Liputan6.com, Jakarta Ulul azmi adalah sebuah gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul karena sejumlah kriteria khusus. Sebagai umat Islam, kita wajib meyakini bahwa Allah SWT telah mengutus nabi dan rasul. Di antara banyaknya nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT, ada 25 nabi dan rasul yang wajib umat Islam imani. Dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani tersebut, 5 di antaranya memiliki gelar ulul azmi.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Ulul azmi adalah sebuah gelar yang diberikan kepada lima nabi, yakni Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Adapun sebab kelima nabi dan rasul tersebut mendapatkan gelar ulul azmi adalah nabi-nabi tersebut memiliki ketegaran dan ketabahan ketika menjalankan perintah untuk berdakwah.
Seperti yang sudah kita ketehaui, berdakwah bukan tugas yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para nabi dan rasul. Tidak hanya sekadara penolakan, tapi bahkan banyak banyak para nabi dan rasul yang bahkan juga diperangi.
Lalu apa yang dimaksud ulul azmi? berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (11/5/2023).
Pengertian Ulul Azmi
Ulul Azmi adalah istilah yang berasal dari dua kata, yakni ulul yang berarti memiliki; dan azmi yang berarti keteguhan. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ulul azmi adalah suatu gelar yang diberikan kepada para nabi dan rasul yang memiliki keteguhan dalam menjalankan perintah dakwah dari Allah SWT.
Keteguhan para nabi dan rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi ini dapat dilihat dari sejumlah kisahnya. Misalnya saja kisah Nabi Nuh AS, yang diperintahkan untuk membuat bahtera Nuh untuk menyelamatkan kaumnya dari banjir besar. Padahal pada saat itu, tidak ada tanda-tanda alam yang menunjukkan akan ada banjir besar, bahkan tidak ada tanda-tanda hujan akan turun.
Karena itulah, banyak umat Nabi Nuh yang mencemooh. Meski demikian, Nabi Nuh tetap teguh dan terus menjalankan perintah Allah SWT untuk membangun bahtera hingga selesai.
Selain Nabi Nuh AS, ada beberapa nabi dan rasul lain yang juga mendapatkan gelar ulul azmi. Semua nabi dan rasul yang memperoleh gelar ulul azmi, namanya disebutkan secara jelas di dalam Alquran. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi dan istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan agama Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya,
”Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad) maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul "Ulul Azmi" (yang mempunyai keazaman dan ketabahan hati) dari kalangan Rasul-rasul (yang terdahulu daripadamu); dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka (yang menentangmu itu). Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang dijanjikan kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang hari. (Penerangan yang demikian) cukuplah menjadi pengajaran (bagi orang-orang yang mahu insaf). Maka (ingatlah) tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (derhaka)." (QS> Al-Ahqaaf: 35)
Selain dalam ayat tersebut, Allah SWT juga berfirman dalam ayat lain, yang artinya,
"Allah telah menerangkan kepada kamu di antara perkara-perkara agama yang Ia tetapkan hukumnya apa yang telah diperintahkanNya kepada Nabi Nuh a.s. dan yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu (wahai Nabi Muhammad s.a.w.) dan juga yang telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s. serta Nabi Isa a.s., iaitu: Tegakkanlah pendirian agama dan janganlah kamu berpecah belah atau berselisihan pada dasarnya. Berat bagi orang- orang musyrik (untuk menerima agama tauhid) yang engkau seru mereka kepadanya. Allah memilih serta melorongkan sesiapa yang dikehendakiNya untuk menerima agama tauhid itu dan memberi hidayat petunjuk kepada agamaNya itu sesiapa yang rujuk kembali kepadaNya (dengan taat)." (QS. Asy-Syu'araa: 13)
Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ulul azmi adalah gelar untuk nabi dan rasul yang memiliki ketabahan yang besar. Ulul azmi adalah gelar untuk nabi dan rasul yang memiliki kesungguhan yang luar biasa. Ulul azmi adalah gelar untuk nabi dan rasul yang memiliki kemauan kuat dan teguh. Ulul azmi adalah gelar untuk nabi dan rasul yang memiliki keteguhan hati serta kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi cobaan maupun ujian.
Advertisement
Alasan Nabi dan Rasul Mendapatkan Gelar Ulul Azmi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul yang memiliki keteguhan hati serta kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi cobaan maupun ujian, ketika menjalankan perintah dakwah dari Allah SWT.
Tidak semua dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani memperoleh gelar ulul azmi. Ulul azmi adalah gelar keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada lima nabi dan rasul saja. Semua nabi dan rasul yang memperoleh gelar ulul azmi ini memiliki sejumlah kriteria antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kesabaran yang tinggi dalam berdakwah
2. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
3. Senantiasa berdo’a agar Allah memberi hidayah kepadakaumnya
4. Memiliki mukjizat luar biasa dibandingkan para nabi yang lain
Dari 25 Rasul Allah yang wajib kita ketahui, Hanya lima rasul yang mendapatkan gelar ini. Gelar ini adalah gelar tertinggi dan istimewa di tingkat para nabi dan rasul.
Nabi dan Rasul Bergelar Ulul Azmi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ulul azmi adalah sebuah gelar keistimewaan yang diberikan kepada nabi dan rasul yang memiliki keteguhan dan ketabahan dalam menghadapi tantangan dan cobaan selama menjalankan perintah dakwah. Ulul azmi adalah gelar keistimewaan yang diberikan kepada lima nabi dan rasul, yakni Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Keteguhan dan kesabaharan kelima nabi dan rasul tersebut bisa kita ketahui secara jelas dari kisa-kisahnya selama menjalankan perintah dakwah. Berikut adalah kisah-kisah nabi dan rasul yang memiliki gelar ulul azmi.
1. Nabi Nuh AS
Nuh bin Lamik bin Metusyalih dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Quran.
Nabi Nuh diangkat sebagai ulul azmi diantaranya karena kesabarannya dalam berdakwah yang selalu mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya.
Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman. Selama 950 tahun Nabi Nuh a.s menyeru kaumnya bangsa Armenia agar bertauhid kepada Allah SWT. Dan meninggalkan berhala-berhala yang mereka sembah. Seruan Nabi Nuh a.s itu disambut dengan cemoohan, ejekan dan hinaan.
Semula Nabi Nuh a.s menghadapi mereka dengan penuh sabar dan tabah. Tapi mereka semakin berani dan runyam serta sulit dapat diharapkan mau beriman. Setelah beliau bersama mereka 950 tahun lamanya tidak ada yang mau mengikuti beliau kecuali beberapa orang saja. Maka terpaksa Nabi Nuh a.s mohon kepada Allah swt. dengan berdo`a sebagai mana tersebut dalam Al-Qur an:
Dan Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh: 26-27)
Allah SWT menjawab dan memenuhi permintaan Nabi Nuh a.s., seraya memerintahkan agar beliau membuat perahu. Setiap orang yang lewat menertawakan dan mengejeknya karena sungguh dianggap lucu membuat perahu di tanah dataran tinggi.Setelah selesai membuat perahu, datanglah azab Allah swt. berupa hujan dan banjir yang bukan alang kepalang serta angin topan yang dahsyat.
2. Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur adalah seorang nabi dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestin. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al- Quran. Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi kerana kesabarannya yang tinggi.
Dari mulai bayi Nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrud untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang membuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, iaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya.
Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah.
Kerana kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, iaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba (kambing kibas). Selain itu ujian nabi Ibrahim a.s yang lain adalah membangun Ka'bah, dan menghadapi Raja Namrud yang zalim
3. Nabi Musa AS
Musa bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israel di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Mempunyai 2 orang anak. Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun, selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang.
Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala Anak lembu emas. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir. Nabi Musa a.s hidup pada masa Firaun di Mesir.
Menurut tukang ramal, akan lahir bayi laki-laki dari bangsa yahudi yang akan merobohkan singgasana Firaun. Oleh sebab itu, Ibunya meletakan Musa a.s kedalam peti lalu dihanyutkan ke sungai Nil.Setelah dewasa nabi Musa a.s Nampak cerdas dan tangkas, serta memperhatikan orang-orang yang lemah.
4. Nabi Isa AS
Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1 SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah.
Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
5. Nabi Muhammad SAW
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 610M. Baginda ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulullah SAW namanya disebutkan 5 kali di dalam Al-Quran.
Beliau mendapat julukan ulul ’azmi kerana sejak kecil sampai dewasa, Rasulullah SAW selalu mengalami masa-masa sulit.Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban bapa saudara (paman) yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, bapa saudaranya (pamannya) sendiri. Rasulullah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi baginda dari mulai lahir sampai beliau wafat.
Advertisement