Liputan6.com, Jakarta Menahan BAB atau buang air besar memang bukan kebiasaan yang baik jika ditinjau dari kesehatan. Meski demikian, ada berbagai macam situasi yang membuat kita terpaksa untuk menahan BAB. Jika situasi darurat tiba, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menahan BAB, salah satunya adalah dengan membaca doa menahan BAB.
Advertisement
Baca Juga
Tapi penting untuk ditekankan, doa menahan BAB ini hanya perlu dibaca ketika benar-benar dalam keadaan darurat. Di luar itu, penting untuk membiasakan diri untuk tidak menahan BAB maupun buang air kecil. Sebab, kebiasaan tersebut akan menghadirkan konsekuensi kesehatan yang buruk di masa depan.
Advertisement
Selain membaca doa menahan BAB, dalam situasi darurat seperti sedang dalam perjalanan atau ketika tidak menemukan toilet atau tempat BAB yang layak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan selain membaca doa menahan BAB.
Ketika situasi seperti itu terjadi, pastikan kita jangan berada di posisi jongkok, sebab hal itu justru menjadi posisi yang alami ketika BAB, sehingga mendorong kotoran untuk keluar. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (15/3/2023).
Bacaan Doa dan Artinya
Meski menahan BAB bukan merupakan kebiasaan yang baik, karena akan menghadirka berbagai konsekuensi kesehatan yang tidak menyenangkan. Akan tetapi dalam keadaan darurat diperkenankan untuk menahan BAB. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menahan BAB, salah satunya dengan membaca doa menahan BAB.
Adapun bacaan doa menahan BAB adalah sebagai berikut:
A’iidzuhu bilwa hidish shamadi min syarri kulli dzii hasadin walaa quwwata illabillahil’alil’adziim
Artinya;
“Aku mohon perlindungan dengan Allah yang Maha Esa daripada kejahatan tiap-tiap sesuatu yang hasad.”
Selain membaca doa menahan BAB, ada beberapa hal yang juga bisa kita lakukan untuk menahan BAB. Langkah pertama yang bisa kita lakukan untuk menahan BAB adalah dengan meremas pantat untuk mengencangkan otot anus sehingga dapat menahan kotoran.
Setelah meremas bokong, kita bisa berbaring atau berdiri, sebab ketika dalam posisi duduk apalagi jongkok, itu justru akan memberikan tekanan pada perut, yang mana akan membantu pergerakan usus.
Selain itu, hindari makan berlebih, terutama yang mengandung banyak serat. Sebab serat memiliki sifat yang dapat memperlancar BAB. Apabila kamu sedang berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk ke toilet, maka lebih baik hindari minuman yang dapat merangsang buang air besar.
Advertisement
Mengapa tidak dianjurkan untuk menahan BAB?
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa menahan BAB merupakan tindakan yang tidak disarankan. Akan tetapi dalam keadaan darurat hal tersebut boleh dilakukan. Hanya saja jangan terlalu sering. Sebab kebiasaan menahan BAB akan berujung pada konsekuensi kesehatan yang sangat buruk.
Menahan BAB dapat menyebabkan sembelit. Ketika ini terjadi, usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang terkumpul di rektum. Feses dengan sedikit air sulit dikeluarkan karena menjadi keras.
Terlalu sering menahan tinja dapat menyebabkan inkontinensia, impaksi feses (tinja yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum) atau perforasi gastrointestinal (lubang di dinding saluran cerna.
Ketika seseorang kehilangan sensasi di dalam rektum, yang disebut hiposensitivitas rektal, mereka mungkin mengalami episode inkontinensia.
Peningkatan beban feses di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan peradangan usus besar dalam jangka panjang. Peradangan di usus besar meningkatkan risiko terkena kanker usus besar, kata studi tersebut.
Penelitian juga menunjukkan hubungan antara menahan BAB dengan usus buntu dan wasir.
Hukum Menahan BAB
Meski dalam keadaan darurat kita bisa menahan BAB, kenyataannya bahwa menahan BAB berisiko mendatangkan berbagai penyakit. Bahkan dalam ajaran islam, menahan BAB adalah makruh, terutama jika dilakukan ketika shalat.
Sebagian besar ulama mengatakan bahwa menahan BAB termasuk menahan buang air kecil ketika shalat hukumnya makruh. Sebab, dikhawatirkan jika hal itu akan mengganggu kekhusyukan shalat.
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan akhbatsan (kencing atau buang air besar).” (HR. Muslim no. 560).
Sementara itu menurut Imam Nawawi, Menahan BAB dan buang air kecil, mengakibatkan hati seseorang tidak konsentrasi di dalam shalat dan khusyu’nya jadi tidak sempurna. Menahan buang hajat seperti itu dihukumi makruh menurut mayoritas ulama Syafi'iyah dan juga ulama lainnya.
Oleh karena itu, dianjurkan jika merasa sudah kebelet BAB atau buang air kecil, penting untuk buang hajat terlebih dulu. Baru setelah itu melakukan aktivitas lain, termasuk ibadah shalat.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa dari sudut pandang kesehatan maupun sudut pandang agama, menahan BAB merupakan kebiasaan yang buruk. Selain dapat mengganggu kesehatan, menahan BAB juga dapat mengganggu khusyuknya dalam beribadah.
Meski dalam keadaan darurat kita diperkenankan membaca doa menahan BAB agar dapat menahan BAB, namun ketika situasi sudah memungkinkan untuk buang hajat, segeralah buang hajat, demi menjaga kesehatan.
Advertisement