Jenis Vaksin Wajib untuk Anak, Pahami Manfaat dan Jadwal Imunisasi

Ada beberapa jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak berdasarkan usianya untuk melindungi mereka dari beberapa penyakit tertentu.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 09 Mar 2023, 11:10 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2023, 11:10 WIB
Vaksin Meningitis
Vaksin meningitis kian langka, Kemenkes akhirnya beberkan penyebabnya. (unsplash.com/Mufid Majnun)

Liputan6.com, Jakarta Memiliki keluarga yang sehat tentu menjadi dambaan semua orang. Oleh karena itu, penting untuk mengambil berbagai macam langkah untuk mencegah berbagai macam penyakit, terutama kepada anak.

Anak-anak yang masih bayi hingga balita merupakan usia yang sangat rentan terhadap penyakit tertentu. Maka dari itu penting bagi orang tua untuk memahami sejumlah jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak. Sebab, beberapa jenis vaksin terbukti ampuh dalam mencegah penyakit menular. Dengan memberikan beberapa jenis pada anak, kita dapat melindungi anak dari penyakit tertentu.

Setidaknya ada beberapa jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak berdasarkan usianya. Bahkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga telah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan imunisasi pada anak secara rutin dengan memberikan beberapa jenis vaksin berdasarkan usianya.

Lalu apa itu vaksin? Apa saja jenis vaksin? Dan bagaimana manfaat vaksin? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, kamis (9/3/2023).

Apa itu vaksin?

Sebelum membahas apa saja jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak berdasarkan usianya, penting bagi kita untuk memahami apa yang dimaksud dengan vaksin.

Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau dilemahkan, yang bila diberikan kepada orang yang sehat akan membentuk antibodi spesifik terhadap mikroorganisme tersebut. Sehingga jika di lain waktu orang yang sudah menerima vaksin terpapar virus atau bakteri sejenis,dia akan kebal dan tidak terserang penyakit.

Vaksin dibuat dari mikroorganisme, baik bakteri maupun virus yang menjadi penyebab penyakit tertentu. Karena dibuat dari mikroorganisme tertentu, untuk membuat vaksin tentu saja melalui sejumlah proses di antaranya menyimpan dan menumbuhkan mikroorganisme dengan cara tertentu, kemudian mikroorganisme tersebut akan dipanen, diinaktivasi, dimurnikan, diformulasi dan kemudian dikemas.

Manfaat Vaksinasi

Pemeriksaan Kesehatan Siswa SDN
Tim medis puskesmas memberikan vaksin campak rubella ke murid SD Negeri lingkungan Kec. Kebayoran Lama di GOR Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (26/08/2020). Kegiatan ini bagian dari bulan imunisasi anak sekolah dan juga pemeriksaan kesehatan menyeluruh kepada murid SDN di DKI. (merdeka.com/Arie Basuki)

Proses pemberian vaksin pada seseorang disebut dengan vaksinasi. Salah satu tujuan dari vaksinasi adalah mencegah penularan suatu penyakit. Seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, adapun manfaat vaksinasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh

Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, akan merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh seseorang.

2. Mengurangi Risiko Penularan

Tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin, akan merangsang antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut. Dengan demikian, tubuh akan mengenai virus dan mengurang risiko terpapar.

3. Mengurangi Dampak Berat dari Virus

Dengan kondisi kekebalan tubuh yang telah mengenali virus, maka jika sistem imun seseorang kalah dan kemudian terpapar, maka dampak atau gejala dari virus tersebut akan mengalami pelemahan.

4. Mencapai Herd Immunity

Semakin banyak individu yang melakukan vaksin di sebuah daerah atau negara, maka Herd Immunity akan tercapai, sehingga meminimalisir risiko paparan dan mutasi dari virus Covid-19

Dengan adanya informasi diatas, diharapkan masyarakat akan mendapatkan kesadaran bersama tentang penting nya melakukan vaksinasi di tengah pandemi yang melanda saat ini.

Jenis Vaksin Wajib untuk Anak

Imunisasi Campak Anak Sekolah Dasar
Seorang siswa kelas I mendapatkan imunisasi campak saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Serua 3, Ciputat, Tangsel, Selasa (1/9/2020). Kegiatan itu untuk memberikan kekebalan terhadap siswa dari penyakit campak, difteri dan tetanus. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Setelah memahami apa manfaat vaksin, penting untuk diketahui tentang bagaimana aturan dalam memberikan vaksin, terutama pada anak. Ada sejumlah jenis vaksin yang wajib diberikan anak, agar mereka kebal terhadap penyakit tertentu. Adapun pemberian vaksin ini tidak bisa dilakukan sekaligus.

Ada sejumlah jenis vaksin yang wajib diberikan pada anak. Tiap-tiap jenis vaksin ini harus diberikan sesuai jadwal vaksinasi, yang didasarkan pada usia anak. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut adalah sejumlah jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak berdasarkan usianya:

1. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Usia 0-11 bulan

a. HB0 1 dosis

Vaksin HB0 merupakan vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Jenis vaksin ini sebaiknya segera diberikan pada bayi setelah lahir sebelum berumur 24 jam. Sebelum menyuntikkan jenis vaksin HB0 atau vaksin Hepatitis B pada bayi, sebelumnya perlu dilakukan penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.

b. BCG 1 dosis

BCG merupakan jenis vaksin untuk mencegah penyakit TB atau tuberculosis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Jenis vaksin ini sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih, jenis vaksin BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.

c. DPT 3 dosis

DPT merupakan jenis vaksin kombinasi untuk mencegah tiga penyakit, yakni difteri, pertusis dan tetanus. Jenis vaksin DPT ada beberapa macam. Yang dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun.

d. Polio

Polio adalah jenis vaksin untuk mencegah penyakit polio. Kebanyakan orang yang terinfeksi polio memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, beberapa infeksi dapat menjadi sangat serius dan menyebabkan kelumpuhan atau ketidakmampuan bergerak pada bagian tubuh tertentu, seperti lengan, kaki atau otot pernapasan.

Ada dua jenis vaksin polio, yakni vaksin polio tetes dan vaksin polio suntik. Jenis vaksin polio sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan, berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

e. Campak Rubella 1 dosis

Ada banyak jenis vaksin campak. Namun pada umumnya, vaksin campak diberikan kepada bayi ketika usianya sudah 9 bulan.

2. Imunisasi Lanjutan Baduta pada anak usia 18-24 bulan:

a. DPT-HB-Hib 1 dosis

Vaksin DPT-Hib adalah vaksin kombinasi yang diberikan melalui suntikan untuk melindungi tubuh dari infeksi difteri, tetanus, pertusis serta bakteri haemophilus influenzae tipe B (HiB). Jenis vaksin ini bisa diberikan sejak bayi belum genap satu tahun, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

b. Campak Rubella 1 dosis

Meski jenis vaksin Campak Rubella telah diberikan pada bayi usia 9 bulan, namun untuk meningkatkan manfaatnya, vaksin ini perlu diberikan lagi ketika anak usia 18-24 bulan.

3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah

Dasar/sederajat pd Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

a. Campak Rubella dan DT pada anak kelas 1 SD

Setelah mendapatkan vaksin campak dua kali, jenis vaksin ini masih harus diberikan lagi ketika anak sudah menginjak usia kelas 1 SD atau sekitar 6 sampai 7 tahun. Selain vaksin campak, pada usia ini juga perlu diberikan jenis vaksin DT. DT (Diphtheria Tetanus) adalah jenis vaksin yang diberikan untuk mencegah beberapa penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertussis).

b. Td pada anak kls 2 dan 5

Vaksin Td merupakan jenis vaksin lanjutan dari vaksin Dt agar anak semakin kebal dengan ketiga penyakit, yakni difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertussis)

Dampak Tidak Vaksinasi

Ekspresi Anak-Anak Saat Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Guru melakukan pengukuran tinggi dan berat badan murid kelas 1 saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDI Al-Hidayah, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/11/2021). Sebanyak 100.719 siswa kelas I, II, dan V SD atau MI sederajat menjadi sasaran pemberian imunisasi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Seperti yang telah dibahas sebelumnya vaksinasi memiliki manfaat yang sangat besar, terutama dalam membentuk antibodi terhadap penyakit tertentu. Tanpa vaksinasi, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada antibodi kita.

Tentu saja tanpa vaksinasi antibodi tidak akan terbentuk, sehingga orang yang tidak melakukan vaksinasi memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.

Ini karena tubuh tidak memiliki sistem pertahanan khusus yang dapat melindungi tubuh dari penyakit-penyakit berbahaya tertentu, sehingga kuman akan semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi tubuh anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya