6 Gejala Omicron BF.7 di Indonesia, Lebih Menular dan Picu Lonjakan Kasus Covid-19 China

Varian Omicron BF.7 adalah turunan dari varian Omicron BA.5.

oleh Laudia Tysara diperbarui 30 Des 2022, 15:05 WIB
Diterbitkan 30 Des 2022, 15:05 WIB
FOTO: Waspada Ancaman Omicron hingga Februari Mendatang
Kepadatan calon penumpang kereta Commuter Line (KRL) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kementerian Kesehatan memprediksi penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada Februari 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Varian Omicron BF.7 dilaporkan telah menyebar ke beberapa negara, seperti Eropa, India, dan memicu lonjakan kasus Covid-19 di China. Global Times melaporkan sejak 10 oktober 2022, varian Omicron BF.7 telah menyebar ke lebih banyak provinsi di China kurang dari seminggu setelah pertama kali diidentifikasi.

Omicron BF.7 dikenal pula dengan nama varian Omicron BA.5.2.1.7, yang merupakan turunan dari Omicron BA.5. Omicron BF.7 disebut lebih menular daripada varian Omicron lainnya. Sementara itu, sesuai data yang dirilis oleh Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, varian Omicron BF.7 menyumbang 4.6 persen dari total kasus COVID-19 aktif di AS. 

Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI menyatakan varian Omicron BF.7 sudah terdeteksi di Indonesia dengan temuan awal kasus 15 dari transmisi lokal dan transmisi luar negeri. Ini sesuai dengan hasil pemeriksaan dengan Whole Genome Sequencing (WGS) yang keluar pada 29 Desember 2022.

Berselang satu hari kemudian, Kemenkes RI menyatakan 15 pasien Omicron BF.7 di Indonesia tersebut sudah dinyatakan sembuh. Gejala Omicron BF.7 disebut mirip dengan infeksi Influenza. Mayoritas pasien mengalami gejala ringan, tetapi ahli menegaskan BF.7 jauh lebih menular daripada varian Omicron lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 4 Oktober 2022 menyatakan, bahwa Omicron saat ini adalah varian dominan yang beredar secara global, terhitung lebih dari 98 persen dari urutan virus yang dibagikan di GISAID setelah Februari 2022.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bahaya Omicron BF.7 dan gejala Omicron BF.7, Jumat (30/12/2022).

Gejala Omicron BF.7 di Indonesia

Covid-19 Omicron
Ilustrasi varian Covid-19 Omicron. Credits: pexels.com by Edward Jenner

Apakah Omicron BF.7 berbahaya?

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman melansir dari Merdeka mengatakan, Omicron BF.7 adalah turunan dari BA.5 yang memiliki karakter sangat infeksius.

“Dia punya kemampuan yang sangat tinggi dalam menginfeksi,” ungkap Dicky melalui pesan elektronik, pada Jumat (30/12/2022).

Omicron BF.7 memiliki kemampuan tinggi untuk menetralisir efikasi antibodi yang terbentuk melalui vaksinasi. Inilah mengapa Omicron BF.7 harus diwaspadai oleh penyintas COVID-19. Disebutkan, Omicron BF.7 bisa me-reinfeksi atau menginfeksi ulang penyintas COVID-19.

“Selain itu, BF.7 punya karakter sangat singkat dalam inkubasi. Inkubasi ini waktu orang pertama terinfeksi sampai menunjukkan gejala,” jelasnya.

Bagaimana gejala Omicron BF.7?

Gejala Omicron BF.7 mirip dengan gejala Influenza. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Nabila Salama mengatakan, khusus pasien Omicron BF.7 di Jakarta seluruhnya bergejala ringan.

“Gejala tersering masih demam, batuk pilek, sakit tenggorokan. Ada yang anosmia atau sulit mencium bau dan ada yang mengeluhkan nyeri perut, mual dan muntah," jelasnya dalam keterangan tertulis, pada Jumat (30/12/2022).

1. Demam

Demam khas COVID-19 seperti gejala Omicron BF.7 berkisar pada suhu 38 derajat celcius atau lebih. Maka dari itu jika suhu tubuh sudah pada angka 37.5 derajat Celcius, jangan disepelekan.

2. Batuk

Karakter batuk COVID-19 paling khas adalah cenderung kering. Meski mayoritas penderita COVID-19 mengalami batuk tanpa dahak, hal ini bisa terjadi karena ada infeksi sekunder, lalu batuk berdahak. Infeksi sekunder bisa dari kuman yang berasal dari mulut.

3. Pilek

Pilek COVID-19 seperti Omicron BF.7 mirip seperti respon infeksi saluran pernapasan atas lainnya. Ini biasa ditandai dengan hidung tersumbat dan produksi lendir berlebih.

4. Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan COVID-19 umumnya menjadi respon utama dari batuk kering yang dialami penderita. Mayoritas penderita Omicron mengeluhkan batuk yang terjadi secara intens, nyeri, dan gatal.

5. Anosmia

Ini iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung, untuk gejala Omicron BF.7 anosmia menjadi respon flu yang dialami. Anosmia terjadi karena ada pembengkakan atau penyumbatan di hidung yang mencegah bau tidak masuk ke bagian atas hidung.

6. Masalah Pencernaan

Infeksi COVID-19 seperti gejala Omicron BF.7 bisa memengaruhi pencernaan. Ini karena virus SARS-CoV-2 bisa masuk ke sel usus untuk menggandakan diri. Data terbaru pun mengungkap, saluran pencernaan lebih mungkin menampung banyak virus daripada saluran pernapasan.

Menurut Dicky, Omicron BF.7 tidak terlalu membahayakan bagi masyarakat Indonesia jika pemerintah masih menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), skrining di pintu masuk, dan memberlakukan kembali sistem karantina. Indonesia justru perlu mengakhawatirkan munculnya varian baru lain pada awal 2023 akibat masifnya penularan COVID-19 di China.

“Itu yang betul-betul harus diwaspadai. Itu bisa jadi varian lebih super yang merugikan Indonesia,” ujarnya.

Cara Mencegah Penularan Omicron BF.7

China Mulai Berikan Vaksin COVID-19 Hirup
Wanita yang memakai masker wajah mengantre untuk mendapatkan tes usap tenggorokan COVID-19 rutin mereka di tempat pengujian virus corona di Beijing, Rabu (26/10/2022). Kota Shanghai di China mulai memberikan vaksin COVID-19 yang dapat dihirup pada hari Rabu di tempat yang tampaknya menjadi yang pertama di dunia. (AP/Andy Wong)

Cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 seperti Omicron BF.7 paling efektif menurut pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D adalah selalu menggunakan masker dan melakukan vaksinasi.

1. Selalu Menggunakan Masker

Momen pandemi membuat berbagai upaya cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif wajib diketahui. Seorang pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D mengatakan masker adalah cara paling efektif melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan virus Corona COVID-19.

Menurutnya, masker adalah vaksin terbaik, murah, mudah dipakai dan terbukti bisa mencegah penularan. Penjelasan tersebut diperkuat dengan fakta bahwa sejak 102 tahun lalu Pendemi Flu Spanyol merebak, masker terbukti paling efektif dalam mencegah penularan virus. Untuk itu, ia menekankan untuk tetap menggunakan masker meskipun sejumlah orang sudah divaksinasi merupakan cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif.

2. Melakukan Vaksinasi

Penyebaran virus Corona COVID-19 semakin masif dan lonjakan kasus di berbagai negara mayoritas selalu mengalami peningkatan. Ditambah dengan mutasi varian baru virus Corona COVID-19 yang lebih mudah menular dan mematikan. Ini mengapa upaya membentuk herdimmunity dengan mempercepat proses vaksinasi sebagai cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif patut garis bawahi.

Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Fak.Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19 dalam Dialog Publik KPCPEN yang disiarkan FMB9ID_IKP menuturkan vaksin COVID-19 sudah diteliti dan masih efektif melawan varian baru virus Corona COVID-19 terutama Alfa dan Delta.

Imbuhnya, vaksinasi adalah pelengkap cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif selain menegakkan protokol 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, mengatakan cara terbaik untuk memutus rantai penularan virus corona adalah dengan mencegah penularannya.

3. Membatasi Mobilitas

Membatasi mobilitas merupakan cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif karena hal ini bisa menjauhkan transmisinya. Pembatasan ini dijadikan pegangan agar kerumunan tidak lagi terjadi dan jaga jarak minimal 1 meter bisa selalu diterapkan. Di mulai dari mobilitas di tempat-tempat umum, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, sekolah, dan perkantoran.

Belajar dari lonjakan kasus COVID-19 di India, Hermawan mengatakan bahwa secara masyarakat, ada kemiripan antara negeri Bollywood itu dengan Indonesia. Ia mencontohkan, dalam kegiatan keagamaan misalnya, di India ada tradisi Kumbh Mela yang juga berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi, sama seperti liburan Natal dan Idulfitri di Tanah Air.

4. Cuci Tangan

Cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif lainnya adalah dengan rajin mencuci tangan. Sebab, tangan adalah salah satu anggota tubuh yang menjadi sumber penyakit.

Cuci tangan dengan durasi minimal 20 detik untuk membunuh virus corona menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan kain yang bersih atau tisu.

Tindakan pencegahan yang satu ini dianggap lebih efektif untuk membunuh kuman, bakteri, termasuk virus corona. Cuci tangan merupakan langkah yang disarankan oleh banyak pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia.

5. Hindari Sentuh Wajah

Telah diketahui bahwa tangan dapat menjadi sumber penyakit sebab sering terjadi kontak dengan benda maupun orang lain. Sementara itu, virus corona disinyalir dapat masuk tubuh manusia melalui segitiga wajah yakni mata, hidung, dan mulut.

Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif adalah hindari untuk menyentuh wajah menggunakan tangan. Apabila terpaksa harus menyentuh wajah, maka pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun.

6. Etika Bersin dan Batuk

Terapkan etika bersin dan batuk dengan benar menggunakan siku tangan bagian dalam atau tisu bersih. Sebab, cairan yang diproduksi pada saat batuk dan bersin tersebut dapat menjadi media penularan virus corona.

Apabila menggunakan tisu, maka segera buang ke tempat sampah dan cuci tangan menggunakan sabun hingga bersih dan kering kembali. Ini cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif di manapun berada.

7. Hindari Berbagi Barang Pribadi

Barang pribadi milik orang lain dapat saja meningkatkan risiko penularan virus corona. Meskipun tidak nampak gejala, virus ini dapat menginfeksi tubuh manusia hingga berstatus sebagai silent carrier yang membawa dan menularkan virus corona covid-19 kepada orang lain.

Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif adalah selalu gunakan barang sendiri dan hindari untuk meminjam barang pada orang lain. Hal tersebut merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona yang berbahaya.

8. Cuci Bahan Makanan

Cuci selalu bahan makanan yang diperoleh sebelum mengolahnya sebagai pelengkap cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif. Sebab, pada bahan makanan selalu saja terdapat kemungkinan adanya kuman, bakteri, hingga virus corona.

Anda dapat mencuci bahan makanan sebelum disimpan di dalam lemari pendingin dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida ataupun cuka yang dapat membunuh bakteri, kuman, dan virus dengan cukup efektif.

9. Bersihkan Perabot Rumah

Virus corona dapat menempel pada permukaan benda yang sering terjadi interaksi. Maka dari itu, cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif dengan membersihkan selalu perabotan rumah secara rutin. Bila perlu, semprotkan cairan disinfektan setiap pagi dan sore hari yakni sebelum dan setelah beraktivitas guna membunuh virus corona.

10. Tingkatkan Imun Tubuh

Tidak hanya melakukan tindakan pencegahan di luar jaringan tubuh, namun cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 paling efektif juga perlu melakukan tindakan pencegahan dari dalam tubuh selain vaksinasi.

Caranya adalah dengan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai virus termasuk virus corona covid-19. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya