Liputan6.com, Jakarta - Mad Iwad adalah penambahan panjang pada bacaan. Mad Iwad terjadi ketika ada tanda baca tanwin fathatain (ـــًــ) di akhir kata atau akhir kalimat dan dilanjutkan dengan berhenti atau waqaf. Namun, aturan ini tidak berlaku pada huruf ta marbutah (ة) yang terletak pada akhir ayat.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Hukum bacaan Mad Iwad adalah wajib dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau 1 alif. Ketika membaca Al-Quran dan terdapat tanda baca tanwin fathatain di akhir kata atau akhir kalimat, maka huruf alif yang menggantikannya harus dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau menggunakan huruf alif yang panjang.
Namun, penting untuk diingat bahwa aturan Mad Iwad adalah hanya berlaku ketika ada tanda baca tanwin fathatain di akhir kata atau akhir kalimat. Hal ini menjadi salah satu prinsip dalam tajwid yang harus diperhatikan agar bacaan Al-Quran bisa dilafalkan dengan baik dan benar.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang mad iwad dan contohnya, Senin (10/4/2023).
Penambahan Panjang Bacaan
Mad iwad adalah salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid. Berhenti atau melakukan waqaf pada tanwin fathatain (ـــًــ). Dalam buku berjudul Pelajaran Tajwid (1987) oleh Imam Zarkasyi, hukum bacaan mad iwad wajib dilafalkan seperti fathah biasa dengan panjang 2 harakat atau 1 alif.
Namun, perlu diingat bahwa mad iwad adalah tidak terjadi pada huruf ta marbutah (ة) yang terletak pada akhir ayat, kendati ta marbutah tersebut berharakat fathatain.
Sebagai contoh kata dan cara membaca mad iwad adalah terdapat pada kata اَفۡوَاجًا. Pada dasarnya, kata tersebut dibaca "afwaajan" tetapi, karena waqaf dan sudah menjadi mad iwad, cara membacanya cukup dengan "afwaajaa."
Mad iwad adalah sendiri dapat diartikan sebagai memanjangkan atau tambah, dengan kata lain, terdapat penambahan panjang pada bacaan kata tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian dari mad sebagai pembahasan dalam ilmu tajwid.
“ ... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil ayat 4)
Pada dasarnya, hukum bacaan mad dalam ilmu tajwid terbagi menjadi dua cabang, yaitu mad thabi'i dan mad far'i, sesuai dengan yang dikutip dari buku berjudul Alquran Hadis Madrasah Tsanawiyah kelas VII oleh Aminudin dan Harjan Syuhada.
Mad iwad adalah termasuk ke dalam cabang mad far'i, yang membahas tentang mad yang terjadi akibat adanya waqaf atau berhenti pada tanwin fathatain. Sebagai salah satu jenis mad, mad iwad harus dipahami dengan baik, termasuk dalam mengenali kapan dan bagaimana mad iwad digunakan dalam membaca Al-Qur’an dengan benar.
"Sebaik-baiknya kalian adalah yang membaca Al-Quran dan mempelajarinya." (HR. Baihaqi)
Advertisement
1. QS. Al-Insyirah ayat 5
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Fa inna ma'al usri yusraa"
Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "يُسْرًا". Ayat ini menyampaikan pesan bahwa bersamaan dengan kesulitan pasti ada kemudahan, dan kemudahan itu akan datang dengan pasti.
Mad iwad yang terdapat pada akhir ayat ini memberikan penekanan pada kemudahan yang akan datang sebagai reaksi terhadap kesulitan yang dihadapi.
2. QS. An-Nasr ayat 2
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ في دِيْنِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
"Wa ra'aitan-naasa yadkhulūna fī dīnillāhi afwaaja"
Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "أَفْوَاجًا". Ayat ini menggambarkan pengamatan Rasulullah SAW tentang orang-orang yang memeluk agama Islam dalam jumlah besar, datang berbondong-bondong dalam kelompok-kelompok yang besar.
Mad iwad yang terdapat pada akhir ayat ini memberikan penekanan pada banyaknya orang yang memeluk agama Islam dalam kelompok-kelompok besar sebagai suatu fenomena yang menarik perhatian.
3. QS. An-Nasr ayat 3
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
"Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfirh, innahuu kāna tawwaabaa."
Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "كَانَ تَوَّابًا". Ayat ini mengajak untuk senantiasa memuji dan memohon ampunan kepada Allah SWT, yang senantiasa Maha Penerima Taubat.
Mad iwad yang terdapat pada akhir ayat ini memberikan penekanan pada sifat Allah yang Maha Penerima Taubat dan senantiasa bersedia mengampuni hamba-Nya yang bertaubat.
4. QS. Al-Balad ayat 6
يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ
"Yaqulu ahlaktu mālal lubadaa"
Mad iwad dalam ayat ini terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan "لُّبَدًا". Ayat ini menggambarkan perkataan orang.
5. عَلَى النَّارِ هُدًى dibaca 'alan-nāri hudā (QS. Thaahaa: 10)
Pada akhir kalimat terdapat fathatain (tanda baca berbentuk dua titik di atas huruf), yang merupakan tanda waqaf (berhenti) sehingga huruf alif diganti dan dipanjangkan menjadi dua harakat.
Dalam QS. Thaahaa ayat 10, fathatain tersebut terdapat di akhir kata "nāri", sehingga huruf alif di akhir kata tersebut dipanjangkan menjadi dua harakat.
6. كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ dibaca kaṡīraw wa nisā`ā (QS. An Nisa: 1)
Pada akhir kalimat terdapat fathatain (tanda baca berbentuk dua titik di atas huruf), yang merupakan tanda waqaf (berhenti) sehingga huruf alif diganti dan dipanjangkan menjadi dua harakat.
Dalam QS. An-Nisa ayat 1, fathatain tersebut terdapat di akhir kata "nisā`ā", sehingga huruf alif di akhir kata tersebut dipanjangkan menjadi dua harakat.
7. قَوْمًا بُورًا dibaca qaumam bụrā (QS. Al Furqan: 18)
Pada akhir kalimat terdapat fathatain (tanda baca berbentuk dua titik di atas huruf), yang merupakan tanda waqaf (berhenti) sehingga huruf alif diganti dan dipanjangkan menjadi dua harakat.
Dalam QS. Al-Furqan ayat 18, fathatain tersebut terdapat di akhir kata "bụrā", sehingga huruf alif di akhir kata tersebut dipanjangkan menjadi dua harakat.
8. QS. Al-Adiyat ayat 1
وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ
wal-‘ādiyaati ḍab-ḥā
Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan ضَبْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "ba" (ب) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.
9. QS. Al-Adiyat ayat 2
فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ
fal-mụriyaati qad-ḥā
Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan قَدْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "qaf" (ق) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.
10. QS. Al-Adiyat ayat 3
فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ
fal-mugīrāti ṣub-ḥā
Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan صُبْحًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "sad" (ص) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.
11. QS. Al-Adiyat ayat 4
فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ
fa aṡarna bihī naq’ā
Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan نَقْعًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "qaf" (ق) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.
12. QS. Al-Adiyat ayat 5
فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ
fa wasaṭna bihī jam’aa
Contoh mad iwad dalam ayat tersebut terdapat pada bagian akhir ayat, tepatnya pada bacaan جَمْعًاۙ. Mad iwad ini merupakan perpanjangan dari huruf "jeem" (ج) menjadi dua harakat karena ada Fathatain di akhir kalimat.
Advertisement