Jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Pahami Juga Arti dan Hukumnya

Arti dan hukum salam jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, beserta dengan jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 14 Feb 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2023, 20:30 WIB
Intip Style Selebriti di Momen Idul Fitri
Ilustrasi Idul Fitri. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW terbilang mudah untuk dilafalkan. Namun sebelum mengetahui jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, penting untuk terlebih dahulu memahami dasar hukum dan arti dari salam Taqabbalallahu Minna Wa Minkum yang sering didengar saat  bulan suci Ramadhan dan datangnya Idul Fitri yang penuh berkah ini.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum merupakan salam yang sering kita dengar selama periode lebaran, dimana banyak orang mengucapkan salam Taqabbalallahu Minna Wa Minkum secara langsung maupun melalui media sosial mereka. Penggunaan salam Jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum ini tidaklah sembarangan, karena ada sumber yang jelas dibalik penggunaannya.

Kian umum diucapkan saat perayaan Idul Fitri, mengetahui jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum sesuai dengan hadist menjadi salah satu hal yang penting untuk diketahui oleh umat muslim. Lantas apa jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum yang dapat kita gunakan dengan benar ?

Untuk menjawabnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (14/2/2023). Arti dan hukum salam jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, beserta dengan jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.

Arti dan Hukum Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Maaf
Ilustrasi Merayakan Idul Fitri Credit: freepik.com

 تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنكُم

Taqaballahu minna wa minkum

Artinya :  Semoga Allah menerima (ibadah ini) dari kami dan dari kalian.

Diriwayatkan bahwa para Sahabat biasa mengucapkan selamat satu sama lain pada kesempatan Idul Fitri dengan mengatakan Taqabbalallahu minna wa minkum yang memiliki arti Semoga Allah menerima (ibadah ini) dari kami dan dari Anda.

Diriwayatkan bahwa Jubair bin Nufair berkata: Ketika para sahabat Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) bertemu satu sama lain pada hari Idul Fitri, mereka akan mengatakan satu sama lain: Taqabbal Allahu minna wa mink.

Imam Ahmad berkata: Tidak mengapa seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari Idul Fitri: Taqabbal Allahu minna wa mink (Semoga Allah menerima (ibadah ini) dari kami dan dari Anda). Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughni.

Mengucapkan salam dan selamat pada Idul Fitri sangat diperbolehkan, dan tidak ada salam khusus untuk mengucapkan selamat idul Fitri yang wajib, sehingga terdapat banyak pilihan yang dapat dipilih. Jadi semua salam yang biasa digunakan orang diperbolehkan asalkan tidak mengandung dosa.

Jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Balasan umum untuk seseorang yang mengatakan "Taqabbalallahu minna wa minkum" kepada anda adalah membalasnya dengan, "Taqabbalallahu minna wa minkum" yang sama. Anda juga bisa mengatakan Ameen, atau Khair mubarak.

Penggunaan salam Taqabbalallahu Minna Wa Minkum untuk menyapa sesama muslim saat perayaan Idul Fitri ini, bersumber dari hadits yang diriwayatkan bahwa Jubair bin Nufair yang mengatakan:

Ketika para sahabat Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) bertemu satu sama lain pada hari Idul Fitri, mereka akan mengatakan satu sama lain: "Taqabbal Allahu minna wa minkum".

Al-Hafidz berkata: Sanadnya adalah hasan (artinya rantai riwayat itu baik).

Menyampaikan ucapan selamat dengan cara ini boleh saja, bisa juga dengan ucapan Idul Fitri. Imam Ahmad berkata: Tidak mengapa seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari Idul Fitri: Taqabbal Allahu minna wa mink.

Adab Idul Fitri

1. Mengucapkan selamat atau salam.

Etiket Idul Fitri juga termasuk keinginan baik oleh orang-orang, tidak peduli apa kata-katanya, seperti menyatakan satu sama lain Taqabbalallahu minna wa minkum yang artinya Semoga Allah menerima (amal baik) dari kami dan dari Anda atau Eid mubarak dan lainnya diperbolehkan ungkapan selamat.

2. Melakukan ghusl (mandi) sebelum pergi untuk sholat Idul Fitri

Diwajibkan untuk mandi sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Sama seperti dianjurkan untuk Jumu'ah, seorang Muslim disarankan untuk menjalankannya. Diriwayatkan bahwa Sa'id ibn Jubayr berkata: “Tiga hal yang disunnahkan pada Idul Fitri: berjalan (ke tempat sholat), mandi, dan makan sebelum keluar (jika itu Idul Fitri).”

3. Makan sebelum keluar 

Saat hari raya Idul Fitri, perhatikan bahwa itu adalah hari yang harus kita tekankan bahwa puasa telah berakhir, maka usahakan untuk makan sesuatu. Sangat dianjurkan meski hanya sedikit, anda perlu mengonsumsi makanan, snack atau buah-buahan. Nabi Muhammad AW biasa tidak keluar pada pagi hari Idul Fitri sampai dia makan kurma.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Anas ibn Malik yang mengatakan: “Rasulullah SAW dan shalawat atasnya) tidak akan keluar di pagi hari Idul Fitri sampai dia makan beberapa kurma … dan dia akan makan dalam jumlah ganjil. Sebaliknya, pada Idul Adha, dianjurkan untuk tidak makan sampai setelah Sholat, ketika seseorang harus makan dari daging kurbannya.

4. Takbir pada hari Idul Fitri

Takbir adalah salah satu sunnah terbesar yang harus dilakukan saat Idul Fitri. Al-Daraqutni dan lainnya meriwayatkan bahwa ketika Ibnu `Umar keluar pada Idul Fitri dan Idul Adha, dia akan berusaha keras takbir  hingga  tiba di tempat salat, kemudian dia terus  takbir hingga Imam datang.

5. Mengenakan pakaian terbaik untuk Idul Fitri

Menghiasi diri pada kesempatan Idul Fitri menjadi adab Idul Fitri yang selanjutnya, dimana setiap muslim dianjurkan untuk memakai pakaian terbaiknya. Tetapi wanita tidak boleh memamerkan kecantikannya untuk berbuat dosa.

Jabir berkata: "Nabi (damai dan berkah besertanya) memiliki Jubbah (jubah) yang akan dia pakai pada Idul Fitri dan pada hari Jumat." Al-Bayhaqi melaporkan bahwa Ibnu Umar biasa mengenakan pakaian terbaiknya pada Idul Fitri, jadi laki-laki harus mengenakan pakaian terbaik yang mereka miliki ketika mereka pergi keluar untuk Idul Fitri.

6. Mengubah rute saat kembali dari tempat sholat

Terakhir, pergi shalat dengan satu jalur dan kembali dengan jalur lainnya. Pada hari Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW biasa mengubah rutenya. Hal ini berdasarkan hadis dimana Jabir ibn Abdullah mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa mengubah rutenya pada hari Idul Fitri. (Al-Bukhari)

Dikatakan bahwa alasannya adalah agar dua jalan itu bersaksi untuknya pada Hari Kebangkitan, karena bumi akan berbicara pada Hari Kebangkitan dan mengatakan apa yang dilakukan padanya, baik dan buruk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya