Stratifikasi Sosial Adalah Pengelompokan Individu dalam Masyarakat, Simak Penjelasannya

Stratifikasi sosial merujuk pada pengelompokan individu dalam masyarakat, ke dalam lapisan-lapisan berdasarkan perbedaan status sosial, kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 04 Mei 2023, 11:25 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2023, 11:25 WIB
Ilustrasi masyarakat
Ilustrasi masyarakat (Photo created by pikisuperstar on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Stratifikasi sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam lapisan-lapisan yang berbeda berdasarkan perbedaan status sosial, kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan. Stratifikasi sosial memengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana masyarakat kita diatur. Individu dalam masyarakat ditempatkan dalam lapisan-lapisan tertentu berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan status sosial.

Stratifikasi sosial adalah adalah pengelompokan, di mana orang yang berada di lapisan yang lebih tinggi biasanya memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya dan kesempatan, sedangkan orang yang berada di lapisan yang lebih rendah sering kali memiliki akses yang lebih terbatas. Pemahaman yang baik tentang stratifikasi sosial, dapat membantu kita mengenali ketidaksetaraan dalam masyarakat dan bekerja menuju masyarakat yang lebih adil dan merata.

Stratifikasi sosial juga dapat memengaruhi mobilitas sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk bergerak naik atau turun di dalam lapisan-lapisan sosial. Stratifikasi sosial adalah pembagian individu dalam masyarakat, yang bisa terlihat dalam bentuk kesenjangan sosial, yaitu perbedaan dalam distribusi kekayaan, kekuasaan, dan kesempatan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 

Dalam masyarakat yang demokratis, stratifikasi sosial dapat mengakibatkan ketimpangan dalam partisipasi politik. Berikut ini fungsi stratifikasi sosial yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (4/5/2023). 

Karakteristik

Norma
Ilustrasi Norma dalam Masyarakat Credit: unsplash.com/Jacek

Pemahaman yang baik tentang karakteristik stratifikasi sosial, dapat membantu kita memahami lebih baik bagaimana masyarakat diatur, dan bagaimana kita dapat bekerja untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan merata. Beberapa karakteristik utama dari stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

  1. Stratifikasi sosial didasarkan pada perbedaan status sosial, kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan. Orang-orang ditempatkan dalam lapisan-lapisan sosial tertentu berdasarkan faktor-faktor ini.
  2. Stratifikasi sosial adalah hierarkis, yang berarti bahwa ada lapisan sosial yang lebih tinggi dan lebih rendah. Orang-orang dalam lapisan yang lebih tinggi memiliki lebih banyak kekuasaan, pengaruh, dan akses ke sumber daya daripada orang-orang dalam lapisan yang lebih rendah.
  3. Stratifikasi sosial dapat ditemukan di hampir semua masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern. Meskipun masyarakat dapat berbeda dalam bentuk dan tingkat kompleksitasnya, hampir semua masyarakat memiliki bentuk stratifikasi sosial.
  4. Stratifikasi sosial dapat memengaruhi mobilitas sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk bergerak naik atau turun di dalam lapisan sosial. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mobilitas sosial termasuk pendidikan, keahlian, dan lingkungan tempat tinggal.
  5. Stratifikasi sosial dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam masyarakat, seperti kesenjangan pendapatan dan kesenjangan kekuasaan. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan dan ketidakpuasan dalam masyarakat.
  6. Individu dalam lapisan sosial yang berbeda cenderung memiliki pola perilaku dan gaya hidup yang berbeda. Orang-orang dalam lapisan yang lebih tinggi, sering memiliki akses ke pendidikan, budaya, dan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan orang-orang dalam lapisan yang lebih rendah.
  7.  Stratifikasi sosial dapat memengaruhi partisipasi politik dalam masyarakat. Orang-orang dalam lapisan sosial yang lebih tinggi, cenderung memiliki lebih banyak akses ke pengambilan keputusan politik, daripada orang-orang dalam lapisan sosial yang lebih rendah.

Fungsi

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi masyarakat Jepang (Dok. Pixabay)

Mengalokasikan sumber daya

Stratifikasi sosial adalah hierarkis yang bisa membantu masyarakat, dalam mengalokasikan sumber daya yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan, kepada orang-orang dalam lapisan sosial yang berbeda-beda. Orang-orang dalam lapisan sosial yang lebih tinggi sering memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya ini, sedangkan orang-orang dalam lapisan sosial yang lebih rendah sering mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya ini.

Misalnya, individu yang berasal dari lapisan sosial yang lebih tinggi sering memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, yang dapat membantu mereka mencapai pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Menentukan peran dan posisi

Stratifikasi sosial membantu menentukan peran dan posisi sosial, yang harus dimainkan oleh individu dalam masyarakat. Setiap lapisan sosial memiliki peran dan posisi yang berbeda, dan individu harus memenuhi ekspektasi yang ada dalam lapisan sosial mereka.

Misalnya, orang yang lahir di keluarga kaya cenderung memiliki harapan yang lebih tinggi untuk menjadi orang yang sukses dalam karir atau bisnis, sedangkan orang yang lahir di keluarga miskin, cenderung memiliki harapan yang lebih rendah dan terbatas dalam hal aspirasi karir dan kehidupan sosial.

Menyediakan motivasi

Stratifikasi sosial dapat memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai lapisan sosial yang lebih tinggi. Orang-orang mungkin merasa termotivasi untuk belajar, bekerja keras, dan membangun hubungan yang berguna untuk memajukan diri ke dalam lapisan sosial yang lebih tinggi.

Misalnya, individu yang berasal dari lapisan sosial yang lebih rendah mungkin termotivasi untuk mengambil pendidikan yang lebih tinggi, dan bekerja keras untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat.

Memelihara kestabilan sosial

Stratifikasi sosial dapat membantu memelihara kestabilan sosial, dengan menjamin bahwa individu-individu dalam masyarakat memiliki tujuan dan ekspektasi yang jelas. Hal ini dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan keamanan dalam masyarakat.

Misalnya, dengan adanya stratifikasi sosial, individu dapat memiliki harapan untuk mencapai tujuan dan aspirasi tertentu, dan ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kekacauan atau konflik dalam masyarakat.

Mendorong spesialisasi

Stratifikasi sosial dapat mendorong spesialisasi dalam masyarakat. Individu dalam lapisan sosial yang lebih tinggi sering memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, yang dapat membantu mereka mengembangkan keahlian khusus dan kemampuan tertentu.

Misalnya, orang yang berasal dari lapisan sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki akses ke pelatihan dan pendidikan yang lebih berkualitas di bidang bisnis atau teknologi, yang dapat membantu mereka menjadi ahli dalam bidang tersebut dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berkontribusi dalam bidang tersebut. Spesialisasi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam masyarakat secara keseluruhan.

Sifat

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi masyarakat Jepang. (AFP)

Berlaku di semua masyarakat

Stratifikasi sosial terjadi di semua masyarakat, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Hal ini karena manusia secara alami cenderung untuk membentuk kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda. Dalam masyarakat, kelompok-kelompok sosial ini membentuk lapisan-lapisan sosial yang berbeda.

Bersifat hierarkis

Stratifikasi sosial terdiri dari beberapa lapisan sosial yang berbeda dan diatur secara hierarkis. Lapisan sosial yang lebih tinggi memiliki kekuasaan, status, dan kekayaan yang lebih besar dibandingkan dengan lapisan sosial yang lebih rendah. Kekuasaan, status, dan kekayaan ini menentukan posisi individu dalam masyarakat dan berdampak pada kesempatan mereka untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, dan keuntungan lainnya.

Terkait dengan pekerjaan dan pendidikan

Pekerjaan dan pendidikan memiliki peran penting dalam stratifikasi sosial. Individu yang memiliki pekerjaan yang lebih tinggi atau pendidikan yang lebih tinggi, cenderung berada pada lapisan sosial yang lebih tinggi. Pekerjaan dan pendidikan memberikan individu kesempatan untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan posisi sosial mereka.

Berlangsung secara turun-temurun

Stratifikasi sosial dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Anak-anak cenderung mengikuti status sosial orang tua mereka, sehingga stratifikasi sosial dapat berlangsung secara turun-temurun. Misalnya, anak dari keluarga kaya cenderung memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, dibandingkan dengan anak dari keluarga miskin.

Terkait dengan penghasilan dan kekayaan

Penghasilan dan kekayaan juga memiliki peran penting dalam stratifikasi sosial. Individu yang memiliki penghasilan atau kekayaan yang lebih tinggi, cenderung berada pada lapisan sosial yang lebih tinggi. Kekayaan dan penghasilan ini memungkinkan individu, untuk memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya dan kesempatan dalam masyarakat.

Memiliki sistem nilai

Stratifikasi sosial juga berkaitan dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Misalnya, dalam masyarakat yang menghargai pendidikan, individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung mendapatkan penghargaan yang lebih besar dan berada pada lapisan sosial yang lebih tinggi. Sistem nilai ini dapat memengaruhi cara individu, dalam memandang keberhasilan dan kegagalan dalam hidup mereka.

Faktor Pembentuk

Stratifikasi sosial adalah kondisi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan sistem stratifikasi sosial. Faktor-faktor ini meliputi:

1. Warisan sejarah masyarakat, termasuk sistem politik, ekonomi, dan budaya, dapat memengaruhi pembentukan sistem stratifikasi sosial. Misalnya, dalam beberapa masyarakat, sistem kasta yang ketat masih berlaku, dan ini terkait dengan warisan sejarah dari sistem kasta di masa lalu.

2. Kelompok sosial seperti keluarga, teman, dan kelompok pekerjaan dapat memengaruhi lapisan sosial individu. Misalnya, keluarga yang berasal dari lapisan sosial yang sama cenderung memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan lain dalam hidup.

3. Pendidikan dapat memainkan peran penting, dalam mempengaruhi kesempatan dan mobilitas sosial. Individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki akses ke pekerjaan yang lebih baik dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosial mereka.

4. Status sosial individu dapat memengaruhi posisi mereka dalam sistem stratifikasi sosial. Individu yang lahir dari keluarga yang memiliki status sosial yang tinggi, cenderung memiliki akses ke kesempatan yang lebih baik dan memiliki kesempatan untuk mempertahankan status sosial mereka.

5. Akses ke sumber daya seperti uang, properti, dan hubungan sosial dapat memengaruhi posisi individu dalam sistem stratifikasi sosial. Individu yang memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya ini cenderung memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mempertahankan atau meningkatkan status sosial mereka.

6. Gender dan etnis dapat memainkan peran dalam pembentukan sistem stratifikasi sosial. Misalnya, dalam beberapa masyarakat, perempuan dan kelompok etnis tertentu cenderung memiliki akses yang lebih terbatas ke kesempatan sosial dan ekonomi.

7. Politik dan kebijakan publik dapat memengaruhi sistem stratifikasi sosial melalui undang-undang, kebijakan, dan program pemerintah yang memengaruhi akses individu ke sumber daya dan kesempatan.

8. Perubahan dalam teknologi dan ekonomi dapat memengaruhi pembentukan sistem stratifikasi sosial melalui perubahan dalam kesempatan dan sumber daya yang tersedia untuk individu dalam masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya