Potret Warga Malaysia yang Alami Panic Buying Air Mineral, Ini Penyebabnya

Sebanyak satu juta orang Penang dan Kedahan saling berebut air setelah keran mengering. Hal itu memicu fenomena panic buying air mineral.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 21 Mei 2023, 16:45 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2023, 16:45 WIB
Potret Warga Malaysia yang Alami Panic Buying Air Mineral, Ini Penyebabnya
Potret warga Malaysia yang alami panic buying air mineral. (Sumber: TikTok/finazeffendy76)

Liputan6.com, Jakarta Hujan yang jarang turun dan bendungan mengering seakan tidak cukup menjadi cobaan untuk warga Penang, Malaysia. Pada hari Selasa, 16 Mei 2023 telah terjadi kesalahan sistem di sepanjang Sungai Muda. Hal itu membuat satu juta orang Penang dan Kedahan berebut air setelah keran mengering.

Hal itu kemudian memicu fenomena panic buying air mineral di wilayah tersebut pada pekan ini. Penduduk 'menyerbu' supermarket dan membeli botol air minum yang masih tersisa di rak. Dalam video viral yang tersebar di media sosial, tampak pembeli saling bersaing untuk mendapatkan air mineral.

Dilansir Liputan6.com dari The Star, Minggu (21/5/2023), meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan yang memutuskan untuk tidak membuka warung makan mereka, karena tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.

Tanpa air dari Sungai Muda, tingkat bendungan Penang terpukul dan kemarin, Bendungan Ayer Itam terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2% dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2 %.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Anjuran untuk berhemat air

Potret Warga Malaysia yang Alami Panic Buying Air Mineral, Ini Penyebabnya
Potret warga Malaysia yang alami panic buying air mineral. (Sumber: Bernama / TikTok/allyachabby)

Menurut The Star, Ketua Menteri Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang pada hari Minggu untuk menghemat air dan menunjukkan bahwa dalam kasus Bendungan Ayer Itam, hanya ada cukup air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.

Presiden Penang Water Watch Dr Chan Ngai Weng mengatakan ini adalah 'seruan' untuk warga Penang.

"Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air," katanya.

Tentang sensor yang salah dan menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda dibuka, Chan mengatakan seharusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka sendiri karena sensor yang salah.

"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah peringatan dimatikan atau jika perintah yang salah dimasukkan atau apakah ada virus dalam program tersebut," lanjutnya.


Warga antre mendapatkan air dari petugas Damkar

Potret Warga Malaysia yang Alami Panic Buying Air Mineral, Ini Penyebabnya
Potret warga Malaysia yang alami panic buying air mineral. (Sumber: TikTok/allyachabby)

Chan menambahkan, seharusnya ada peringatan merah umum yang dikirim ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu. Saat itu, banyak orang menuding pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation tidak memiliki perencanaan.

"Tidak benar Penang tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang Penang telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Kedah secara damai," katanya.

Sementara itu, video fenomena panic buying tersebar di media sosial. Terdengar teriakan saat orang-orang 'bertanding' mendapatkan air mineral. Seperti yang diunggah oleh laman TikTok @finazeffendy76. Terlihat rak-rak yang telah kosong dan berpindah ke keranjang belanja penuh air mineral.

Dari unggahan akun TikTok @allyachabby, tampak pembeli dari berbagai usia sudah memadati supermarket untuk membeli air mineral. Tidak hanya itu, terlihat pula warga yang mengantre untuk mendapat air dari petugas pemadam kebakaran. Para warga membawa wadah kosong untuk diisi air.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya