Kembali Dilanda Banjir, Cilacap Waspadai Penularan COVID-19 di Klaster Pengungsian

BPBD waspada munculnya kembali penularan COVID-19 di klaster pengungsian.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 17 Nov 2020, 21:30 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 21:30 WIB
Ilustrasi - Banjir merendam dua desa di Cilacap, meliputi Desa Sidareja dan Desa Gunungreja. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Ilustrasi - Banjir merendam dua desa di Cilacap, meliputi Desa Sidareja dan Desa Gunungreja. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Jakarta Hujan deras yang turun dalam beberapa hari di wilayah Cilacap mengakibatkan beberapa desa di dua kecamatan kembali terendam oleh banjir. Dua kecamatan yang kembali tergenang banjir ialah kecamatan Maos dan Kroya.

Dari dua kecamatan tersebut, terdapat empat desa yang terganang banjir, yakni Desa Mujur Lor, Kedawung, dan Sikampuh yang berada di Kecamatan Kroya. Sedangkan untuk kecamatan Maos, terdapat Desa Karangreja yang terendam banjir.

Sebelumnya, pada awal November ini, beberapa desa tersebut sempat terandam banjir. Masih dengan penyebab yang sama, banjir kali ini dikarenakan adanya luapan Sungai Terusan. Tak hanya itu saja, banjir kali ini juga disebabkan adanya air kiriman dari Kali Mujur usai turun hujan dengan intensitas tinggi.

Meski tak setinggi sebelumnya, namun beberapa keluarga memilih untuk mengungsi. Di Desa Kedawung, banjir yang melanda RT 01 RW 07 diketahui ketinggian air mencapai 60 centimeter atau selutut kaki orang dewasa.

Waspada COVID-19 klaster Pengungsian

Ilustrasi – Banjir di Sidareja, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Banjir di Sidareja, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Banjir yang kembali melanda Cilacap, khususnya kecamatan Kroya dan Maos membuat pihak BPBD harus waspada munculnya kembali penularan COVID-19 di klaster pengungsian. Pasalnya, pada akhir Oktober 2020 lalu, terdapat dua warga yang masih berada di satu keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Oleh karena hal tersebut, BPBD Kabupaten Cilacap menyediakan lebih banyak tempat pengungsian dari biasanya untuk mengantisipasi adanya klaster pengungsian bencana alam.

Meski begitu, BPBD mengaku cukup kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan kepada warga yang tengah mengungsi, terutama untuk menjaga jarak.

“Kemarin saja, ya, yang namanya masyarakat, dipisah di rumah terpisah saja sulit. Istilahnya, mereka inginnya berdempetan, satu keluarga berkumpul. Kemarin, banjir kita ada masalah protokol kesehatan,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy, Senin (16/11/2020).

Koordinasi lintas sektoral pun akan dilaksanakan untuk mengantisipasi serta meminimalisir adanya pengungsi yang tertular COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya