Liputan6.com, Jakarta Kelompok pengusaha peternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) menjamin program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak akan membuat stok daging ayam di pasaran berkurang.
Ketua Umun GPPU Achmad Dawami mewajari jika kebutuhan daging ayam untuk program Makan Bergizi Gratis saat ini belum banyak. Lantaran, ia menilai program tersebut baru akan masif terdistribusi antara 1-2 tahun ke depan.
Baca Juga
"Sehingga jumlah yang dibutuhkan MBG itu tidak akan mempengaruhi stok daripada ayam," ujar Dawami usai mengadakan rapat bersama pemerintah di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Advertisement
Ke depan, ia juga meyakini MBG tak akan membuat stok daging ayam di pasaran langka. Sebab, tidak semua menu Makan Bergizi Gratis di setiap daerah bakal menyajikan potongan ayam ataupun produk turunannya.
"MBG itu juga tidak akan mungkin ayam semuanya dong, ya kan? Tergantung dari daerahnya, tergantung dari hobinya orang. Kalau telur memang ada potensi, karena telur itu paling mudah dimasak dan paling mudah diolah," ungkapnya.
Distribusikan Sesuai Standar
Di sisi lain, Dawami pun memastikan kelompok peternak bakal mendistribusikan ayam potong berkualitas sesuai standar. Selaras dengan tujuan program MBG untuk meningkatkan konsumsi protein bagi para siswa.
"Tinggal bagaimana MBG ini disalurkan melalui rumah-rumah potong yang berkualitas, dengan higienitas yang bagus. Kalau di prosesnya, dalam proses pemasakannya atau pemotongannya itu dengan higienik, sampai di sasaran itu proteinnya masih bagus," paparnya.
Dawami juga menyatakan, hampir seluruh peternak bakal terlibat untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis milik pemerintah.
"Peternak yang dilibatkan berapa banyak pak? Banyak kali. Jadi, sekarang hampir semua peternak itu akan terlibat. Karena banyak sekali perusahaan-perusahaan yang sudah bermitra dengan peternak," tutur dia.
Butuh Tambahan Rp 100 Triliun
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menghitung, butuh tambahan anggaran senilai Rp 75 triliun sampai Rp 100 triliun untuk makan bergizi gratis (MBG). Guna melayani 82,9 juta penerima manfaat MBG yang ditargetkan terwujud pada akhir 2025.
Dadan menyebut tambahan anggaran makan bergizi gratis itu di antaranya untuk membiayai operasional, belanja bahan baku, pelatihan, dan memperluas jaringan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas mengoperasikan dapur-dapur umum makan bergizi gratis.
"Nanti (pencairannya) kami proses kalau infrastruktur sudah siap," kata Kepala BGN dilansir dari Antara.
Ada mekanisme anggaran yang harus dilewati Badan Gizi Nasional (BGN) sebelum menerima tambahan anggaran, di antaranya mencakup persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dadan mengklaim sejauh ini Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan dengan tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun itu. "Ya itu kan memang sudah dianggarkan," kata Dadan.
Advertisement
Tergantung Infrastruktur Pendukung
Jika nantinya infrastruktur pendukung MBG, termasuk tambahan SPPG dan dapur-dapur umumnya mulai beroperasi September 2025, maka BGN dapat menerima tambahan anggaran sampai Rp 100 triliun. Tetapi jika siapnya Oktober, maka tambahan anggarannya Rp 75 triliun.
"Intinya (tambahan anggaran) untuk menyelenggarakan program makan bergizi, di situ ada bahan baku, operasional, dan lain-lain," kata Dadan.
Anggaran untuk makan bergizi gratis dialokasikan senilai Rp 71 triliun untuk periode Januari sampai dengan April 2025 dengan target penerima manfaat sebesar 3 juta anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
