Gaslighting adalah Bentuk Manipulasi dalam Suatu Hubungan, Kenali Tanda-tandanya

Gaslighting adalah bentuk manipulasi dalam suatu hubungan, di mana korban selalu merasa bersalah dan meragukan diri sendiri.

oleh Husnul Abdi diperbarui 27 Des 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 21:00 WIB
Gaslighting adalah
Gaslighting adalah | pexels.com/@polina-zimmerman

Liputan6.com, Jakarta Gaslighting adalah istilah yang mungkin belum terlalu banyak orang pahami. Gaslighting biasanya berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang. Namun, efeknya bisa juga berpengaruh terhadap fisik korban dari gaslighting tersebut.

Gaslighting adalah bentuk manipulasi dalam suatu hubungan, di mana korban selalu merasa bersalah dan meragukan diri sendiri. Hal ini tentunya menggambarkan hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship yang sedang kamu jalani. 

Kamu bisa mencoba untuk pergi ke profesional kesehatan mental, yang mungkin dapat membantu untuk keluar dan pulih dari kekerasan psikologis tersebut. Gaslighting juga dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan trauma psikologis.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/12/2021) tentang gaslighting adalah.

Gaslighting adalah

Gaslighting adalah
Gaslighting adalah (Photo: Stefano Pollio/ Unsplash)

Gaslighting adalah istilah yang cukup dekat maknanya dengan manipulasi. Gaslighting adalah suatu kondisi di mana suatu individu membuat seseorang mempertanyakan kewarasan, persepsi realitas, atau bahkan ingatan mereka. Orang yang mengalami gaslighting sering merasa bingung, cemas, dan tidak bisa mempercayai diri sendiri.

Dilansir Medical News Today, gaslighting adalah istilah yang berasal dari drama di tahun 1938 dan film yang berjudul Gaslight di tahun 1944. Film itu bercerita tentang seorang suami memanipulasi istrinya untuk berpikir bahwa dia memiliki penyakit mental dan mengatakan kepadanya bahwa dia sedang berhalusinasi.

Gaslighting adalah istilah yang merujuk kepada salah satu bentuk penyiksaan secara psikologi (psikologis) yang terjadi dalam hubungan interpersonal, di mana penyiksa melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuatnya mempertanyakan ingatan, sudut pandang, atau kewarasannya. Dengan menggunakan penyangkalan yang berulang-ulang, manipulasi, kontradiksi, dan kebohongan, sang penyiksa berusaha untuk menggoyahkan kondisi psikologis korban dan melemahkan rasa percaya dirinya.

Gaslighting dalam Hubungan Profesional dan Personal

Hubungan interpersonal dapat berupa hubungan profesional (misal hubungan dengan rekan kerja di kantor) atau hubungan personal (misal hubungan pertemanan, hubungan romantis, hubungan kekerabatan, dan lain sebagainya). 

Gaslighting melibatkan dua pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal tersebut, yakni gaslighter sebagai pelaku tindakan gaslighting dan gaslightee sebagai korban dari tindakan gaslighting tersebut. Gaslighter sebagai pelaku pada umumnya memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan gaslightee sebagai korban. 

Gaslighting adalah tindakan yang biasanya melibatkan upaya dari gaslighter untuk memanipulasi gaslightee sedemikian rupa. Hal tersebut menyebabkan realita gaslightee ditentukan oleh gaslighter, karena dirinya telah kehilangan kepercayaan terhadap realitanya sebagai akibat dari manipulasi gaslighter yang berkepanjangan. Selain itu, gaslightee sebagai korban pun kehilangan penilaian pribadi mengenai kondisinya pada saat proses gaslighting sedang berlangsung.

Penyebab Terjadinya Gaslighting

Seputar Gaslighting
Ilustrasi Gaslighting Credit: pexels.com/Seth

Gaslighting adalah tindakan yang terjadi karena seseorang ingin menguasai orang lain. Pelaku gaslighting mungkin merasa bahwa mereka berhak untuk mengendalikan orang lain, sehingga hanya perasaan dan pendapat merekalah yang paling penting.

Beberapa pelaku memiliki gangguan kepribadian, seperti Narcissistic Personality Disorder (NPD). Istilah narsisis di sini untuk menggambarkan orang yang egois atau sombong. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik ini memiliki keyakinan bahwa mereka adalah orang yang istimewa atau lebih baik dari orang lain, sehingga menimbulkan kurangnya empati terhadap orang lain dan gaslighting terhadap orang lain.

Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Gaslighting

Orang-orang yang mengalami gaslighting kerap kali merasa sulit untuk menyadari bahwa mereka mengalami kekerasan terhadap psikologisnya. Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami gaslighting adalah:

- Merasa bingung dan terus-menerus mempertanyakan kesalahan diri sendiri.

- Merasa sulit untuk mengambil keputusan yang sederhana.

- Sering mempertanyakan perasaannya.

- Menjadi menarik diri dari lingkungan.

- Terus-menerus meminta maaf pada sang pelaku.

- Membela dan memaklumi perilaku orang yang kasar.

- Berbohong kepada keluarga dan teman untuk menutupi apa yang sedang dirasakan.

- Merasa putus asa, tidak bahagia dan tidak berharga.

Cara Menghindari Pelaku Gaslighting

Gaslighting
Ilustrasi Menghindari Gaslighting. Credit: pexels.com/VeraArsic

Mengutip laman Bright Side, seorang ahli komunikasi Preston Ni memberikan beberapa cara sederhana untuk membantu seseorang menghindari gaslighting. Cara menghindari pelaku gaslighting adalah sebagai berikut:

Pahami Hak Pribadi

Hal paling penting jika bertemu atau terlibat dengan orang yang manipulatif yaitu mengetahui hak-hak pribadi dan tahu jika hak itu telah dilanggar. Kamu juga mempunyai hak untuk membela diri atas hak yang dimiliki. Dalam situasi pembelaan, hindari hal yang dapat merugikan orang lain.

Beberapa hak yang dimiliki seseorang di antaranya hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk mengungkapkan pendapat, perasaan dan keinginan, hak menentukan prioritas pribadi, hak untuk mengatakan tidak tanpa rasa bersalah, hak mendapat sesuatu yang telah dibayar, hak memilki pendapat berbeda, hak menjaga dan melindungi diri dari ancaman fisik, mental, dan emosional, serta hak untuk hidup bahagia dan sehat.

Jaga Jarak

Salah satu cara untuk mengetahui bahwa orang tersebut adalah manipulator atau gaslighter yaitu, kamu harus melihat apakah dia bertindak berbeda di depan orang lain dalam situasi berbeda atau tidak. Gaslighter biasanya memiliki dua sikap berbeda di depan orang yang berbeda. Contohnya, dia bisa bersikap sopan di depan kamu, dan kasar di depan orang lain. Jika sudah mengetahuinya, kamu harus menjaga jarak dan jangan terlibat dengannya, kecuali jika benar-benar membutuhkan.

Hindari Menyalahkan Diri Sendiri

Gaslighter selalu mencari dan memanfaatkan kelemahan orang lain. Kamu akan mulai menyalahkan diri jika merasa tidak mampu membantu dia. Padahal hal tersebut bukan salah diri sendiri dan bukan kamu awal masalahnya. Kamu hanya dimanipulasi agar melihat diri sendiri sebagai sosok yang buruk dan tidak berguna. Jika terlambat menyadari kondisi tersebut, maka kamu akan cenderung menyerahkan hak dan kekuasaan ke dia.

Gunakan Waktu untuk Menenangkan Diri

Gaslighter biasanya selalu mengharapkan jawaban dari kamu secepatnya. Dalam situasi seperti itu, hindari langsung memberikan jawaban. Kamu bisa meminta waktu untuk memikirkan jawaban. Hal ini untuk menjauhkan diri dari pengaruh langsung. Dalam waktu tersebut, kamu bisa memikirkan pro dan kontra terhadap keputusan tersebut. Pertimbangkan juga apakah kamu ingin menegosiasikannya agar lebih adil.

Tahu Cara untuk Menolak

Dalam situasi ini, kamu harus bisa menolak permintaannya dan mampu mengatakan "tidak" secara tegas, tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sebab, itu adalah salah satu hak yang dimiliki oleh setiap orang. Hal ini dapat mempertahankan sebuah hubungan. Selain itu, cara tersebut juga bisa membuat hidup kamu bahagia dan sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya