Penyebab Bayi Kuning, Gejala, dan Cara Mengatasinya yang Tepat

Penyebab bayi kuning bisa terjadi karena organ hati pada bayi baru lahir masih belum sempurna, sehingga membutuhkan waktu untuk mengeluarkan bilirubin.

oleh Husnul Abdi diperbarui 28 Jun 2023, 16:40 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 16:40 WIB
Ilustrasi Bayi
Ilustrasi bayi. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bayi kuning mungkin masih belum dikenali beberapa orang tua, sehingga membuat mereka panik. Penyakit kuning atau dalam bahasa medis disebut dengan jaundice yang merupakan perubahan warna pada kulit dan mata bayi yang baru lahir menjadi kuning.

Penyakit kuning biasa terjadi pada bayi yang baru lahir, terutama pada bayi prematur dan bayi yang mengalami ketidakcukupan cairan. Kebanyakan kasus bayi kuning setelah lahir ini bisa hilang dengan sendirinya sejalan dengan organ hati bayi yang semakin matang dan bayi mulai makan.

Penyebab bayi kuning adalah darah bayi mengalami kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen berwarna kuning pada sel darah merah. Bilirubin merupakan produk sampingan yang dibuat ditubuh memecah sel darah merah yang sudah tua. Bilirubin akan dihilangkan dari darah oleh hati dan pada akhirnya akan dikeluarkan tubuh saat buang air besar. 

Penyebab bayi kuning bisa terjadi karena organ hati pada bayi baru lahir masih belum sempurna, sehingga membutuhkan waktu untuk mengeluarkan bilirubin tersebut. Akibatnya, bilirubin ini menumpuk dalam darah dan menyebabkan warna kuning pada permukaan kulit bayi. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/1/2021) tentang penyebab bayi kuning.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala Bayi Kuning

Lip 6 default image
Ilustrasi bayi (sumber: Pixabay)

Sebelum mengenali penyebab bayi kuning, kamu mungkin perlu mengetahui gejelanya terlebih dahulu. Kulit dan bagian putih mata yang menguning merupakan tanda utama penyakit kuning pada bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara hari kedua dan keempat setelah lahir. Kadar bilirubin biasanya memuncak antara 3 hingga 7 hari setelah lahir. Kondisi ini biasanya dimulai di kepala dan menyebar ke dada, perut, lengan, dan kaki.

Untuk memeriksa penyakit kuning pada bayi, tekan lembut pada dahi atau hidung bayi. Jika kulit terlihat kuning di tempat menekan, kemungkinan bayi memiliki penyakit kuning ringan. Jika bayi tidak memiliki penyakit kuning, warna kulit seharusnya terlihat sedikit lebih terang dari warna normal sejenak.

Gejala penyakit kuning bayi juga dapat meliputi kantuk, tinja pucat, dan urin gelap. Gejala penyakit kuning bayi yang parah meliputi perut atau tungkai kuning, kantuk, ketidakmampuan untuk menambah berat badan, nafsu makan yang buruk, dan lebih sensitif.


Penyebab Bayi Kuning

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab bayi kuning adalah kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen kuning sel darah merah. Bilirubin adalah produk limbah, diproduksi ketika sel darah merah dipecah. Biasanya zat ini akan rusak di hati dan dikeluarkan dari tubuh di tinja.

Bayi yang masih di dalam kandungan memiliki hemoglobin yang berbeda. Saat lahir, hemoglobin ini dipecah dengan cepat, menghasilkan kadar bilirubin yang lebih tinggi. Bilirubin harus disaring keluar dari aliran darah oleh hati dan dikirim ke usus untuk diekskresi.

Namun, pada bayi, hati belum sepenuhnya berkembang dan tidak dapat menyaring bilirubin secepat yang diproduksi. Ini yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata. Penyakit kuning karena kondisi bayi baru lahir yang normal ini disebut penyakit kuning fisiologis, dan biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga kelahiran.

Penyebab bayi kuning bisa dipicu oleh suatu gangguan yang mendasarinya. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk melihat apakah penyebab bayi kuning adalah kondisi yang mendasarinya. Beberapa kasus penyebab bayi kuning yang parah terkait dengan gangguan atau penyakit yang mendasarinya.

Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab bayi kuning:

- Pendarahan internal

- Infeksi dalam darah bayi

- Kerusakan hati

- Kekurangan enzim

- Kelainan sel darah merah bayi

- Saluran empedu atau usus tersumbat

- Hipotiroidisme - kelenjar tiroid yang kurang aktif

- Hepatitis - peradangan hati

- Hipoksia - kadar oksigen rendah

- Beberapa infeksi, termasuk sifilis dan rubela


Faktor Penyebab Bayi Kuning

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi bayi. (dok. Unsplash.com/Alex Pasarelu/@bellefoto)

Lahir prematur. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu mungkin tidak dapat memproses bilirubin secepat bayi yang lahir normal. Bayi prematur juga dapat menyusu lebih sedikit dan buang air besar lebih sedikit, sehingga lebih sedikit bilirubin dikeluarkan melalui tinja.

Golongan darah. Jika golongan darah ibu berbeda dari bayinya, bayi tersebut mungkin telah menerima antibodi melalui plasenta yang menyebabkan kerusakan sel darah merah yang cepat dan tidak normal.

Menyusui. Bayi yang disusui, terutama yang mengalami kesulitan menyusu atau tidak mendapatkan cukup nutrisi dari menyusui, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning. Dehidrasi atau asupan kalori yang rendah dapat berkontribusi pada timbulnya penyakit kuning.

Memar selama kelahiran. Bayi baru lahir yang memar akibat persalinan mungkin memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi dari kerusakan lebih banyak sel darah merah. Ini dapat membuat sel-sel darah merah lebih cepat rusak, menghasilkan kadar bilirubin yang lebih tinggi.


Pencegahan Bayi Kuning

Cara terbaik untuk mencegah penyebab bayi kuning ini adalah memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang baik. Menurut Mayo Clinic, saat minggu pertama kehidupan, bayi yang diberi ASI harus disusui 8-12 kali sehari, sedangkan bayi yang diberi susu formula harus diberi 1-2 ons susu formula setiap 2-3 jam.

Tidak ada cara nyata untuk mencegah penyakit kuning pada bayi. Selama kehamilan, ibu dapat melakukan tes golongan darah. Pantau bayi dengan hati-hati lima hari pertama kehidupan untuk gejala penyakit kuning, seperti kulit dan mata menguning.


Cara Mengatasi Bayi Kuning

bayi
ilustrasi ibu dan anak/copyright rawpixel

Kebanyakan bayi kuning fisiologis tidak perlu terapi dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, apabila bayi kuning menyebar ke bagian dada atau perut, dokter spesialis anak akan melakukan pengecekan pada kadar bilirubin bayi. Keputusan untuk sampai dilakukan terapi, berdasarkan pada kadar bilirubin dan maturitas bayi. Keputusan ini sebaiknya dibuat dengan bantuan dokter spesialis anak.

Tak hanya itu, pemberian minum ASI juga harus dilakukan sesering mungkin (antara 8-12 kali sehari). Hal ini akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin dari tubuh dan mencegahnya mengalami dehidrasi. Bila bayi belum dapat minum ASI, berikan saja susu formula sebanyak 30-60 mililiter setiap 2-3 jam untuk minggu pertama.

Jika kondisi bayi kuning lebih berat, maka bayi mungkin membutuhakn terapi lainnya seperti fototerapi. Jenis terapi ini menggunakan cahaya untuk memecegah bilirubin pada tubuh bayi. Melalui fototerapi ini, bayi diletakkan pada tempat tidur khusus di bawah cahaya spectrum biru menggunakan popok saja dan mengenakan kacamata pelindung khusus. Selimut khusus mungkin juga diletakkan di bawah bayi.

Biasanya fototerapi membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan bayi prematur mungkin membutuhkan terapi lebih agresif lagi dibandingkan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi dengan sakit kuning saat lahir memang terlihat mengkhawatirkan, karena dari segi fisiknya, kulit tubuhnya akan menjadi berwarna kuning. Namun bila menemukan anak yang terkena sakit kuning, segerlah untuk berkonsultasi apa yang perlu diketahui dan lakukan dengan dokter spesialis anak.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya