Evolusi adalah Perubahan Secara Perlahan-lahan, Pahami Teorinya

Evolusi adalah perkembangan secara berangsur-angsur.

oleh Husnul Abdi diperbarui 11 Jul 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Evolusi Manusia
lustrasi Evolusi Manusia via Pixabay/ geralt

Liputan6.com, Jakarta Evolusi adalah salah satu pembahasan dalam pelajaran biologi di sekolah. Kamu tentunya sudah tidak asing dengan istilah evolusi ini. Evolusi ini dalam biologi terkait dengan perkembangan atau pertumbuhan makhluk hidup. 

Evolusi tentunya perlu kamu pahamid ari perkembangan teori-teorinya yang disampaikan oleh para ahli. Mulai dari Aristoteles, Carolus Linnaeus, Charles Darwin, Alfred Russell Wallace, hingga Gregor Johan Mendell merupakan beberapa tokoh yang berperan dalam teori evolusi.

Evolusi adalah perkembangan secara berangsur-angsur. Perkembangan atau perubahan ini terjadi bertahap pada rentang waktu yang sangat panjang. Darwin adalah imuwan pertama ynag mencetuskan teori evolusi.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (11/7/2022) tentang evolusi adalah.

Evolusi adalah

Ilustrasi Evolusi Manusia
Ilustrasi Evolusi Manusia via Pixabay / Alexas_Fotos

Evolusi adalah istilah yang berasal dari bahasa latin yang artinya ”membuka gulungan” atau ”membuka lapisan”. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evolusi adalah perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit).

Di dalam biologi, pengertian evolusi telah mengalami perkembangan. Menurut Darwinisme, evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu yang sangat panjang (makro evolusi). Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi adalah terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

Prinsip-Prinsip Evolusi

Prinsip-prinsip evolusi adalah sebagai berikut:

- Pada satu waktu evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk baru muncul dan bentuk lama punah.

- Laju kecepatan evolusi tidak sama pada organisme yang berbeda.

- Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna tapi bentuk yang sudah terspesialisasi.

- Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks.

- Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu.

Perkembangan Teori Evolusi

Mitos ilmiah (1)
Ilustrasi evolusi. (Sumber Flickr/Vector Open Stock)

Melansir cdn-gbelajar.simpkb.id, berikut perkembangan teori evolusi:

- Aristoteles (Teori Statis)

Menurut Aristoteles, semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam suatu skala atau tangga dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi, idenya ini dikenal sebagai “skala alam‟ atau scale of nature. Aristoteles berargumentasi bahwa setiap spesies mempunyai wujud yang unik dan bisa digolongkan dari karakteristik-karakteristik kuncinya.

Di dalam prosesnya, Aristoteles mengorganisasikan makhluk hidup dalam suatu hirarki seperti tangga, dengan tumbuhan ditempatkan di bagian bawah, hewan ditempatkan di pertengahan, dan manusia ditempatkan paling atas. Pada masa itu diyakini bahwa spesies itu bersifat permanen (Fixisme) di mana organisme-organisme satu spesies adalah identik, sempurna dan tidak berkembang. Kelainan pada suatu organisme adalah dosa atau hukuman, manusia pasrah kepada alam, ilmu pengetahuan belum berkembang, sehingga kreasionisme (penciptaan) merupakan satu-satunya jawaban.

- Carolus Linnaeus (Penggagas Taksonomi)

Carolus Linnaeus mengembangkan sistem dua bagian atau Binomial untuk menamai organisme menurut genus dan spesies. Linnaeus mengelompokan spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Spesies yang mirip satu sama lain dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan pada famili yang sama dan seterusnya. Bagi Linnaeus, pengelompokkan spesies yang mirip dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin tentang evolusi.

- James Hutton (Teori Gradualisme)

Pada tahun 1795 James Hutton ahli geologi Skotlandia menjelaskan sifat dan ciri geologis Bumi dengan teori gradualisme (secara bertahap), yang menganggap bahwa perubahan mendalam dan nyata dari ciri dan sifat geologis Bumi merupakan produk kumulatif proses yang berlangsung lambat namun berlangsung terus menerus. Misalnya tebing terbentuk oleh sungai yang memotong bebatuan.

- Thomas Malthus (Pertumbuhan Populasi versus Persediaan Makanan)

Malthus menjadi terkenal pada tahun 1798 ketika dia menerbitkan sebuah essay yang berjudul "The Principle of Population as it affects the Future Improvement of Society". Di dalamnya, Malthus mengangkat keraguan-keraguan tentang apakah suatu bangsa bisa menjangkau suatu titik di mana hukum tidak lagi diperlukan, dan setiap orang hidup dengan makmur dan harmonis.

Menurut Malthus diperlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan eksistensi manusia, karena potensi pertumbuhan populasi manusia seperti deret geometri (kelipatan 2) sedangkan kemampuan untuk menyediakan makanan dan sumber daya lainnya seperti deret aritmetik (deret hitung). Sebagai akibatnya, cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antara anggota populasi dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas.

Malthus menunjukkan bahwa kekuatan yang sama dari fertilitas dan kelaparan yang membentuk umat manusia juga bekerja pada hewan dan tumbuhan. Darwin mengadaptasikan gagasan Malthus kepada teori evolusinya, bahwa untuk mempertahankan dirinya, manusia harus berkembang untuk menyesuaikan diri seperti umumnya hewan yang lain.

- Jean Baptiste de Lamarck (Teori Dinamis)

Jean B. Lamarck bekerja dalam klasifikasi cacing, laba-laba, moluska (hewan bertubuh lunak seperti keong), dan makhluk-makhluk tanpa tulang belakang lainnya. Lamarck melihat adanya kesamaan-kesamaan dari hewan-hewan yang dia pelajari, dan sangat terkesan oleh perkembangan rekaman fosil. Hal Itu mendorong dia untuk berpikir bahwa kehidupan itu tidak tetap. Ketika lingkungan berubah, organisme harus mengubah perilaku mereka (adaptasi) untuk bertahan hidup.

Ide pokok Lamarck adalah bahwa bagian-bagian tubuh yang lebih banyak digunakan untuk menghadapi lingkungan akan menjadi lebih besar dan kuat, sedangkan bagian-bagian tubuh yang tidak digunakan (disuse) akan mengalami penurunan. Modifikasi yang didapatkan oleh suatu organisme selama masa hidupnya dapat diturunkan kepada keturunannya. Jadi, penekanan teori Lamarck adalah bahwa adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk utama evolusi.

Perkembangan Teori Evolusi

Ilustrasi kecerdasan buatan (2)
Ilustrasi evolusi mengarah kepada mesin kecerdasan buatan. (Sumber Wikimedia Commons/Fonytas)

- Charles Darwin (Teori Evolusi, Seleksi Alam)

Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang meneliti berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang dijumpainya dalam perjalanannya. Darwin menggambar dan menulis tentang apa yang dia lihat, mengirim banyak spesimen ke Inggris, dan mengembangkan gagasan tentang hidup, kehidupan di masa lampau dan bagaimana caranya berubah menjadi seperti sekarang.

Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap berbagai jenis hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnya, Darwin membentuk embrio teori evolusi. Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan buku "On the Origin of Species by means of Natural Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam.

- Alfred Russel Wallace (Teori Evolusi: Seleksi Alam)

Wallace adalah seoring naturalis Ingris yang hidup semasa dengan Darwin. Wallace secara terpisah juga mengembangkan teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin. Darwin dan Wallace cukup lama berkorespondensi secara ilmiah. Wallace malah banyak mengirim spesies-spesies penemuan barunya dari Asia ke Darwin untuk diteliti. Menurut Wallace, teorinya tentang evolusi hasil pemikiran yang datang secara spontan. Darwin dan Wallace adalah orang yang pertama mencetuskan bagaimana proses evolusi itu berlangsung.

- Gregor Johann Mendel (Teori Genetika)

Dengan mengobservasi kacang polong (Pisum sativum) selama bertahun-tahun, Mendel mengambil kesimpulan bahwa ada suatu pola dalam pewarisan sifat keturunan. Hasil penyelidikan Mendel menjadi dasar ilmu genetika. Mendel telah menemukan prinsip dasar pewarisan yang sudah pasti dapat menyelesaikan permasalahan Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap seleksi alam.

- Evolusi Modern (Neo-Darwinisme)

Sintesis evolusi modern mengacu pada satu set gagasan dari beberapa spesialis biologi yang bersama-sama membentuk suatu teori evolusi komprehensif yang diterima oleh mayoritas ahli biologi. Sintesis ini dibentuk sekitar tahun 1936-1947 dengan mengembangkan genetika populasi yang merupakan integrasi antara seleksi alam Darwin dengan genetika Mendel.

Sintesis modern menguraikan evolusi sebagai suatu perubahan di dalam frekuensi alel dalam suatu populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teori ini sekarang menjadi pusat prinsip pengaturan dari biologi modern, yang berhubungan secara langsung dengan topik-topik seperti asal-usul resistensi antibiotika pada bakteri, sosialitas pada serangga, dan keanekaragaman hayati dari kehidupan di Bumi. Pengembangan terbaru yang paling penting dalam biologi evolusi adalah meningkatnya pemahaman dan kemajuan genetika.

Jika menurut Darwin mekanisme evolusi itu terjadi karena seleksi alam, maka menurut Sintesis Modern, evolusi terjadi tidak hanya karena seleksi alam tetapi juga disebabkan oleh hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi, dan perkawinan tidak acak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya