Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya

Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia yang berkaitan erat untuk memberikan pesan moral dan nilai-nilai luhur lainnya.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 14 Des 2022, 12:50 WIB
Diterbitkan 14 Des 2022, 12:50 WIB
Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya
Ilustrasi Fabel Credit: pexels.com/Magda

Liputan6.com, Jakarta Apa yang dimaksud dengan fabel merupakan salah satu jenis cerita dongeng untuk anak-anak sebagai pengantar tidur. Istilah fabel sudah tak asing bagi para orang tua, anak-anak, hingga guru di sekolah.

Fabel merupakan kisah yang bertemakan binatang sebagai karakter dari cerita dongeng. Bahkan apa yang dimaksud dengan fabel juga bisa dijumpai dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Apa yang dimaksud dengan fabel bisa didefinisikan dengan ciri-ciri yang lebih eksplisit. Seperti halnya tokoh utama dalam cerita fabel adalah binatang, mereka berbicara dan berpikir, memiliki karakter, alurnya pendek, dan gaya ceritanya lisan. 

Untuk lebih rinci, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai apa yang dimaksud dengan fabel beserta ciri-ciri dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/12/2022).

Apa yang Dimaksud dengan Fabel

Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya
Ilustrasi Buku Cerita Credit: pexels.com/cottonbro

Dikutip dari laman Ayo Guru Berbagi Kemdikbud, apa yang dimaksud dengan fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang. Secara etimologis, kata fabel berasal dari bahasa latin, yakni fabulat yang berarti “bercakap” atau “bercerita”. Boleh dikatakan juga bahwa apa itu fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia yang berkaitan erat untuk memberikan pesan moral dan nilai-nilai luhur lainnya.

Mengutip dari Britannica, apa yang dimaksud dengan fabel adalah cerita pendek atau dongeng yang biasanya terkait dengan binatang, dengan tujuan utama adalah untuk memberikan pelajaran atau hikmah bagi pendengar atau penonton. Selain itu, tujuan dari gabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang.

Fabel termasuk ke dalam cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang tersebut.

Ciri-Ciri Fabel

Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya
ilustrasi fabel (sumber: Unsplash/Дмитрий Хрусталев-Григорьев)

Setelah memahami apa yang dimaksud dengan fabel, anda juga perlu mengenali ciri-ciri fabel. Berikut ini rinciannya:

1. Tokoh utama binatang.

2. Alur ceritanya pendek dan sederhana.

3. Cerita singkat dan bergerak cepat.

4. Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.

5. Gaya penceritaan secara lisan.

6. Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.

7. Pendahuluan sangat singkat dan langsung.

8. Tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia (berbicara dan berpikir).

9. Menunjukkan penggambaran moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan.

10. Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.

11. Mengkritisi sifat manusia, diskriminasi kaum lemah, dan keadaan masyarakat.

Jenis-Jenis Fabel

Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya
Ilustrasi Fabel Credit: unsplash.com/Mad

1. Fabel Modern

Fabel modern waktu kemunculan ceritanya belum terlalu lama. Di mana pembuatan dongeng sebagai bentuk ekspresi kesastraan dari penulis. Jenis fabel ini memiliki ciri-ciri yakni memiliki alur cerita fabel modern bisa pendek atau panjang, tema yang cerita cenderung lebih rumit, memiliki prosa yang mengisahkan pahlawan, dan mempunyai karakter yang unik.

2. Fabel Klasik

Fabel klasik merupakan dongeng yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktu kemunculannya. Fabel klasik biasanya diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Jenis fabel ini memiliki ciri-ciri yakni memiliki tema yang diangkat sangat sederhana, ceritanya sangat pendek dan jelas, sarat dengan pesan moral atau petuah pada pembaca, serta mempunyai sifat hewani dalam tokoh fabel klasik masih melekat.

Contoh Fabel

Apa yang Dimaksud dengan Fabel? Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya
Ilustrasi Harimau Putih/Credit: unsplash.com/chuttersnap

Dikutip dari buku Seri Antologi Fabel Nusantara "Kisah Petualangan Kancildan Binatang Lainnya", berikut contoh fabel sederhana:

Kancil dan Buaya

Di sebuah hutan hiduplah seekor kancil yang setiap hari selalu mencari makan di hutan. Tanpa terasa setelah lama berlalu mulailah habis buah-buahan yang menjadi makanan kancil. Ia mencari ke sana-kemari namun tidak bertemu buah-buahan yang dapat dimakan, dan kancil merasa sangat kelaparan.

Lalu ia tiba di sungai dan melihat begitu banyak buah-buahan yang dapat dimakan di seberang sungai. Kancil pun mencari jalan untuk menyeberang sungai. Ia berjalan ke hulu sungai, juga ke muara namun tidak ada jalan untuk menyeberang karena sungainya begitu dalam dan lebar apalagi di sana banyak sekali buaya. Semakin lama ia merasa sangat lapar dan semakin tidak kuat untuk bertahan. Tiba-tiba timbul akal Kancil. Ia duduk di tepi sungai dan bernyanyi

Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati, yang menghidupkan yang mati.

Berulang kali ia bernyanyi sampai terdengar oleh Buaya di dalam sungai. Lalu seekor Buaya yang sangat besar berenang mendekati Kancil yang ada di tepi sungai, dan berkata, “Hai Kancil begitu merdu suaramu, coba nyanyikan sekali lagi. Si Kancil bernyanyi berulang kali:

Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati, yang menghidupkan yang mati.

Tersentuhlah hati sang Buaya mendengar nyanyian si Kancil. Lalu Buaya bertanya,

“Hai Kancil sepertinya ada masalah yang sedang engkau hadapi. Ada apa gerangan?”

Kancil menjawab bahwa ia ingin ke seberang sungai namun tidak dapat berenang karena air sungainya dalam dan deras. Akhirnya Buaya siap menolong Kancil, lalu berkata,

“Kalau hanya itu saya siap membantumu. Naiklah ke punggungku aku akan menyeberangkan Engkau.”

Dengan hati yang was-was Kancil melompatke punggung Buaya karena takut dimakan oleh Buaya. Setibanya di punggung Buaya, Buaya menyuruh Kancil untuk bernyanyi, lalu Kancil bernyanyi lagi

"Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati,yang menghidupkan yang mati."

Lalu Buaya berenang menuju ke seberang. Setibanya di tengah sungai, Buaya berhenti dan si Kancil mulai ketakutan jangan-jangan Buaya maumemakannya dan ia tidak dapat lari. Tiba-tiba Buaya menyuruh Kancil untuk bernyanyi lagi, lalu kancil bernyanyi seperti tadi.

"Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati,yang menghidupkan yang mati."

Setelah diulang beberapa kali baru Buaya melanjutkan berenang menuju seberang sungai. Kurang lebih tiga hasta lagi Buaya kembali berhentidan diam beberapa saat lalu menoleh kepada Kancil yang ada di atas punggungnya. Si Kancil tambah ketakutan, dalam hati ia berkata tamatlah riwayatku. Pasti Buaya akan menelanku. Namun,tiba-tiba Buaya menyuruh Kancil bernyanyi. Si Kancil bernyanyi berulang kali dengan suara yangnyaring dengan rasa ketakutan.

"Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati,yang menghidupkan yang mati."

Kemudian Buaya melanjutkan berenang mendekati tepi sungai di seberang, setelah dekat tiba-tiba Kancil melompat ke darat dengan perasaan lega dan menjauh dari tepi sungai. Buaya berteriak dari tengah sungai,

“Hai Kancil aku ingin mendengar nyanyianmu yang begitu merdu.” Lalukancil dengan sombongnya bernyanyi 

"Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati,yang memakan bangkai anjing."

Mendengar itu Buaya sangat marah. Lalu Buayaberkata, “Mengapa berobah nyanyianmu Kancil?Apakah kau sudah lupa syairnya?” Lalu Buaya menyuruh Kancil bernyanyi lagi, dan hal itu diulangi si Kancil,

"Buaya yang bijaksana, buaya yang baik hati,yang memakan bangkai anjing."

Hal itu diulangi kancil beberapa kali sambilberlari menjauh dari tepi sungai. Lalu Buaya berteriak

“Baiklah Kancil Engkau pengkhianat, dan kutunggu suatu saat kita bertemu lagi.”

Singkat cerita, setelah tiba di hutan yang baru,Kancil hidup dengan berkecukupan makanan. Namun, setelah beberapa tahun mulai habis buah-buahan yang ada di hutan tersebut dankembali si kancil merasa kelaparan. Ia melihat di hutan seberang sungai tempatnya yang dulu, banyak buah-buahan di sana namun ia tidak dapat berenang kembali ke hutan itu. Ia juga takut minta tolong kepada Buaya. Karena makanan tidak adadi hutan itu, si Kancil semakin hari makin kurusdan akhirnya mati kelaparan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya