Liputan6.com, Jakarta Pubertas dini merupakan perubahan tubuh anak menjadi dewasa (pubertas) di usia yang lebih awal dari seharusnya. Anak perempuan dianggap mengalami pubertas dini ketika pubertas terjadi sebelum usianya mencapai 8 tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas dini terjadi sebelum usia 9 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Pubertas merupakan perubahan fisik yang melibatkan pertumbuhan tulang dan otot dengan lebih cepat, perubahan bentuk dan ukuran tubuh, serta perkembangan sistem reproduksi tubuh.
Penyebab pubertas dini sering kali tidak diketahui. Anak yang mengalami pubertas dini akan memiliki tinggi badan dan perawakan yang berbeda dari teman-teman seusianya. Kondisi ini dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan merasa asing di kelompoknya.
Ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi pada anak ketika pubertas dini tidak diobati. Karena kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengenal penyebab pubertas dini serta cara mengobatinya.
Berikut penyebab pubertas dini yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (26/2/2020).
Penyebab Pubertas Dini
Pubertas merupakan proses yang diawali di otak, yaitu saat otak memproduksi hormon yang disebut gonadotropin-releasing hormone (Gn-RH), yang kemudian mendorong kelenjar pituitary melepaskan lutenizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Baik LSH maupun FH bekerja dengan cara merangsang ovarium untuk memproduksi hormon. Pada perempuan, hormon tersebut (estrogen) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan karakteristik seksual perempuan. Sedangkan pada pria, LSH dan FH bertugas merangsang testikel untuk memproduksi hormon (testosterone) yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan karakteristik seksual laki-laki.
Produksi hormon tersebut menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada masa pubertas. Terdapat dua tipe pubertas dini, yakni pubertas dini sentral dan pubertas dini perifer.
Pubertas dini sentral umumnya penyebab yang melatari kondisi pubertas tidak dapat diidentifikasi. Kondisi ini biasanya terjadi lebih awal, namun pola dan urutannya tetap sesuai dengan pubertas pada umumnya. Anak dengan jenis pubertas dini ini umumnya tidak terdapat masalah medis yang perlu ditangani dan tidak ditemukan penyebab pubertas dini.
Pada kasus yang lebih jarang, beberapa hal dapat menyebabkan pubertas dini. Termasuk adanya tumor di otak atau saraf tulang belakang, adanya kelainan bawaan seperti peningkatan cairan di otak, adanya ekspos radiasi pada otak atau saraf tulang belakang, adanya cedera pada otak atau saraf tulang belakang, dan masalah lainnya.
Sedangkan pada pubertas perifer, penyebab umumnya adalah terdapat estrogen atau testosteron pada tubuh anak. Kondisi ini tidak melibatkan Gn-RH yang umumnya merupakan pencetus awal pubertas.
Pada perempuan maupun laki-laki, beberapa hal dapat menyebabkan pubertas dini. Latar penyebab itu antara lain berupa tumor pada kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari yang menyebabkan pelepasan estrogen atau testosteron; atau adanya pajanan sumber eksternal estrogen atau testosteron, seperti krim atau salep.
Pada perempuan, pubertas dini perifer dapat dikaitkan dengan kista atau tumor ovarium. Sedangkan pada laki-laki, kondisi ini dapat dikaitkan dengan tumor pada sel yang memproduksi sperma atau testosteron.
Advertisement
Gejala Anak Pubertas Dini
Gejala Pubertas Dini pada Anak Perempuan
- Pertumbuhan payudara
- Menstruasi pertama
Gejala Pubertas Dini pada Laki-laki
- Pembesaran testikel dan penis
- Pertumbuhan rambut wajah (umumnya pertama kali diamati di antara hidung dan bibir atas)
- Suara yang memberat
Sedangkan gejala yang umum ditemui pada perempuan maupun laki-laki adalah:
- Pertumbuhan rambut pada selangkangan dan ketiak
- Peningkatan kecepatan pertumbuhan
- Jerawat
Cara Mengobati Pubertas Dini
Cara mengobati pubertas dini bergantung pada penyebabnya. Tujuan utama pengobatan ini adalah memungkinkan anak untuk mencapai tinggi manusia dewasa. Pada sebagian besar anak dengan pubertas dini sentral, yang tidak ditemui penyebab medisnya, tanda dan gejala pubertas dini dapat teratasi dengan pengobatan. Pengobatan yang disebut terapi analog Gn-RH umumnya mencakup pengobatan suntikan setiap bulan yang dapat menunda pubertas.
Jenis pengobatan yang lebih baru dapat diberikan dengan interval yang lebih panjang. Anak akan mendapatkan pengobatan hingga mencapai usia normal untuk mengalami pubertas. Secara rata-rata, sekitar 16 bulan dari penghentian pengobatan, proses pubertas bisa berlangsung lagi.
Pada jenis pubertas dini perifer, pengobatannya perlu dilakukan untuk menghentikan progresivitas pubertas. Misalnya pada anak dengan tumor yang menyebabkan terjadinya pubertas, pengangkatan tumor dapat menghentikan proses pubertas.
Advertisement