Liputan6.com, Jakarta Sub-varian Omicron terbaru mulai terdeteksi di Indonesia. Sub-varian ini dinamakan BA.4 dan BA.5. Subvarian ini kini telah menyebar ke beberapa negara termasuk Inggris Amerika Serikat, Singapura, dan kini Indonesia.
Sub-varian ini diyakini sangat efektif untuk menginfeksi ulang orang dengan infeksi sebelumnya dari BA.1 atau garis keturunan lainnya. Bahkan sejumlah kasus terjadi pada orang yang telah divaksinasi.
Munculnya sub-varian BA.4 dan BA.5 menunjukkan bahwa COVID-19 belum hilang dari bumi. Di tengah kelonggaran protokol kesehatan, COVID-19 bisa sewaktu-waktu menyerang. Seperti apa sub-varian BA.4 dan BA.5? bagaimana penularan dan penyebarannya?
Advertisement
Berikut 7 fakta sub-varian BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(10/6/2022).
Terdeteksi pertama di Afrika Selatan
BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan masing-masing pada Januari dan Februari 2022, dan sejak itu menjadi varian dominan di sana. Afrika Selatan telah melihat peningkatan pesat dalam tes positif untuk COVID-19, dan pihak berwenang percaya bahwa BA.4 dan BA.5 bertanggung jawab atas peningkatan ini.
Melansir New York Times, Tetapi gelombang itu tidak sebesar gelombang sebelumnya di negara itu, dan kematian tidak meningkat tajam. Pada bulan April dan Mei, subvarian BA.4 dan BA.5 memicu lonjakan kasus di Afrika Selatan, meskipun sudah ada kekebalan terhadap virus yang sudah ada sebelumnya. Tetapi gelombang itu tidak sebesar gelombang sebelumnya di negara itu, dan kematian tidak meningkat tajam.
Advertisement
Mutasi protein lonjakan
Kedua subvarian mirip dengan Omicron BA.2. BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi yang identik pada protein lonjakan — bagian dari virus yang menempel pada reseptor pada sel manusia — yang membedakannya dari BA.2.
Pada 12 Mei, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengklasifikasi ulang BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian . Ini mengikuti peningkatan tajam dalam kasus di Portugal, di mana Institut Kesehatan Nasional Portugis memperkirakan pada 8 Mei bahwa BA.5 bertanggung jawab atas sekitar 37% dari semua kasus positif.
Terdeteksi di banyak negara
Melansir Medical News Today, sejauh ini, BA.4 dan BA.5 telah diidentifikasi di beberapa negara selain Afrika Selatan. Menurut laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), dengan data hingga 22 April, BA.4 hadir di Austria, Inggris, AS, Denmark, Belgia, Israel, Jerman, Italia, Kanada, Prancis, Belanda, Australia, Swiss, dan Botswana.
Pada tanggal yang sama, otoritas kesehatan telah mengidentifikasi BA.5 di Portugal, Jerman, Inggris, AS, Denmark, Prancis, Austria, Belgia, Hong Kong, Australia, Kanada, Israel, Norwegia, Pakistan, Spanyol, dan Swiss.
Advertisement
Penularan
Melansir Channelnewsasia, enurut para ilmuwan Afrika Selatan, sub-varian BA.4 dan BA.5 dapat menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya tetapi jauh lebih sedikit mampu berkembang dalam darah orang yang divaksinasi COVID-19.
Afrika Selatan saat ini mengalami lonjakan kasus COVID-19 baru yang didorong oleh dua subvarian, dengan angka melonjak dari rata-rata 300 per hari pada awal April menjadi sekitar 8.000 per hari minggu ini.
Secara global, setidaknya 1.000 kasus BA.4 dan BA.5 telah dilaporkan di setidaknya 16 negara pada 11 Mei, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tetapi pengetahuan tentang varian tetap terbatas, dengan WHO menambahkannya ke daftar untuk pemantauan awal bulan lalu.
Belum ada bukti peningkatan keparahan
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4/BA.5 dibandingkan dengan garis keturunan Omicron sebelumnya. Meski begitu, BA.4 dan BA.5 termasuk sebagai varian Omicron yang menjadi variant of concern atau varian perhatian.
The UK Health Security Agency (UKHSA) menerbitkan penilaian risiko dari dua subvarian yang membandingkannya dengan Omicron BA.2. Ini menunjukkan bahwa subvarian baru mungkin lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan daripada BA.2, tetapi datanya tidak cukup untuk menarik kesimpulan yang pasti.
Advertisement
Terdeteksi di Singapura
Pada 15 Mei 2022, Singapura melaporkan tiga kasus komunitas pertamanya dengan varian BA.4 dan BA.5. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan dua varian mengandung mutasi pada protein lonjakan yang tampaknya memberikan "sifat lolos kekebalan yang lebih besar dan transmisibilitas yang lebih tinggi" dibandingkan dengan varian BA.1 dan BA.2, yang menyebabkan lonjakan Omicron di negara itu awal tahun ini.
4 kasus ditemukan di Indonesia
Kemenkes melaporkan ada 4 kasus Omicron baru BA.4 dan BA.5. Kasus ini ditemukan di Bali dengan seluruhnya sudah divaksinasi lengkap. Semua kasus ini dialami oleh laki-laki berisia 27, 34, 45, dan 57 tahun. Satu kasus merupakan warga negara Indonesia dan 3 lainnya merupakan WNA. Dari keempat kasus ini, satu orang bergejala ringan dan tiga tidak bergejala.
Advertisement