Liputan6.com, Jakarta Ada beragam cara seseorang untuk menyimpan uangnya. Beberapa memilih untuk menyimpannya di rumah, ada pula yang mempercayakannya disimpan di bank. Meski bank lebih populer untuk masyarakat menyimpan uang tabungannya, tak bisa dipungkiri pula masih ada orang yang lebih nyaman menyimpan uangnya di rumah saja.
Baca Juga
Advertisement
Banyak pertimbangan seseorang memilih menyimpan uangnya di rumah. Mulai dari faktor mesin ATM yang terlalu jauh dari rumah hingga mereka membutuhkan akses yang paling mudah untuk mendapatkan uang sehingga pilih disimpan di rumah. Namun menyimpan uang di rumah bukan berarti selalu aman.
Seperti yang dialami seorang wanita paruh baya satu ini. Seorang nenek diketahui menyimpan uangnya di dalam kaleng biskuit. Namun malang, uang yang diduga terkumpul hampir Rp 1 miliar itu hancur di makan hama.
Kejadian ini diunggah di berita lokal lewat laman di Facebook. Nasib apes yang dialami nenek ini pun menuai beragam reaksi dari netizen setelah tahu jika si nenek menyimpan uangnya di rumah.
Simpan Uang di Kaleng Biskuit
Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Selasa (8/12/2020) baru-baru ini sebuah postingan di grup Facebook, Penang Big News, menjadi viral setelah memamerkan video segepok uang. Seorang nenek diketahui kehilangan uangnya sekitar 300.000 ringgit atau sekitar Rp 1 miliar akibat dimakan hama.
Kejadian yang terjadi di Malaysia tersebut terlihat uang kertas tampak sudah hancur oleh hama yang berada di dalam kaleng. Dalam rangkaian video yang diunggah, bundelan uang pecahan 100 ringgit terlihat berserakan di lantai.
"Ada 10.000 ringgit dalam satu tumpukan, dan total ada 23 tumpukan, jadi itu 230.000 ringgit (Rp 799,2 juta)," kata pria yang merekam video tersebut.Â
Advertisement
Sebagian Bisa Diselamatkan
Uang milik seorang nenek itu diekthaui ditata rapi dan dibagi menjadi beberapa tumpukan. Meski merugi hingga angka fantastis, sebagian bundelan uang berhasil diselamatkan.
Terlihat jelas uang tersebut berjumlah sekitar 15.000 ringgit atau sekitar Rp 52 juta hingga 20.000 ringgit atau sekitar Rp 69 juta per tumpukan, yang berarti ada sekitar 30.000 ringgit atau Rp 104 juta hingga 40.000 ringgit atau setara Rp 139 juta per bundel.