Liputan6.com, Jakarta Jenis awan yang sering kita lihat di langit ternyata memiliki ketinggiannya masing-masing. Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di atmosfir yang sangat kecil atau campuran dari keduanya, yang tersuspensi di udara.
Meskipun jenis awan dan ukurannya berbeda-berbeda, namun semua awan pada dasarnya terbentuk dengan cara yang sama melalui vertikal udara di atas tingkat kondensasi. Awan juga bisa terbentuk saat bersentuhan dengan permukaan tanah. Awan seperti itu biasa dikenal sebagai kabut atau kabut es.Â
Advertisement
Baca Juga
Terdapat beragam jenis awan, ada yang menghasilkan hujan atau salju, ada juga yang hanya bergerak lalu menghilang seiring waktu. Jenis-jenisnya tersebut dapat diamati dan dikelompokkan melalui bentuknya, ketinggian, dan presipitasi yang dihasilkan. Dengan mengenal dan memahami jenis awan, kita juga dapat memprediksi keadaan cuaca yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Berikut ini ulasan mengenai jenis awan berdasarkan ketinggian serta proses terbentuknya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/12/2021).
Proses Terbentuknya Awan
Perlu diketahui, udara mengandung uap air. Uap air tersebut kemudian meluap menjadi bulir-bulir air sehingga membentuk awan. Berikut ini proses terbentuknya awan yang perlu kamu tahu.
1. Udara panas mengandung uap air
Diketahui, udara panas mengandung uap air di Udara. Kemudian udara panas tersebut meluap tinggi sampai berada di lapisan suhu terendah. Lalu, uap tersebut mencair dan membentuk awan.
2. Awan terbentuk
Setelah awan terbentuk, bulir-bulir air yang terkandung dalam awan akan menjadi semakin besar sehingga awan pun menjadi semakin berat. Perlahan-lahan, daya gravitasi bumi akan menarik awan jatuh ke bawah hingga berada pada satu peringkat, kemudian bulir-bulir tersebut menjadi hujan.
3. Awan menghilang
Perlu diketahui juga, jika bulir-bulir air dipertemukan dengan udara panas, maka bulir air tersebut akan menguap yang membuat awan menghilang. Hal tersebut yang menjadikan bentuk awan kerap berubah-ubah. Air yang terkandung di dalam awan secara bergantian akan menguap dan mencair.
Advertisement
Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Ketinggiannya
Berikut ini jenis awan berdasarkan ketinggian, yaitu.
Awan Tinggi
Jenis awan tinggi adalah awan yang berada di atas ketinggian 8.000 meter. Jenis awan tinggi ini terdiri dari tiga pembagian, yaitu awan cirrus, awan cirrocumulus, dan awan cirrostratus. Jenis awan ini sering kali berbentuk seperti bulu dan kapas sehingga sangat mudah dikenali. Berikut jenis awan tinggi, yaitu:
1. Awan Cirrus (Ci)
Awan cirrus adalah jenis awan tertinggi dari kelompok ini yang berada pada ketinggian di atas 9.000 mdpl. Awan ini berbentuk sangat halus seperti benang sutra dan mengandung kristal es. Seseorang bisa melihat jenis awan ini saat cuaca cerah.
2. Awan Cirrocumulus (Ci-Cu)
Awan cirrocumulus merupakan jenis awan yang berada pada ketinggian antara 7.500 dpl hingga 9.000 meter. Bentuk umum dari jenis-jenis awan ini seperti gumpalan bulu domba dan berwarna putih.
3. Awan Cirrostratus (Ci-St)
Awan cirrostratus merupakan jenis awan yang berada pada ketinggian antara 6.000 hingga 7.500 meter dpl. Ciri-cirinya berbentuk tipis dan putih seperti susu. Awan ini juga yang sering menghasilkan sebuah lingkaran (Hallo) yang diyakini oleh sebagian orang sebagai tanda akan terjadinya angin topan atau badai.
Awan Menengah
Jenis awan menengah terdiri dari dua pembagian, yaitu altocumulus dan altostratus. Kelompok awan menengah ini sering berada pada ketinggian antara 3.000 hingga 6.000 meter dari permukaan laut. Berikut jenis awan tingkat menengah, yaitu:
1. Awan Altocumulus (A-Cu)
Awan altocumulus biasanya terletak pada ketinggian 4.000 meter hingga 6.000 meter. Jenis awan ini biasanya sering berbentuk seperti gumpalan bulu domba, namun lebih tebal jika dibandingkan dengan awan cirrocumulus. Warnanya biasanya kelabu hingga kebiru-biruan.
2. Awan Altostratus (A-St)
Awan Altostratus adalah jenis awan yang tingginya 3.000 hingga 4.000 meter. Ciri-ciri awan ini berbentuk seperti lembaran kain rapat yang berwarna kelabu yang merupakan globuler horizontal. Awan altostratus ini juga sering membentuk bayangan.
Awan Rendah
Jenis awan rendah ini biasanya berada pada ketinggian di bawah 3.000 meter. Jenis-jenis awan ini dekat dengan permukaan bumi dan terdiri atas awan stratocumulus, nimbostratus, dan stratus. Berikut ini ada beberapa jenis awan tingkat rendah, diantaranya:
1. Stratocumulus (St-Cu)
Stratocumulus memiliki ciri-ciri bertumpuk dan berlapis sehingga sering terlihat berbentuk seperti gumpalan. Stratocumulus adalah jenis awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. Awan stratocumulus merupakan jenis awan yang tidak menimbulkan hujan. Ciri-cirinya berwarna kelabu atau putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. Ketinggiannya berada di bawah 2.000 meter.
2. Nimbostratus (Ni-St)
Nimbostartus adalah awan yang berada di ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 mdpl. Awan ini berbentuk globuler tebal dan meluas ke arah horizontal. Di Indonesia, jenis awan ini hanya menimbulkan gerimis. Bentuknya tidak menentu dengan pinggir yang compang-camping.
3. Stratus (St)
Awan stratus memiliki ciri-ciri berwarna cenderung sama dan tebal. Awan ini dikenal dengan posisi paling rendah, yakni di bawah 1.000 meter.
Awan Perkembangan VertikalAwan perkembangan vertikal merupakan jenis awan yang terbentuk akibat proses pendinginan adiabatik uap air. Awan ini sering disebut sebagai awan hujan yang dapat menjulang hingga ke batas lapisan Troposfer. Berikut jenis awan yang berkembang vertikal, yaitu:
1. Cumulus (Cu)
Awan cumulus adalah jenis awan yang berada pada ketinggian 450 hingga 900 meter dan terbentuk dari massa uap air yang menguap secara vertikal dan mengalami kodensasi.
2. Cumulonimbus (Cu-Ni)
Awan cumulonimbus adalah awan penyebab badai. Jenis awan ini dapat berkembang dan menjulang tinggi dan padat seperti menara hingga menyentuh batas troposfer pada ketinggian 15.000 meter. Awan inilah yang paling banyak mengandung petir dan angin.