Liputan6.com, Jakarta Penyebab asma atau faktor pemicunya perlu diketahui untuk melakukan penanganan yang tepat. Hal ini sangat penting agar kamu tidak mengalami gejala asma yang semakin memburuk.
Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas. Akibatnya timbul rasa sesak dan kesulitan bernapas.
Baca Juga
Advertisement
Asma bisa menyerang siapa pun dan tidak bisa disembuhkan. Namun penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan agar penderita bisa menikmati hidup yang nyaman.
Mengenali faktor penyebab asma membantu kamu untuk melakukan melakukan penanganan yang tepat. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/5/2021) tentang penyebab asma.
Penyebab Asma
Penyebab asma belum diketahui pasti hingga saat ini. Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir.
Saat paru-paru penderita asma teriritasi salah satu pemicu, otot pernapasan akan menjadi kaku dan saluran napas pun menyempit. Beberapa pemicunya antara lain asap rokok, paparan zat kimia, bulu binatang, bahkan udara dingin.
Ketika terpapar faktor pemicu asma, saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir. Berikut beberapa faktor penyebab asma yang perlu kamu ketahui:
Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu dan menjadi penyebab asma:
- Genetika
- Bulu binatang
- Asap rokok, polusi udara
- Infeksi, terutama yang berhubungan dengan saluran napas atas seperti flu
- Emosi berlebihan, misalnya tertawa terbahak-bahak
- Alergi makanan, misalnya alergi kacang-kacangan
- Stres
- Olahraga
- Cuaca, termasuk perubahan suhu udara, udara dingin, lembap
- Kondisi dalam ruangan yang lembap atau berdebu
- Obat-obatan, misalnya obat pereda sakit anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen
Begitu penyebab asma telah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala asma. Asma bisa menyerang siapa pun dan tidak bisa disembuhkan. Namun penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan dan penderita bisa menikmati hidup yang lebih tenang.
Advertisement
Gejala Asma
Setelah mengetahui beberapa penyebab asma, kamu tentunya juga perlu mengenali gejala asma. Apabila asma diidap sejak kecil, gejalanya bisa saja menghilang saat beranjak remaja dan muncul kembali di usia dewasa.
Namun, gejala asma dengan kategori menengah dan berat di masa kecil akan cenderung tetap ada hingga dewasa. Asma dapat muncul pada usia berapa pun, tidak selalu berawal dari masa kecil.
Gejala utama asma antara lain mengi, dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas. Gejala asma yang memburuk dalam waktu singkat, dikenal sebagai serangan asma. Ini bisa terjadi tiba-tiba atau bertahap selama beberapa hari.
Berikut beberapa gejala asma yang perlu diketahui:
- Mengi, batuk, dan dada terasa seperti terhimpit dirasa semakin berat dan sering
- Aktivitas makan, bicara, dan tidur terganggu oleh kesulitan bernapas
- Mengantuk, mengalami kebingungan, letih, atau pusing
- Jari atau bibir membiru
- Jantung berdebar
- Pingsan
Penanganan Asma
Penanganan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh kembali. Tentunya pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab asma, hasil diagnosis dokter dan kondisi penderita.
Ada beberapa penanganan utama pada penderita asma. Penanganan tersebut meliputi :
- Menghindari pemicu munculnya gejala
- Menggunakan inhaler pereda untuk meredakan gejala asma jangka pendek dengan membuat saluran pernapasan rileks
- Penggunaan inhaler pencegah rutin setiap hari untuk mengurangi radang pada saluran pernapasan dan mencegah gejala asma kambuh
- Penggunaan inhaler kombinasi pencegah dan pereda setiap hari agar mencegah timbulnya gejala asma serta membuat saluran pernapasan rileks dalam jangka waktu lebih lama
Selain itu penanganan asma juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat tertentu yang telah disetujui oleh dokter. Selain dengan inhaler, obat-obatan juga diperlukan dalam sebuah rencana pengobatan asma. Obat tersebut misalnya Tablet theophylline atau leukotriene receptor antagonist.
Jika asma masih tak dapat dikendalikan, dokter akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi tablet steroid. Obat ini dapat meredakan radang yang terjadi di dalam saluran pernapasan.
Advertisement
Pertolongan Pertama Asma
Mengenali penyebab asma yang kamu alami sangat penting untuk penanganannya. Apalagi penyakit asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat kambuh sewaktu-waktu saat berkontak dengan pemicunya. Ada baiknya kamu mengetahui pertolongan pertama saat asma kambuh, sebagai berikut:
- Duduk tegak.
Saat terjadi serangan asma, segera hentikan kegiatan yang sedang kamu lakukan. Kemudian, duduklah dengan tegak. Tindakan ini memungkinkan kamu untuk bisa bernapas dengan lebih baik. Hindari posisi bungkuk atau berbaring, karena kedua posisi tersebut dapat membuat saluran napas semakin tersumbat.
- Tarik napas dalam dan panjang.
Serangan asma dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar oksigen dan karbondioksida (hiperventilasi), yang bisa mengganggu aliran darah ke otak. Tarik napas panjang dan dalam. Lakukan selama beberapa saat hingga kondisi terasa membaik.
- Tetap tenang.
Agar asma tidak semakin parah, cobalah untuk tetap tenang dan relaks. Atur napas sedemikian rupa, agar tidak terlalu cepat. Selain itu, usahakan juga untuk mengendurkan pakaian yang terasa sempit. Hal ini bertujuan agar laju napas tetap.
- Segera hindari Penyebab.
Penderita asma sangat perlu mengetahui bahan atau zat apa saja yang bisa menyebabkan serangan. Apakah itu debu, asap rokok, aroma zat kimia, atau lainnya. Jika sudah mengetahui, benar-benar jauhi zat penyebab asma tersebut.
- Minum secangkir teh hangat.
Minuman hangat yang mengandung kafein, seperti kopi atau teh, dapat sedikit membantu membuka saluran napas. Pada akhirnya, serangan asma yang terjadi akan terasa lebih ringan.
- Segera cari pertolongan medis.
Jika mengi, batuk atau sesak napas bertambah parah setelah beristirahat, segeralah cari pertolongan medis. Jangan anggap sepele, karena serangan asma yang dibiarkan berlanjut bisa berujung pada kematian.