SD di Korea Selatan Ini Ajak Lansia Daftar Sekolah, Alasannya Tak Terduga

SD sendiri adalah pendidikan yang harus dilewati oleh setiap anak-anak dengan usia mulai dari 7 hingga 13 tahun atau sekitar 6 tahun lamanya.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 12 Jun 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 20:10 WIB
Sekolah Lansia
Sekolah Lansia (sumber: newyorktimes)

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan memang sangat penting bagi manusia. Bukan hanya untuk individu tapi juga penting untuk bangsa dan negara. Setelah taman kanak-kanak, SD atau Sekolah Dasar menjadi pendidikan formal yang harus ditempuh. SD sendiri adalah pendidikan anak formal ini harus dilewati oleh setiap anak-anak dengan usia mulai dari 7 hingga 13 tahun atau sekitar 6 tahun lamanya.

Unik ada sebuah Sekolah Dasar di Korea Selatan yang isinya tidak hanya anak berumur 7 hingga 13 tahun. Kira-kira siapa saja yang bersekolah di sana? Ternyata sebuah sekolah di daerah Daegu, Korea Selatan berisikan para lansia, seperti yang Liputan6.com lansir dari New York Times, Rabu (12/6/2019). Korea Selatan sendiri sekarang ini mengalami penurunan jumlah penduduk di beberapa daerah, salah satunya Daegu.

Fenomena penyusutan jumlah penduduk ini sampai-sampai membuat sejumlah sekolah nyaris tak memiliki murid. Selama satu dekade terakhir, angka kelahiran bayi di Korea Selatan merosot tajam hingga dinilai mengancam kelangsungan populasinya. Perbandingan jumlah bayi dan wanita di Korea Selatan pada 1960 berkisar di angka enam bayi per wanita.

Berkurangnya Jumlah Penduduk

Sekolah Lansia
Sekolah Lansia (sumber: newyorktimes)

Saat ini jumlah rata-ratanya hanya satu sampai dua bayi per wanita. Angka ini lebih rendah dari standar, yakni tiga bayi per wanita, yang dinilai cukup untuk membantu menjaga jumlah populasi tanpa proses migrasi. Berkurangnya tingkat kelahiran bayi turut berimbas pada dunia pendidikan di Korea.

Sejumlah sekolah terancam tutup, karena tidak memiliki cukup murid. Salah satunya di sekolah dasar Daegu yang berlokasi di kawasan Gangjin. Di era 1980-an, sekolah ini memiliki 90 murid di masing-masing kelasnya. Namun kini, Daegu hanya memiliki total 22 murid. 22 murid ini bukan lah jumlah dari setiap kelasnya melainkan jumlah keseluruhan dari satu sekolah. Bahkan, bangku kelas empat dan lima hanya diisi masing-masing satu orang murid.

Menurut kepala sekolah SD Daegu Lee Ju-young, sekolah sangat kuwalahan untuk mencari murid. Bahkan terkadang pihak sekolah harus berkeliling desa untuk mencari murid yang mau bersekolah. Namun, Lee Ju-young punya ide unik. Ia memutuskan untuk menerima pendaftaran murid bagi kaum lansia. Keputusan ini disambut antusias oleh sejumlah warga sekitar.

SD untuk Lansia

Sekolah Lansia
Sekolah Lansia (sumber: newyorktimes)

Sebanyak delapan nenek berusia 56 sampai 80 tahun mendaftarkan diri sebagai murid di Daegu. Salah satu murid baru di SD Daegu, yakni Hwang Wol-geum, nenek berusia 70 tahun yang kini duduk di bangku kelas satu.

Hwang Wol-geum yang sepanjang hidupnya buta huruf, mengingat kembali masa kecilnya yang tidak dapat menikmati bangku sekolah karena harus mengurus ternak milik keluarga dan merawat adik-adiknya.

Saat ini, Hwang Wol-geum memiliki enam orang anak, semuanya ia sekolahkan hingga jenjang perguruan tinggi. Saat ditanya mengenai motivasinya, Hwang Wol-geum menjawab, "Saya ingin bisa menulis surat untuk anak-anak saya, saya sudah memimpikan ini sejak dulu.".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya