Beras Siap Panen Lagi, Buwas: Kita Aman dari Ancaman Krisis Pangan

Dukungan cuaca yang bersahabat, sehingga beberapa wilayah di Nusantara siap memasuki musim panen pangan fase kedua.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Jul 2020, 11:24 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2020, 11:24 WIB
Stok Beras Hingga Pertengahan Tahun Dipastikan Aman
Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengunjungi pergudangan beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)
Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi buka suara soal isu ancaman krisis pangan di masa pandemi saat ini. Seperti prediksi Organisasi Pangan Dunia (FAO) jika kekeringan bakal melanda negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
 
Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, ketahanan pangan Indonesia saat ini masih cukup baik, khususnya untuk beras. Itu lantaran dukungan cuaca yang bersahabat, sehingga beberapa wilayah di Nusantara siap memasuki musim panen fase kedua.
 
"Untuk Indonesia tidak usah khawatir, karena cuaca kita tidak seekstrim di luar. Prediksi kita sebelumnya sekarang sudah tidak panen, tapi sekarang masih panen di beberapa wilayah," ujar dia dalam sesi bincang virtual, Selasa (14/7/2020).
 
"Bahkan di beberapa wilayah sekarang sudah mulai tanam lagi, jadi akan ada panen lagi. Jadi kekuatan pangan kita boleh dikatakan masih stabil," Buwas menekankan.
 
Namun demikian, ia menambahkan, Bulog tetap bersiap-siap terhadap kemungkinan terburuk. Seperti lewat penyerapan gabah guna mengantisipasi masa paceklik beras yang biasa dimulai tiap September.
 
"Kita juga sudah persiapkan kemungkinan terburuk. Gabah juga sudah disiapkan. Tapi saya yakin dengan perhitungan, cuaca kita tidak sekestrim di negara-negara lain," tegas Buwas.
 
Lebih lanjut, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut juga menyatakan bahwa konsumsi pangan masyarakat Indonesia bukan hanya beras.
 
Buwas menyoroti ketersediaan sagu di Papua yang melimpah, meski kini posisinya mulai tergantikan oleh kebutuhan konsumsi beras.
 
"Tapi jangan hanya lihat pangan dari sisi beras. Ada kentang, umbi-umbian, itu harus dikelola dengan baik. Kalau kita mau bicara sagu di Papua, itu ada 450 juta ton per tahun produksinya. Ini kekuatan," seru Buwas.
 
 
 

Saksikan video di bawah ini:

Jokowi Tunjuk Prabowo Pimpin Pengembangan Lumbung Pangan di Kalteng

Presiden Jokowi Tinjau Lahan untuk Lambung Pangan Nasional
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). (Foto:Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi tugas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sebagai leading sector pengembangan Food Estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah.

Kendati begitu, pembangunan lumbung padi tetap akan dimonitor oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, leading sector-nya akan kita berikan ke Pak Menhan yang tentu saja didukung Pak Menteri Pertanian, juga Menteri PU. Tentu saja di daerah kita harapkan ada dukungan dari gubernur dan para bupati," kata Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).

Pengembangan lumbung pangan baru tersebut diharapkan dapat menjadi sumber cadangan logistik nasional untuk mencegah kekurangan pasokan pangan dalam negeri. Selain itu, cadangan logistik tersebut juga digunakan untuk mengantisipasi krisis pangan.

"FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) sudah mengeluarkan peringatan bahwa krisis pangan akan melanda dunia karena pandemi juga karena memang adanya musim yang tidak bisa diatur dan diprediksi. Oleh sebab itu, kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional," jelas Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya