Faktor Penyebab Peningkatan Kasus COVID-19 di Beberapa Negara, Tidak Hanya Omicron

Kasus positif dan kematian akibat COVID-19 kembali meningkat di beberapa negara menjelang akhir tahun.

oleh Husnul Abdi diperbarui 30 Jun 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 00:00 WIB
FOTO: Kembali Menggila, Kasus COVID-19 di AS Capai 200 Ribu per Hari
Petugas pengujian COVID-19 Departemen Kesehatan Salt Lake County berjalan melewati antrean warga di luar Departemen Kesehatan Salt Lake County, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, 28 Desember 2021. Diprediksi, COVID-19 di AS bakal naik hingga 500 ribu kasus dalam sehari. (AP Photo/Rick Bowmer)

Liputan6.com, Jakarta Kasus positif dan kematian akibat COVID-19 kembali meningkat di beberapa negara menjelang akhir tahun. Bahkan, hal ini terjadi di beberapa negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap lebih dari 60%.

Beberapa negara tersebut di antaranya adalah Amerika Serikat, Norwegia, dan Korea Selatan. Ketiga negara ini sudah melakukan vaksinasi dosis lengkap lebih dari 60%. Namun, peningkatan kasus COVID-19 terus terjadi.

Salah satu faktor penyebab peningkatan kasus COVID-19 ini tentunya adalah varian Omicron. Namun, ternyata ada beberapa faktor lainnya yang membuat kasus positif dan kematian akibat COVID-19 meningkat secara signifikan di negara-negara tersebut.

Berikut Liputan6.com rangkum dari covid19.go.id, Kamis (30/12/2021) tentang faktor-faktor penyebab peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara.

Faktor Penyebab Peningkatan Kasus COVID-19 di Amerika Serikat

FOTO: Kembali Menggila, Kasus COVID-19 di AS Capai 200 Ribu per Hari
Petugas Departemen Kesehatan Salt Lake County melakukan tes COVID-19 di luar Departemen Kesehatan Salt Lake County, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, 28 Desember 2021. Sebanyak 71 ribu warga AS dirawat akibat COVID-19 hingga 26 Desember 2021. (AP Photo/Rick Bowmer)

Cakupan vaksinasi dosis lengkap di Amerika Serikat sudah lebih dari 61% (data per 24 Desember 2021), namun peningkatkan kasus positif dan kematian akibat COVID-19 tetap terjadi. Faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus COVID-19, selain karena adanya Omicron di Amerika Serikat adalah:

- Cakupan vaksinasi yang tinggi tidak disertai dengan pengaturan kegiatan masyarakat.

- Mobilitas dan perjalanan antarnegara terus meningkat.

- Penggunaan masker tidak menjadi kewajiban.

- Pengawasan protokol kesehatan lain tidak dilakukan dengan ketat.

Faktor Penyebab Peningkatan Kasus COVID-19 di Norwegia

Cakupan vaksinasi dosis lengkap di Norwegia sudah lebih dari 71,57% (data per 22 Desember 2021), namun kasus positif dan kematian akibat COVID-19 tetap mengalami peningkatkan. Faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus COVID-19, selain karena adanya Omicron di Norwegia adalah:

- Masifnya kegiatan pesta menjelang Natal dan Tahun Baru.

- Kegiatan belajar di sekolah dengan lengahnya protokol kesehatan, terutama penggunaan masker.

- Perjalanan antarnegara Eropa yang tinggi tidak diikuti dengan peraturan dan syarat perjalanan yang ketat.

- Tingginya ketergantungan antarnegara sehingga lebih sulit untuk menerapkan kebijakan perjalanan (misalnya testing dan karantina).

Faktor Penyebab Peningkatan Kasus COVID-19 di Korea Selatan

Korea Selatan Alami Lonjakan 7 Ribu Lebih Kasus Covid-19
Pekerja medis memegang tanda bagi pengunjung untuk tes virus corona di klinik skrining sementara di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/12/2021). Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan lebih dari 7.000 kasus COVID-19 baru untuk ketiga hari berturut-turut pada hari Jumat ini. (AP Photo/Lee Jin-man)

Cakupan vaksinasi dosis lengkap di Korea Selatan sudah lebih dari 82,37% (data per 24 Desember 2021), namun kasus positif dan kematian akibat COVID-19 meningkat cukup signifikan. Faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus COVID-19, selain karena adanya Omicron di Korea Selatan adalah:

- Persiapan menuju endemi tidak dilakukan dengan baik.

- Pembukaan bertahap pada aktivitas masyarakat dengan lemahnya protokol kesehatan.

- Jam operasional bar dan restoran serta tempat umum lainnya tidak dibatasi.

Tidak Ada Solusi Tunggal untuk Menghentikan COVID-19

Waspada Covid-19 Varian Omicron di Indonesia
Pengunjung beraktivitas di sebuah pusat perbelanjan di kawasan Tangerang Selatan, Rabu (8/12/2021). Pemerintah mengingatkan varian omicron sudah masuk ke kawasan ASEAN, salah satunya Malaysia, sehingga masyarakat diminta untuk tetap mematuhi standar protokol kesehatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan masih terjadinya peningkatan kasus positif dan kematian akibat COVID-19 di negara-negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap lebih dari 60%, seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Norwegia, hal ini tentunya memperlihatkan bahwa tidak ada solusi tunggal dalam menghentikan COVID-19.  Salah satu faktor peningkatan kasus COVID-19 ini terjadi tentunya adalah merebaknya varian Omicron. Namun, beberapa faktor lainnya juga sangat berpengaruh dalam penularan COVID-19.

Salah satu faktor yang mencolok adalah karena tingkat vaksinasi yang tinggi tidak diikuti pengaturan kegiatan masyarakat, sehingga tidak maksimal dalam mencegah penularan COVID-19.

Berkaca dari situasi tiga negara tersebut, Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan semaksimal mungkin mencegah potensi penularan COVID-19. Walaupun tren kasus positif dan kematian akibat COVID-19 terus menurun, tetapi cakupan vaksinasi dosis lengkap Indonesia baru mencapai 52,93% (data per 24 Desember 2021), dari target vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang. Sementara itu, per 28 Desember 2021, Indonesia sudah mencatat 47 kasus positif varian Omicron.

Tidak bepergian kecuali esensial, tetap disiplin protokol kesehatan, segerakan mendapat vaksinasi COVID-19, dan patuhi kebijakan yang berlaku bisa menekan laju penularan COVID-19 di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya