanan dengan melihat terus menerus. Kalau sudah begitu baru boleh dikenalkan dengan makanan selain ASI tetapi diberikan di usia di atas enam bulan," jelasnya.

(Mia/Abd/*)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca Juga:

Ini Tanda Bayi Lapar atau Kenyang

Saat Beri Makan Bayi, Jangan Campur Nasi dengan Lauk!

Hindari Makanan ini, Berbahaya untuk Anak!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya