Barang Substitusi adalah Pengganti, Ketahui Pengaruhnya pada Permintaan dan Penawaran

Berikut adalah penjelasan tentang barang substitusi dan pengaruhnya pada permintaan dan penawaran.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 01 Sep 2022, 18:10 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 18:10 WIB
FOTO: Inflasi Indonesia Diklaim Terendah di Dunia
Pedagangan menata bawang di Pasar Senin, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Konflik Rusia dan Ukraina menambah melambungkan harga pangan dunia, namun inflasi Indonesia paling rendah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Barang substitusi adalah barang pengganti. Bentuk hubungan barang substitusi adalah sesuatu yang dapat digambarkan dalam sebuah peribahasa yang berbunyi, "tak ada rotan, akar pun jadi."

Dari peribahasa tersebut, dapat dipahami bahwa barang substitusi adalah barang alternatif yang dapat menggantikan barang lain yang jumlahnya terbatas atau sudah tidak tersedia.

Contoh, makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah nasi. Namun karena beras langka, harganya melambung tinggi, sehingga sebagian besar orang akhirnya menggunakan ketela sebagai sumber karbohidrat.

Dalam contoh kasus tersebut, hubungan antara ketela dengan beras adalah substitusi. Masih terkait dengan contoh kasus tersebut, barang substitusi adalah ketela.

Ketela menjadi barang pengganti dari beras yang langka sebagai pengganti makanan pokok atau sumber karbohidrat alternatif.

Dari pemaparan singkat tersebut, bisa diketahui bahwa barang subtitusi adalah barang pengganti untuk barang lain, yang sudah mulai langka, atau harganya naik dan tidak terjangkau.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai barang substitusi, penting untuk mengetahui jenis-jenis hubungan barang, serta pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai barang substitusi, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (1/9/2022).

Sistem Pasar

Hubungan barang, baik itu bentuknya barang substitusi, barang komplementer, maupun barang netral, selalu terkait dengan mekanisme pasar, atau kegiatan jual beli. Dalam kegiatan jual beli, atau sistem pasar, harga menjadi faktor penting yang akan memengaruhi sebuah transaksi akan terjadi atau tidak.

Harga yang murah jelas akan meningkatkan permintaan dari konsumen. Sedangkan harga yang mahal akan menurunkan permintaan dari konsumen. Lalu bagaimana suatu barang dan jasa disebut memiliki harga yang murah atau mahal.

Suatu barang dan jasa bisa disebut murah jika harga yang ditawarkan berada di bawah harga keseimbangan. Sedangkan barang dan jasa bisa disebut mahal jika harganya berada di atas harga keseimbangan.

Dalam buku Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Dinar dan Hasan mengungkapkan bahwa harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk dari pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.

Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen), di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Supply (Penawaran) dan Demand (Permintaan)

Selama PPKM, Inflasi Agustus 2021 Diperkirakan 0,04 Persen
Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di kiosnya di Pasar Lembang, Tangerang, Selasa (24/8/2021). Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) alias inflasi akan berlanjut pada bulan Agustus 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, harga keseimbangan dipengaruhi oleh jumlah supply (penawaran) dan demand (permintaan). Perubahan nilai dari salah satu faktornya, baik itu permintaan atau penawaran, akan memengaruhi harga keseimbangan.

Supply (Penawaran)

Lalu apa itu penawaran? Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Jumlah barang atau jasa yang bisa ditawarkan produsen juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain sebagai berikut:

1. Harga Barang

Harga barang menjadi faktor utama besar kecilnya penawaran. Semakin tinggiharga barang, maka semakin tinggi pula penawaran yang dilakukan oleh produsen.

2. Jumlah Penjual atau Produsen

Jika jumlah produsen suatu barang tertentu banyak, maka jumlah penawaranterhadap barang tersebut juga akan tetap tinggi. Misalnya, jika suatu daerahmenjadi sentra penghasil sepatu, maka penawaran sepatu di daerah tersebut akan tinggi.

3. Harga Barang Substitusi

Apabila harga suatu barang meningkat maka penawaran terhadap barang subtitusi akan mengalami peningkatan karena penjual akan menawarkan barang pengganti sebagai alternatif barang utama yang mengalami kenaikan.

Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh terlihat lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.

4. Biaya Produksi

Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksimeningkat, maka harga barang akan tinggi dan memaksa produsen menawarkan barangnya dengan jumlah sedikit.

Demand (Permintaan)

FOTO: Inflasi Indonesia Diklaim Terendah di Dunia
Aktivitas perdagangan di Pasar Senin, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Inflasi Indonesia disebut masih termasuk paling rendah di dunia, karena ada 20 negara lebih yang memboikot, tidak boleh jual pangannya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Lalu apa itu permintaan? Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Jumlah atau angka permintaan tidak bersifat tetap, dan dapat berubah berdasarkan sejumlah faktor.

Berikut adalah faktor yang memengaruhi jumlah permintaan:

a. Harga Barang

Apabila harga suatu barang turun, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan bertambah dan hal ini berlaku juga sebaliknya.

b. Barang Lain yang Terkait

Barang lain yang terkait adalah barang substitusi dan barang komplementer. Apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan berkurang. Namun apabila harga barang substitusinya naik,maka permintaan barang tersebut akan meningkat.

Apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan menurun pula. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya naik, maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat pula.

c. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan konsumen akan memengaruhi daya beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang tersebut.

d. Jumlah Penduduk

Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan terhadap suatu barang.

Dari penjelasan permintaan dan penawaran tersebut dapat diketahui bahwa jenis hubungan barang dapat memengaruhi harga, bahkan jumlah permintaan dan penawaran.

Barang Substitusi, Komplementer, dan Netral

Ilustrasi penjual telur di pasar Baru Kota Probolinggo (Istimewa)
Ilustrasi penjual telur di pasar Baru Kota Probolinggo (Istimewa)... Selengkapnya

Hubungan antara suatu barang dengan barang yang lain dapat dibedakan menjadi tiga, yakni barang substitusi, barang komplementer, dan barang netral.

Barang Substitusi

Barang substitusi adalah barang yang dapat digunakan sebagai pengganti barang lain. Sebagai contoh, makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah nasi. Namun karena beras langka, harganya melambung tinggi, sehingga sebagian besar orang akhirnya menggunakan ketela sebagai sumber karbohidrat.

Dalam contoh kasus tersebut, hubungan antara ketela dengan beras adalah substitusi. Masih terkait dengan contoh kasus tersebut, barang substitusi adalah ketela.

Barang substitusi adalah barang pengganti yang dapat dibedakan menjadi du jenis, yakni barang substitusi sempurna dan barang substitusi tidak sempurna.

Barang substitusi sempurna adalah barang yang memiliki fungsi dan kegunaan yang sama dengan barang utama. Misalnya saja, Anda yang terbiasa minum air kemasan merek tertentu tidak bisa meminum air kemasan merek itu karena stoknya habis. Oleh karena itu, Anda minum air kemasan merek lain.

Barang substitusi tidak sempurna adalah barang yang dapat digunakan untuk menggantikan barang utama, namun tidak dapat memenuhi fungsi dan kegunaannya secara penuh. Misalnya saja, untuk dapat mengikat tiang dengan kuat, Anda membutuhkan kawat. Namun karena yang tersedia hanya tali rafia, maka untuk mengikat tiang, Anda menggunakan tali rafia.

Tali rafia memang memiliki fungsi yang sama untuk mengikat tiang, namun dari segi ketahanan, tali rafia tidak sekuat kawat besi.

Keberadaan barang substitusi ini juga memberikan pengaruh pada sistem atau mekanisme pasar. Jika harga barang substitusi turun atau lebih rendah dari barang utama, maka permintaan penawaran terhadap substitusi meningkat.

Jika harga barang substitusi naik, ada kecenderungan permintaan terhadap barang utama akan meningkat, meski harga barang utama tetap.

 

Barang Komplementer

Harga Cabai Rawit Merah Tembus Hingga Rp 120 Ribu per Kilogram
Pedagang merapikan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/6/2021). Harga cabai rawit merah di pasar-pasar DKI Jakarta naik menjadi rata-rata Rp108.043 per kilogram (kg). Bahkan, di beberapa pasar harga cabai tembus Rp120 ribu per kg. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Barang komplementer adalah barang yang berfungsi sebagai pelengkap. Dua barang disebut komplementer jika keduanya saling melengkapi. Kadang-kadang, barang komplementer mutlak diperlukan, seperti halnya ponsel dan pulsa.

Hubungan barang komplementer ini juga dapat memberikan pengaruh pada sistem pasar, terutama pada perubahan harga. Misalnya, jika permintaan terhadap ponsel meningkat, maka permintaan terhadap pulsa juga akan meningkat.

Sebaliknya, jika permintaan terhadaptelepon genggam menurun, maka permintaan pulsa akan berkurang atau menuru.

Barang Netral

Barang netral adalah barang yang tidak mempengaruhi permintaan terhadap barang lain, contohnya adalah sepatu dan kopi, semakin tinggi harga sepatu tidak akan berpengaruh terhadap permintaan terhadap kopi.

Contoh Barang Substitusi

FOTO: Presiden Jokowi Serahkan Bansos untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi dan Jaga Daya Beli Masyarakat
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyapa para pedagang sekaligus membagikan bantuan langsung kepada para penerima manfaat saat mengunjungi Pasar Sukamandi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Jokowi berharap agar bantuan tersebut dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat pascapandemi. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)... Selengkapnya

Contoh barang substitusi adalah:

Buku fisik dan buku digital

Baik buku fisik dan digital bisa memuat isi yang sama. Saat ini keberadaan buku fisik mulai tergantikan dengan buku digital atau E-book. Keduanya memiliki fungsi yang sama.

Pensil dan pulpen

Pulpen bisa menjadi substitusi dari pensil, begitu juga sebaliknya. Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menulis.

Beras dan ubi

Ubi bisa menjadi substitusi dari beras. Ubi memiliki fungsi yang sama dengan beras yaitu sebagai sumber karbohidrat.

Sepeda dan motor

Sepeda bisa menjadi substitusi dari motor. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai alat transportasi. Sepeda jadi substitusi terbaik karena lebih ramah lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya