Penyebab Mata Silinder pada Anak, Gejala, Cara Mengatasi, dan Mencegah

Penyebab mata silinder pada anak mayoritas kasus dipengaruhi keturunan atau faktor genetika yang membuat lengkungan kornea mata tidak sempurna.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Agu 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi anak dan smartphone | Andrea Piacquadio dari Pexels
Ilustrasi anak dan smartphone | Andrea Piacquadio dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Mata silinder pada anak bukan hal yang mustahil terjadi. Berbeda dengan mata minus yang penyebabnya dipengaruhi oleh gaya hidup. Penyebab mata silinder pada anak mayoritas kasus dipengaruhi keturunan atau faktor genetika yang membuat lengkungan kornea mata tidak sempurna.

Tak cuma genetik, penyebab mata silinder pada anak lainnya adalah trauma, cedera, penyakit, dan riwayat operasi pada mata.

Melansir dari laman resmi Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat, astigmatisme atau mata silinder umum terjadi pada bayi dan seringnya hilang dengan sendirinya saat ia berusia 1 tahun. Mata silinder lebih mungkin terjadi pada anak-anak dengan miopia (rabun jauh) atau hiperopia (rabun dekat).

Mata silinder pada anak tak dapat dicegah, tetapi American Ophtometric Association (AOA) merekomendasikan bahwa skrining penglihatan anak perlu dilakukan pada beberapa tahapan usia. Mulailah saat anak berusia 6 bulan.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab mata silinder pada anak, gejala, cara mengatasi, dan mencegahnya dari berbagai sumber, Minggu (1/8/2021).

Penyebab Mata Silinder pada Anak

Orangtua
Ilustrasi Anak dan Orangtua. Credit: pexels.com/KetutS

Mata silinder pada anak merupakan gangguan penglihatan yang ditandai dengan penglihatan yang kabur dari jarak jauh maupun kadang kala jarak dekat, dan lebih sensitif terhadap cahaya menyilaukan di malam hari. Apa penyebab mata silinder pada anak?

Secara umum, penyebab mata silinder pada anak adalah dipengaruhi kelengkungan kornea mata yang tidak merata. Istilah medis mata silinder, yakni astigmatisme. Melansir dari laman Klikdokter.com, dr. Dyan Mega Inderawati mengatakan penyebab mata silinder pada anak tersebut bisa bersifat genetik. "Bisa diturunkan oleh orang tua, tapi tidak mutlak," ungkapnya.

Meski demikian, penyebab mata silinder pada anak pun dipengaruhi trauma, cedera, penyakit, dan riwayat operasi pada mata. Gangguan mata yang membuat kornea semakin menipis dan berbentuk menjadi lebih kerucut yang disebut dengan Keratoconus juga bisa menjadi penyebab mata silinder pada anak, meskipun hal ini cukup jarang terjadi.

Untuk itu memahami penyebab mata silinder pada anak sangat penting. Anak dengan astigmatisme yang tidak terdiagnosis bisa mengalami kesulitan di sekolah. Kondisi itu bisa disalahkartikan guru atau orang tua sebagai tanda ketidakmampuan belajar.

Gejala Mata Silinder pada Anak

1. Sering menyipitkan mata

Secara otomatis mata menyipit untuk memfokuskan penglihatannya. Tak hanya itu, pengidap mata silinder juga akan memiringkan kepalanya untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas.

2. Mengalami ketegangan pada mata

3. Sakit kepala

Penderitanya kerap merasa sakit kepala pada beberapa kasus yang parah. Kondisi ini biasanya terjadi akibat mata yang lelah ketika berusaha agar dapat melihat objek dengan jelas.

4. Kerap mengucek mata meskipun tidak merasa mengantuk

5. Matanya sering berair atau lelah

Apabila mata menjadi mudah lelah saat melihat, hal ini dikarenakan adanya kerusakan pada mata yang membuat mata harus bekerja ekstra keras.

6. Menghindari aktivitas yang memerlukan fokus pada penglihatan

Mata silinder membuat penderitanya kesulitan untuk melihat objek dari jarak jauh. Untuk membaca sebuah tulisan, pengidap mata silinder juga harus mendekatkan tulisan tersebut ke mata.

7. Merasa tidak nyaman saat membaca dengan jarak lebih jauh

Pada kondisi mata dengan silinder, lengkungan pada lensa mata ini tidak terbentuk dengan sempurna. Perbedaan bentuk lengkungan ini yang mengubah cahaya masuk dan membiaskan kembali kearah lain.

Cara Mengatasi Mata Silinder pada Anak

Ilustrasi anak dan smartphone | August de Richelieu dari Pexels
Ilustrasi anak dan smartphone | August de Richelieu dari Pexels

Cara terbaik untuk menangani mata silinder pada anak adalah dengan penggunaan kacamata lensa silinder yang sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter. Sebagai alternatif, penderita juga bisa menggunakan lensa kontak yang ukuran dan karakteristiknya sesuai dengan kacamata.

Operasi juga bisa menjadi pilihan untuk memperbaiki kelengkungan kornea. Operasi yang dimaksud adalah laser in situ keratomileusis (LASIK) atau photorefractive keratectomy (PRK).

"Silinder juga dapat ditangani dengan bedah refraktif lasik, yaitu dengan cara mengubah kelengkungan yang tidak rata menjadi rata. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang menawarkan penanganan astigmatisme dengan bedah refraktif lasik," tambah dr. Dyan.

Cara Mencegah Mata Silinder pada Anak

karakter zodiak
Ilustrasi ibu dan anak. Photo by cottonbro from Pexels

Mata silinder pada anak tak dapat dicegah, tetapi American Ophtometric Association (AOA) merekomendasikan bahwa skrining penglihatan anak perlu dilakukan pada beberapa tahapan usia. Mulailah saat anak berusia 6 bulan.

Pada usia tersebut, pemeriksaan mata dilakukan dengan menyinari mata anak menggunakan senter dan melihat ada atau tidak refleks pada mata anak. Dokter akan memperlihatkan benda-benda dengan warna menarik kepada anak. Dokter akan memeriksa apakah mata anak terfiksasi dan ikut bergerak bila benda-benda tersebut digerakkan.

Pemeriksaan yang kedua adalah saat anak berusia 3-5 tahun. Pada usia ini, pemeriksaan tajam penglihatan umumnya dilakukan menggunakan LEA chart, yaitu berupa kartu yang memiliki berbagai gambar.

Pemeriksaan ketiga adalah saat anak sudah memasuki usia sekolah, yaitu 7 tahun ke atas. Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan menggunakan kartu Snellen, yaitu kartu yang berisi berbagai huruf dengan berbagai ukuran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya