Liputan6.com, Jakarta Penelitian sains telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan di seluruh dunia mengungkap berbagai rahasia pengetahuan yang tidak diketahui sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Untuk melakukan penelitian sains biasanya membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Selain itu juga dapat menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Namun semua itu dilakukan demi dapat memajukan kehidupan manusia.
Banyak ilmuwan dari berbagai negara yang mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya demi perkembangan sains. Meski demikian, tidak jarang ada penelitian sains yang belum terselesaikan dan terus berlanjut meskipun sudah berlangsung lama.
Bahkan ada berbagai penelitian sains yang sudah dilakukan lebih dari seratus tahun dan masih berlanjut hingga saat ini. Penelitian itu dilakukan oleh para ilmuan lintas generasi karena rentang waktu yang cukup lama. Berikut 6 penelitian sains terlama di dunia yang berlangsung hingga ratusan tahun, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (17/5/2020).
1. Menguji kandungan pupuk
Riset yang menguji berbagai efek pupuk buatan dan pupuk organik pada produksi tanaman sejak 1843 adalah salah satu contoh bukti, bahwa riset jangka panjang memerlukan pengumpulan data yang berlimpah. Penelitian bermula dari John Lawes hingga Andy Macdonald yang mewarisi data pada 2008.
Riset agrikultural ini dilakukan di suatu desa perkebunan di utara London, Inggris bernama Rothamsted. Dari data yang 'dituai', sejauh ini pupuk nitrogen punya pengaruh terkuat, diikuti dengan fosfor.Panenan data Rothamsted telah mencapai 300.000 tanaman yang diawetkan serta sampel tanah. Pada 2003, ilmuwan mengekstraksi DNA dua patogen gandum, dari data yang diambil di 1843 dan menemukan efek dominan emisi sulfurdioksida oleh industri.
Advertisement
2. Penelitian E. Coli
E. Coli merupakan nama salah satu bakteri yang sering membawa penyakit. Penelitian terhadap bakteri ini sudah dilakukan sejak tahun 1988 dan telah melihat sekitar lebih dari 60 ribu jenis bakteri E. Coli. Hasil penelitian tersebut menemukan berbagai hal menarik dari bakteri itu. Salah satunya adalah dari mana sumber tenaga bakteri E. Coli tersebut.
3. Gunung Vesuvius
Gunung Vesuvius adalah satu-satunya gunung berapi aktif di Eropa Daratan yang terletak di sebelah timur Napoli, Italia. Pada awalnya, tujuan memonitor gunung Vesuvius adalah untuk berjaga-jaga terhadap bencana alam.
Namun kesempatan itu kemudian digunakan sekaligus untuk mempelajari tentang aktivitas gunung berapi. Penelitian itu sudah berlangsung sekitar 180 tahun yang dimulai sejak 1841.
Advertisement
4. Melihat matahari
Jika diperhatikan, penelitian ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 400 tahun silam, yakni ketika Galileo Galilei masih hidup. Dengan cara menghitung titik hitam di bintang tersebut, para peneliti berharap bisa memahami kehadiran black spot yang ada pada matahari. Mengingat hingga sekarang tidak ada penjelasan detail mengenai hal itu.
5. Studi perkembangan manusia
Harvard University memiliki satu studi yang sudah berjalan cukup lama, yakni sekitar 80 tahun. Penelitian itu mencoba memperhatikan perkembangan seseorang. Para peneliti mencoba melihat apa saja aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan seorang manusia.
Advertisement
6. Cairan terpadat di dunia
Penelitian ini sudah berjalan sejak 1927, yang diperhatikan sangat sederhana. Peneliti melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan agar cairan terkental yang pernah dibuat manusia itu menetes sepenuhnya.
Hingga saat ini, hanya ada 9 tetesan yang terjadi. Tak hanya itu, diperkirakan tiap tetesnya memakan waktu hingga 14 tahun untuk sampai ke bawah.