Liputan6.com, Jakarta 1 dirham berapa rupiah? Dirham adalah unit mata uang yang digunakan di beberapa negara di dunia, terutama di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Kata "dirham" berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti "timbangan" atau "pemberat". Mata uang dirham memiliki sejarah yang panjang, dan telah digunakan sejak zaman Kekhalifahan Islam.
Baca Juga
Advertisement
Pada umumnya, dirham terbuat dari logam, seperti tembaga, perak, atau nikel, meskipun beberapa negara saat ini juga menggunakan uang kertas dirham. Mengetahui nilai dari 1 dirham berapa rupiah juga sangat berguna bagi anda yang berkecimpung atau ingin memulai berinvestasi dalam valas atau investasi mata uang asing.
1 dirham berapa rupiah? Nilai tukar dirham terhadap mata uang lain seperti rupiah, berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar valuta asing dan faktor-faktor ekonomi global. Jadi, nilai 1 dirham dalam rupiah dapat berubah dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui nilai tukar terkini, disarankan untuk memeriksa informasi keuangan yang diperbarui secara berkala dari sumber yang dapat dipercaya.
Berikut ini dirham dan nilainya dalam rupiah yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Jumat (2/6/2023).
Dirham dan Nilainya dalam Rupiah
1 dirham berapa rupiah? Nilai dirham berada di angka Rp 4,040.12. Yang artinya jika anda ingin menukarkan uang rupiah menjadi uang dirham, maka Anda harus mempersiapkan uang Rp. 4.040 untuk setiap 1 dirhamnya. Hari ini, koin yang mendominasi memiliki nilai 1, 5, 10, 25 dan 50 dirham beredar. Sedangkan uang kertas, didominasi nilai 5, 10, 20, 50, 100, 200, 500, dan 1.000.
Nilai 1 dirham dalam rupiah dapat berfluktuasi, tergantung pada nilai tukar mata uang asing. Berikut adalah perkiraan nilai 1 dirham dari beberapa negara, yang menggunakan dirham dan nilainya dalam rupiah:
Dirham Uni Emirat Arab (AED)
Mata uang Uni Emirat Arab (AED) merupakan salah satu dirham, yang memiliki nilai tukar yang cukup stabil dan kuat terhadap rupiah. Namun, nilai tukar ini dapat berfluktuasi seiring perubahan pasar. Pada saat ini, perkiraan nilai tukar 1 dirham Uni Emirat Arab adalah sekitar 3.800 rupiah. Ini berarti jika Anda memiliki 1 dirham Uni Emirat Arab, nilai tukarnya sekitar 3.800 rupiah.
Dirham Maroko (MAD)
Maroko menggunakan mata uang dirham Maroko (MAD). Nilai tukar 1 dirham Maroko terhadap rupiah juga dapat berubah, sesuai dengan fluktuasi pasar. Secara perkiraan, nilai tukar 1 dirham Maroko adalah sekitar 1.200 rupiah. Jadi, jika Anda memiliki 1 dirham Maroko, nilainya sekitar 1.200 rupiah.
Dirham Aljazair (DZD)
Aljazair menggunakan mata uang dirham Aljazair (DZD). Nilai tukar 1 dirham Aljazair terhadap rupiah dapat berfluktuasi. Secara perkiraan, nilai tukar 1 dirham Aljazair adalah sekitar 9 rupiah. Jadi, jika Anda memiliki 1 dirham Aljazair, nilainya sekitar 9 rupiah.
Dirham Libya (LYD)
Libya menggunakan mata uang dirham Libya (LYD). Meskipun kondisi politik dan ekonomi Libya memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai tukar mata uangnya, secara perkiraan, nilai tukar 1 dirham Libya adalah sekitar 800 rupiah. Jadi, jika Anda memiliki 1 dirham Libya, nilainya sekitar 800 rupiah.
Harap diingat bahwa nilai-nilai tersebut hanya perkiraan, dan dapat berubah seiring waktu. Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik, dan keuangan yang kompleks. Untuk mendapatkan nilai tukar yang paling akurat dan terkini, disarankan untuk memeriksa sumber-sumber keuangan terpercaya, seperti bank atau situs web resmi yang menyediakan informasi valuta asing.
Advertisement
Cara Cek Nilai Tukar
Menggunakan Situs Web Bank atau Lembaga Keuangan:
- Buka situs web resmi bank atau lembaga keuangan yang Anda percayai. Banyak bank dan lembaga keuangan besar memiliki bagian yang menampilkan informasi nilai tukar mata uang.
- Cari bagian atau menu yang berkaitan dengan layanan nilai tukar atau valuta asing.
- Pilih mata uang dirham sebagai mata uang dasar (base currency), dan pilih mata uang tujuan (counter currency) yang ingin Anda bandingkan.
- Periksa nilai tukar yang tercantum. Biasanya, akan ada kolom dengan kurs jual (sell) dan kurs beli (buy) yang menunjukkan harga, untuk menukar dirham dengan mata uang tujuan atau sebaliknya.
- Perhatikan bahwa beberapa situs web bank atau lembaga keuangan, mungkin memerlukan Anda untuk memiliki akun atau mendaftar sebagai pengguna untuk mengakses informasi nilai tukar mereka.
Menggunakan Situs Web Khusus Pertukaran Valuta Asing:
- Buka situs web yang menyediakan layanan pemantauan dan pertukaran valuta asing.
- Cari opsi untuk memilih pasangan mata uang yang diinginkan, seperti "AED/IDR" untuk dirham terhadap rupiah.
- Periksa nilai tukar yang tercantum. Situs web tersebut biasanya akan menampilkan kurs jual (sell) dan kurs beli (buy) yang ditawarkan, oleh lembaga pertukaran valuta asing.
- Beberapa situs web juga dapat menyediakan grafik pergerakan nilai tukar historis untuk memberikan informasi lebih lanjut.
Menggunakan Aplikasi Seluler:
- Unduh dan pasang aplikasi seluler yang menyediakan layanan pemantauan dan pertukaran valuta asing.
- Buka aplikasi dan cari opsi untuk memilih pasangan mata uang yang diinginkan, seperti "AED/IDR" untuk dirham terhadap rupiah.
- Periksa nilai tukar yang tercantum. Aplikasi tersebut biasanya akan menampilkan kurs jual (sell) dan kurs beli (buy) yang diperbarui secara berkala.
- Beberapa aplikasi juga dapat memberikan notifikasi atau peringatan ketika nilai tukar mencapai tingkat yang ditentukan oleh Anda.
Currency App
Cara yang berikutnya adalah dengan menggunakan aplikasi bernama Currency App. Aplikasi konversi mata uang ini mendukung lebih dari 180 mata uang di dunia dan selalu diperbarui dengan kurs terbaru setiap menitnya secara otomatis. Anda cukup menginstalnya di smartphone untuk dapat menggunakan fitur-fiturnya, termasuk fitur cek nilai tukar mata uang asing.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Faktor Ekonomi
- Tingkat Suku Bunga: Tingkat suku bunga suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap nilai tukar mata uangnya. Jika bank sentral menaikkan suku bunga, hal itu dapat menarik investor asing untuk menanamkan modal di negara tersebut, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap mata uang dan menyebabkan penguatan nilai tukarnya.
- Inflasi: Tingkat inflasi suatu negara juga berdampak pada nilai tukar mata uangnya. Jika inflasi relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain, mata uangnya cenderung melemah karena daya beli menurun. Sebaliknya, jika inflasi rendah, mata uangnya cenderung menguat.
- Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat menarik investor asing, dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang suatu negara. Sebagai hasilnya, nilai tukar mata uang tersebut cenderung menguat.
Faktor Politik dan Keamanan
- Ketidakstabilan Politik: Ketidakpastian politik dalam suatu negara, seperti perubahan pemerintahan, pemilihan umum yang kontroversial, atau kebijakan yang tidak konsisten, dapat menyebabkan kekhawatiran di pasar dan melemahkan nilai tukar mata uangnya.
- Ketegangan Geopolitik: Ketegangan antara negara-negara atau wilayah dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Ketika ada ketegangan geopolitik yang meningkat, investor cenderung mencari aset yang lebih aman, yang dapat mengakibatkan pelemahan mata uang yang terlibat dalam konflik atau ketegangan tersebut.
- Keamanan: Ketidakstabilan keamanan, seperti serangan teroris atau konflik bersenjata, juga dapat memiliki dampak negatif pada nilai tukar mata uang. Investor dan pelaku pasar dapat kehilangan kepercayaan, terhadap mata uang yang terkait dengan negara yang menghadapi masalah keamanan tersebut.
Faktor Pasar dan Sentimen Investor
- Sentimen Investor: Sentimen atau persepsi investor terhadap suatu negara dapat berpengaruh pada nilai tukar mata uangnya. Jika investor memiliki keyakinan positif terhadap prospek ekonomi suatu negara, mereka cenderung berinvestasi di negara tersebut dan permintaan terhadap mata uangnya meningkat.
- Perubahan Harga Komoditas: Negara-negara yang sangat tergantung pada ekspor komoditas tertentu, seperti minyak atau logam, dapat terpengaruh oleh fluktuasi harga komoditas tersebut. Jika harga komoditas turun, pendapatan ekspor negara tersebut menurun, yang dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uangnya. Sebaliknya, jika harga komoditas naik, nilai tukar mata uang tersebut cenderung menguat.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan suatu negara, yaitu perbedaan antara nilai ekspor dan impor, juga mempengaruhi nilai tukar mata uangnya. Jika suatu negara memiliki surplus neraca perdagangan (ekspor lebih besar dari impor), permintaan terhadap mata uangnya cenderung meningkat. Ini dapat menguatkan nilai tukar mata uang tersebut. Sebaliknya, jika negara memiliki defisit neraca perdagangan (impornya lebih besar dari ekspor), permintaan terhadap mata uangnya cenderung menurun, yang dapat melemahkan nilai tukarnya.
Advertisement