Ketahanan Pangan di Masa Pandemi, Bulog Ajak Masyarakat Konsumsi Sagu

Budi Waseso meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir masalah pangan di masa pandemi Covid-19.

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 02 Nov 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2020, 20:30 WIB
Pengembangan Sagu Bagian Penting Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Ilustrasi pangan lokal sagu/pertanian.go.id.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, Bulog telah menyiapkan antisipasi jika terjadi kekurangan bahan pokok utama di Indonesia, yakni beras. Hal ini disampaikannya menyusul isu ancaman krisis pangan di masa pandemi Covid-19 yang tengah santer terdengar di masyarakat.

Budi Waseso juga meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir dengan masalah pangan. Pria yang akrab disapa Buwas ini juga menyatakan bahwa konsumsi pangan masyarakat Indonesia bukan hanya beras.

"Kita tidak hanya melihat stok pangan dari beras. Tapi ada stok pangan lainnya. Contoh sekarang bulog juga menyiapkan bahan pangan selain beras, di antaranya adalah tepung sagu dengan tapioka. Termasuk juga kentang, jagung" ujarnya dalam Bincang Editor "Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19" yang diselenggarakan Liputan6, Senin (2/11/2020).

Lebih lanjut, Buwas menyoroti potensi lahan sagu Indonesia mencapai 5,5 juta hektare yang belum dikelola dengan baik. Sebanyak 87 persen lahan sagu berada di wilayah Papua dan belum diolah dengan teknik yang baik. Sisanya tersebar di Bangka Belitung, sebagian Lampung, Sumatera dan beberapa Jawa.

"Sagu di Papua itu ada 450 juta ton per tahun produksinya. Ini bisa kita manfaatkan." Terang Buwas.

 

Sagu memiliki potensi besar jadi alternatif makanan pokok

Budi Waseso
Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nantinya, jika sagu ini sudah bisa dioptimalkan, maka akan memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif pangan pokok selain beras. Mantan Kabareskrim ini menjelaskan, jika tepung sagu tersebut bisa diolah menjadi makanan seperti mi serta roti dan bisa menjadi pengganti gandum yang selama ini impor.

"Rasanya lebih enak, lebih sehat, ini menurut penelitian. Juga membantu Indonesia mengurangi ketergantungan impor gandum, gandum kan bahan baku mi," Imbuhnya.

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut juga menerangkan, jika Bulog juga telah membuat produk mi berbahan dasar sagu. Ia berharap ketika sudah bisa dijadikan bahan pangan pokok yang potensial, olahan Sagu dari Indonesia bisa diekspor ke luar negeri.

Bulog Bakal Bangun Pabrik Sagu di 20 Wilayah

Produksi Tepung Sagu
Gambar pada 9 Februari 2020 menunjukkan pekerja memeriksa endapan tepung sagu saat proses pengolahan di sebuah desa di Meulaboh, provinsi Aceh. Tepung sagu adalah jenis tepung yang berasal dari pohon rumbia atau pohon aren, dan pohon jenis ini banyak ditemukan bagian timur. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Perum Bulog akan segera membangun pabrik sagu untuk mengoptimalkan potensi sagu yang ada di Indonesia. Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan, rencana pembangunan pabrik ini sudah dimulai dan akan dilakukan di 20 wilayah.

"Ada program Bulog ke depan, yang menjadi prioritas adalah 20 wilayah akan segera kita bangun pabrik pengolahan sagu, termasuk singkong. Ini akan menjadi prioritas," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/10/2020).

Budi menyatakan, pihaknya juga telah bekerjasama dengan pihak swasta untuk membangun pabrik tersebut. Bulog telah membuat produk mie berbahan dasar sagu untuk mendorong diversifikasi pangan yang selama ini didominasi oleh beras.

Jika sudah dioptimalkan dengan baik, maka sagu juga bisa dikembangkan sebagai salah satu komiditi ekspor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya