Liputan6.com, Jakarta Tata cara khutbah shalat Jumat perlu disimak dengan teliti oleh calon khatib. Khatib merupakan seseorang yang menyampaikan khutbah pada waktu shalat Jumat. Menjadi khatib pada dasarnya adalah perwakilan yang hukumnya fardhu kifayah.
Baca Juga
Seorang khatib harus bisa memberi nasihat, peringatan serta ajaran tentang Agama Islam. Oleh karena itu, calon khatib harus benar-benar memahami tata cara khutbah shalat Jumat dengan tepat sebelum naik ke atas mimbar.
Advertisement
Karena menjadi panutan, maka dirinya harus mampu memberikan peringatan atau nasihat dan wasiat kebenaran untuk jamaah-nya. Dengan begitu, jamaah shalat Jumat nantinya dapat menilai segala apa yang diperbuat khatib, baik disadari maupun tidak.
Mendengarkan dua khutbah shalat Jumat dan shalat berjamaah dua rakaat merupakan rukun shalat Jumat. Karena mendengarkan khutbah merupakan salah satu syarat sah shalat Jumat, maka penting bagi calon khatib untuk mengetahui tata cara khutbah shalat Jumat.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/1/2020).
Syarat Khutbah Shalat Jumat
Sebelum mengenal secara detail tata cara khutbah shalat Jumat, ada baiknya mengenal terlebih dahulu ketentuan lainnya seperti syarat khutbah shalat Jumat. Khutbah pada shalat Jumat merupakan bagian dari rukun shalat Jumat.
Khutbah Jumat disampaikan oleh seorang khatib. Penyampaian khutbah Jumat terbagi menjadi dua sesi. Syarat-syarat dua khutbah Jumat ada 10. Syarat tersebut antara lain adalah:
1. Khatib harus laki-laki.
2. Khatib yang memberikan khutbah harus suci dari hadas besar dan kecil.
4. Khatib harus menutup aurat.
5. Khatib harus berdiri apabila mampu.
6. Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah azan ke-2 shalat Jumat.
7. Isi rukun khutbah baik khutbah pertama dan khutbah kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah laki-laki.
8. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan dirinya sebentar di antara dua khutbah.
9. Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan shalat jumat.
10. Rukun-rukun khutbah jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab.
Advertisement
Rukun Khutbah Shalat Jumat
1. Bacaan Alhamdulillah. Khutbah Shalat Jumat harus (wajib) dimulai dengan bacaan hamdalah, yakni lafadz yang memuji Allah SWT. Misal lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
2. Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW wajib dilafadzkan dengan jelas, minimal paling tidak ada ucapan shalawat. Misal seperti, shalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. Berikut salah satu contoh shalawat nabi
“Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.”
3. Membaca Dua Kalimat Syahadat.
4. Ajakan untuk Taqwa pada Allah SWT. Yang dimaksud adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Untuk Lafadznya bisa lebih bebas. Misal seperti dalam bentuk kalimat: “marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa.” atau “Takutlah kalian kepada Allah SWT.” Dapat juga membaca bacaan berikut:
“yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun”
5. Membaca ayat suci Al-Qur’an pada salah satu khutbahnya. Pada saat khutbah hendaknya membaca ayat suci Al-Quran ninimal satu kalimat dari ayat-ayat suci Al-Quran tersebut.
Adab Khatib Shalat Jumat
Adab khatib sebelum azan dikumandangkan:
1. Berangkat menuju masjid dengan hati dan pikiran yang tenang.
2. Jika sudah sampai di masjid, untuk menunggu waktu shalat Jumat dianjurkan untuk melakukan shalat sunah sebelum duduk.
3. Khatib sebaiknya percaya diri dan merasa terhormat karena berkhutbah adalah tugas keagamaan yang penting.
4. Naik dan berdiri di mimbar dengan khusyu dan mengingat Allah dengan berdzikir, sehingga dapat membangun suasana yang sakral.
5. Menatap jamaah dan mengucapkan salam.
6. Duduk sejenak untuk mendengarkan azan.
Adab khatib setelah azan dikumandangkan:
1. Sampaikan khutbah dengan sikap tawadlu, tidak menunjukkan arogansi, dan tidak menyampaikan khutbah seperti orasi.
2. Materi yang disampaikan adalah materi yang bermanfaat.
3. Memberikan isyarat kepada jamaah untuk berdoa, bisa dengan memberi isyarat untuk mengangkat tangan sehingga jamaah pun bisa mengamini doa tersebut.
Adab khatib setelah iqamat:
1. Khatib turun dari mimbar.
2. Pastikan kondisi tenang dan bertakbir.
3. Dianjurkan membaca dengan tartil.
Advertisement
Tata Cara Khutbah Shalat Jumat
Setelah memahami syarat, adab, dan rukun khutbah shalat Jumat, selanjutnya akan dilanjutkan dengan tata cara khutbah shalat Jumat.
Ada tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah dianjurkan. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah Jumat sesuai anjuran Rasul.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan dipraktikkan:
1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah mengucapkan salam. Setelah berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
2. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam, maka suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
3. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.
4. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Saat berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
5. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
6. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi shalat Jumat.
7. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.
8. khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Saat mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.