Liputan6.com, Jakarta Umat Islam yang tengah menjalankan puasa Ramadan perlu tahu bahwa ada hal-hal yang dapat membatalkan puasanya.
Pasalnya, ibadah dapat dianggap sah jika terhindar dari segala hal yang dapat merusaknya atau membatalkannya. Begitu pula dalam puasa, orang harus menjaga dirinya dari segala yang membatalkannya agar puasanya sah dan diterima Allah swt.
Advertisement
Baca Juga
Syekh Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam Fathul Qarib penjelas kitab Taqrib, menyebut, puasa seseorang dapat batal karena salah satu dari 10 hal.
Advertisement
Adapun 10 hal yang dapat membatalkan puasa sebagaimana dijelaskan Syekh Ibnu Qasim dalam kitabnya, dilansir NU Online, Selasa (4/3) adalah sebagai berikut:
- Masuknya sesuatu ke tubuh lewat lubang-lubang. Orang sadar (tidak dalam kondisi lupa) memasukkan sesuatu ke lubang anggota tubuh. Misalnya, memasukkan makanan dan minuman ke dalam tubuh lewat mulut, memasukkan korek kuping ke telinga, memasukkan sesuatu ke sabilain (dua jalan, qubul dan dubur/alat kelamin dan anus).
- Masuknya sesuatu ke tubuh melalui sesuatu yang pada asalnya tidak berlubang. Masuknya sesuatu ke kepala melalui luka, misalnya, yang sampai pada kulit atau selaput otak.
- Huqnah, yaitu memasukkan obat ke dalam tubuh melalui anus atau alat kelamin.
Selanjutnya
- Sengaja muntah. Tindakan yang dilakukan dengan tujuan agar dirinya muntah, seperti memasukkan tangan ke mulut sampai ke bagian dalam, putar-putar sampai pusing, berolahraga terus-menerus hingga kelelahan dan akhirnya bisa muntah.
- Sengaja berhubungan badan. Maksudnya, berhubungan badan yang sengaja dilakukan dalam kondisi berpuasa. Apalagi puasa yang sedang dijalani adalah puasa Ramadan, maka kafarahnya lebih berat lagi.
- Sengaja mengeluarkan mani. Maksudnya mengeluarkan air mani dengan disengaja melalui tangannya, atau melalui sebab yang lain semisal onani dan masturbasi. Berbeda jika air mani keluar tanpa disengaja, seperti mimpi basah ketika tidur (ihtilam), hal tersebut tidak membatalkan puasa.
Advertisement
Berikutnya
- Haid atau datang bulan.
- Nifas, maksudnya ketika seorang perempuan saat sahur ia masih suci, akan tetapi ketika siang hari atau sebelum waktu berbuka, lalu mengalami haid atau nifas maka puasanya batal.
- Gila atau hilang akal. Orang yang gila meskipun sebentar, maka batal puasanya. Demikian pula orang yang hilang ingatan karena mengalami ayan atau mabuk sepanjang hari, dari menjelang subuh hingga maghrib, maka batal puasanya.
- Murtad, orang sengaja keluar dari agama Islam, meskipun tidak makan dan minum sampai maghrib, puasanya dianggap tidak sah.
“Ibnu Qasim Al-Ghazi menegaskan, siapa saja yang mengalami hal-hal tersebut di tengah-tengah puasanya, maka puasanya batal,” Ustaz Muhammad Habib Zainul Huda di laman NU Online, dikutip Selasa (4/3/2025).
Manfaat Puasa bagi Kesehatan
Puasa Ramadan adalah ibadah yang menyehatkan tubuh. Berpuasa diyakini dapat mengatur kolesterol jahat hingga menormalkan gula darah.
Melansir Cleveland Clinic, beberapa manfaat puasa Ramadan dijelaskan sebagai berikut:
Kolesterol Jahat Berkurang
Banyak orang ingin menurunkan berat badan dengan berpuasa. Namun, penelitian menemukan bahwa puasa juga mempengaruhi profil lipid.
“Hal ini menyebabkan berkurangnya kolesterol darah, yang dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya,” mengutip laman Cleveland Clinic, Sabtu (1/3/2025).
Menekan Nafsu Makan
Nafsu makan yang terbatas karena tengah menjalankan kewajiban puasa dapat memberikan perubahan positif pada gaya hidup dan sistem pencernaan.
Saat tubuh terbiasa makan lebih sedikit, sistem pencernaan mendapat kesempatan untuk beristirahat dan ukuran perut secara bertahap menyusut. Ini mengurangi nafsu makan dan hasilnya bisa bertahan lebih lama dibandingkan kebanyakan tren diet.
Detoksifikasi Tubuh Sebulan Penuh
Puasa selama sebulan tidak hanya membuat tubuh menggunakan cadangan lemak, tetapi juga membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak.
Dengan perbaikan sistem pencernaan selama sebulan, tubuh dapat melakukan detoksifikasi secara alami dan memberi kesempatan untuk melanjutkan gaya hidup yang lebih sehat setelah Ramadan.
Meningkatkan Suasana Hati
Puasa Ramadan juga dinilai dapat meningkatkan suasana hati dan kejernihan mental.
Puasa dapat menjadi metode 'supercharging' otak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak baru, yang pada gilirannya mempertajam respons terhadap informasi di sekitar.
Studi juga menunjukkan bahwa puasa dapat membuat otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan mood, daya ingat, bahkan kapasitas belajar.
Advertisement
