6 Cara Mencuci Tangan yang Salah, Buat Rentan Terhadap Kuman

Terkadang banyak orang yang meremehkan kegiatan cuci tangan mereka.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 07 Mei 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2019, 11:30 WIB
20151021-Ilustrasi mencuci tangan
Ilustrasi mencuci tangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sentuhan adalah salah satu cara orang berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Melalui sentuhan itulah tangan menjadi terkena ribuan kuman dan bakteri berbahaya setiap hari. Mencuci tangan dengan benar dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme ini.

Mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir dapat mencegah penyakit. Penyakit-penyakit ini berkisar dari infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia hingga infeksi lambung yang menyebabkan diare. Banyak dari kondisi ini dapat berakibat fatal bagi beberapa orang, seperti bayi dan anak-anak.

Terkadang banyak orang yang meremehkan kegiatan mencuci tangan mereka. Akibatnya, kuman tidak sepenuhnya lenyap dari tangan dan makin berkembang pada tubuh. Cuci tangan yang tidak benar dapat membuat Anda rentan terhadap kuman. Berikut kesalahan umum saat mencuci tangan yang berhasil Liputan6.com lansir dari Reader's Digest, Selasa (7/5/2019).

Waktu mencuci dan melewatkan celah jari

cuci tangan
cuci tangan/unsplash

Waktu mencuci

Menurut Centers for Disease Control and Prevention AS, sebuah penelitian di Michigan State University baru-baru ini menemukan bahwa 95 persen orang tidak mencuci tangan cukup lama untuk membunuh kuman secara efektif yaitu 20 detik menggosok dengan sabun dan air.

Studi Michigan State University menemukan, waktu mencuci tangan rata-rata hanya sekitar enam detik. Terlebih lagi, 15 persen pria dan 7 persen wanita sama sekali tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar kecil.

Melewatkan celah jari

Jika Anda hanya menggosok sabun di antara telapak tangan, membilas, dan mengulangnya terus saat mencuci tangan, tangan Anda mungkin masih kotor. Kuman suka bersembunyi di bawah kuku, di celah, dan di antara jari, jadi Anda harus menggosok area ini setiap kali Anda mencuci tangan.

Pastikan untuk menggosok dengan kuat untuk mendapatkan busa yang baik. Gesekan adalah kunci untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan mikroba dari kulit.

Tidak benar-benar mengeringkan tangan

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Teknik mencuci tangan yang baik juga bergantung pada proses pengeringan tangan. Kuman suka berkembang biak dalam kelembapan. Meninggalkan kamar kecil dengan tangan yang masih lembab dapat membuatnya lebih mudah untuk mengambil mikroba kuman dari permukaan berikutnya yang Anda sentuh.

Jika Anda memiliki pilihan tisu atau blower udara, pilih tisu. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings pada tahun 2012, para peneliti menganalisis semua studi mencuci tangan yang dilakukan sejak tahun 1970. Makalah ini menyimpulkan bahwa tisu lebih unggul daripada blower udara yang akan memercikkan kuman dan membuat kering tangan.

Hanya mencuci setelah menggunakan kamar mandi

Salah Mencuci Tangan, Sia-sia Belaka
Salah Mencuci Tangan, Sia-sia Belaka

Begitu Anda menyentuh permukaan publik seperti tombol lift, kenop pintu, ATM, atau tiang gedung, Anda berisiko mengambil kuman atau bakteri. Kebanyakan orang hanya mencuci tangan usai menggunakan toilet, tetapi Anda harus mencuci secara berkala sepanjang hari, terutama selama musim hujan dan flu.

Untuk saat-saat ketika tidak dapat menjangkau wastafel, taruh sebotol pembersih tangan di tas atau laci meja Anda. Sebuah pembersih dengan kadar alkohol setidaknya 60 persen efektif membunuh banyak jenis kuman.

Menggunakan air panas dan menyentuh permukaan lain segera setelah mencuci

Salah Kaprah tentang Mencuci Tangan
Salah Kaprah tentang Mencuci Tangan

Menggunakan air panas

Meskipun ada kepercayaan luas bahwa Anda membutuhkan air panas untuk membunuh kuman-kuman tangan, air suam-suam kuku atau bahkan air dingin juga akan melakukan pembersihan tangan dengan baik.

Sebuah studi baru-baru ini oleh para peneliti di Vanderbilt University di Tennessee menemukan bahwa air dingin mengurangi kadar bakteri sama seperti air panas, selama tangan digosok, dibilas, dan dikeringkan dengan benar.

Menyentuh permukaan lain segera setelah mencuci

Menurut sebuah studi 2011 dari NSF International, organisasi kesehatan dan keselamatan publik, sembilan persen dari gagang pintu kamar mandi di rumah diuji positif untuk bakteri coliform. Karena permukaan yang lembab adalah tempat berkembang biaknya kuman, segera keringkan tangan sebelum menyentuh permukaan lain.

Tidak membilas sabun batang sebelum digunakan

cuci tangan
ilustrasi mencuci tangan/copyright Pexels/Burst

Menurut CDC, satu studi mengatakan bahwa organisme patogen dapat bersembunyi di sabun batangan selama dan setelah digunakan. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri mungkin untuk ditransfer ke tangan Anda dari sabun selama penggunaan. Tetapi ada langkah-langkah tambahan yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa kuman-kuman ini tidak menempel di tangan Anda.

"Bakteri hidup cukup bahagia di lendir sabun batangan, tetapi melakukan beberapa hal sederhana akan membuatnya tidak berbahaya bagi kesehatan," kata Elaine L. Larson, PhD, rekan senior dekan bidang keilmuan dan penelitian serta profesor dari epidemiologi dan penelitian keperawatan di Sekolah Keperawatan Universitas Columbia, menjelaskan kepada Huffington Post.

Bilas sabun batang dengan air mengalir sebelum membersihkan kotoran kuman. Dan selalu simpan sabun dari air seperti jauh dari bak mandi basah. Dengan begitu, tidak ada lingkungan lembab bagi kuman untuk berkumpul di batang sabun.

Berpikir sabun antibakteri lebih baik daripada sabun biasa

3 Alasan Mengapa Anda Harus Cuci Tangan Pakai Sabun
3 Alasan Mengapa Anda Harus Cuci Tangan Pakai Sabun

Menurut Food and Drug Administration (FDA) AS, sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa sabun antibakteri lebih baik dalam mencegah penyakit dan penyebaran infeksi lebih baik daripada sabun biasa.

Faktanya, FDA mengeluarkan aturan final yang menyatakan bahwa produk-produk pencuci antiseptik (termasuk cairan, busa, sabun tangan gel, sabun batangan, dan pencuci tubuh) berlabel "antibakteri" dengan bahan-bahan seperti triclosan tidak akan lagi ada di pasaran karena pabrik tersebut tidak lagi tidak dapat membuktikan keefektifan atau keamanan menggunakan bahan-bahan ini selama periode waktu yang lama.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa triclosan dapat membuat tubuh kebal antibiotik. Sementara penelitian pada hewan menunjukkan bahwa triclosan dapat mengubah cara beberapa hormon bekerja di dalam tubuh, yang berpotensi menimbulkan efek pada manusia. FDA mendesak produsen untuk mengubah formula produk mereka yang mengandung 19 bahan aktif "antibakteri" lain ini atau jika tidak mereka tidak lagi tersedia untuk konsumen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya