Liputan6.com, Jakarta Ayat seribu dinar merupakan salah satu ayat Al Qur'an yang memiliki keistimewaan. Banyak yang percaya, ayat seribu dinar bisa mendatangkan rezeki dari Allah SWT. Orang yang membaca ayat seribu dinar diyakini akan mendapat kemudahan dalam mendapatkan rezeki.
Ini sebabnya, banyak yang mengamalkan ayat seribu dinar sebagai doa memohon rezeki. Ayat seribu dinar dibaca untuk memohon kecukupan kebutuhan dan dilimpahkan rezekinya dari tempat yang tak terduga sebelumnya. Ayat seribu dinar biasa dibaca usai sholat fardhu atau pada saat-saat tertentu.
Baca Juga
Top 3 Islami: Kisah KH Hasyim Asy'ari Tak Sadar yang Digendongnya Nabi Khidir AS, Ayat Seribu Dinar Datangkan Rezeki Tak Disangka
Baca Ayat Seribu Dinar Ini setelah Sholat Fardhu, Niscaya Rezeki Datang dari Arah Tak Disangka
Doa Seribu Dinar Latin, Arab dan Artinya, Simak Cara Mengamalkan Juga Sejarahnya
Namun, apa sebenarnya makna ayat seribu dinar? Bernarkan ayat ini bisa mendatangkan rezeki? Berikut penjelasan tentang ayat seribu dinar, arti, tafsir, dan maknanya, yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa(19/4/2022).
Advertisement
Mengenal ayat seribu dinar
Yang dimaksud dengan ayat seribu dinar adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam surat At-Thalaq. Ayat ini dinamakan seribu dinar karena diyakini mampu mempermudah datangnya rezeki. Ayat ini dijadikan doa untuk permohonan kemudahan rezeki atau dikenal dengan doa seribu dinar.
Surah At-Talaq adalah surah ke-65 dalam al-Qur'an. Dinamakan At-Talaq karena kebanyakan ayat-ayatnya mengenai masalah talak dan yang berhubungan dengan masalah itu. Dalam surah ini juga dijelaskan perintah untuk bertakwa kepada Allah. Dijelaskan juga bahwa orang yang beriman akan dimasukkan ke dalam surga dan kepada yang ingkar diberikan peringatan bagaimana nasibnya orang-orang ingkar pada masa dahulu.
Diyakini, keutamaan membaca doa seribu dinar setiap selesai sholat fardhu akan semakin mudah bagi seseorang untuk mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Doa seribu dinar ini tak hanya melancarkan rezeki seseorang, tapi sekaligus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
Advertisement
Isi ayat seribu dinar
مَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ
Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojan
Artinya: Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu,Wa man yatawakkal'alallaahi fahuwa hasbuhuu,Innallaaha baalighu amrihii,Qad ja'alallaahu likulli syai in qadran
Artinya: dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.
Tafsir ayat seribu dinar
Berikut tafsir ayat seribu dinar menurut Kemenag:
Orang yang bertakwa kepada Allah, dan patuh menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan-Nya, niscaya Ia akan menunjukkan baginya jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, tidak saja diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga diberi rezeki oleh Allah dari arah yang tidak disangka-sangka, yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.
Selanjutnya Allah menyerukan agar mereka bertawakal kepada-Nya, karena Allah-lah yang mencukupkan keperluannya mensukseskan urusannya. Bertawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar, barulah ia bertawakal. Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah tanpa usaha dan ikhtiar. Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah.
Dan Dia pun akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya dengan memberikan kebutuhan fisik maupun kebutuhan ruhani. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah dalam segala urusan, niscaya Allah cukup sebagai tempat mengadu bagi diri-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya dengan penuh hikmah bagi manusia. Sungguh, Allah telah menjadikan segala sesuatu dengan kadarnya sehingga setiap orang tidak akan menghadapi masalah di luar batas kemampuannya.
Advertisement
Makna ayat seribu dinar
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya"
Artinya, siapa pun yang bertakwa kepada Allah dalam apa yang Dia perintahkan dan menghindari apa yang Dia larang, maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan. Ini artinya, adalah ketika seseorang mengetahui bahwa jika Allah berkehendak Dia memberi, dan jika Dia menghendaki, Dia akan merampasnya.
"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
Allah akan memberinya rezeki dari sumber yang tidak pernah ia duga atau pikirkan. Rezeki ini bisa berasal dari tempat yang tidak pernah manusia pikirkan atau duga.
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
Artinya, Allah akan mencukupkan keperluan hamba-Nya yang terlah bertakwa dan bertawakal pada-Nya.
"Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya."
Artinya, Allah akan melaksanakan keputusan dan penilaian-Nya yang Dia buat untuknya, dengan cara apa pun yang Dia kehendaki dan pilih.
"Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Artinya, Allah telah menentukan sesuatu sesuai dengan porsi dan kebutuhannya.
Makna ayat seribu dinar menurut Quraish Shihab
Dikutip dari Jurnal Studi Islam 2019 tentang Epistemologi Penafsiran Ayat ‘Seribu Dinar’ oleh Nurul Huda, Quraish Shihab menginterpretasikan "rezeki" dalam ayat ini tidak hanya dalam bentuk materi. Quraish Shihab berpendapat bahwa rezeki di sini merupakan makna kiasan. Menurutnya, rezeki juga berwujud kepuasan hati yang merupakan kekayaan yang tidak pernah habis.
Ada juga rezeki-Nya yang bersifat pasif. Contoh yang diberikan Quraish Shihab adalah Si A yang setiap bulannya katakanlah menerima lima juta rupiah tetapi dia atau salah seorang keluarganya sakit-sakitan lebih sering dibanding dengan si B yang hanya memperoleh dua juta tetapi sehat dan hatinya tenang. Rezeki tidak hanya bersifat materi akan tetapi juga bersifat spiritual, salah satunya ketika merasakan ketenangan dan kepuasan hati.
Advertisement