Liputan6.com, Jakarta Homeostasis adalah salah istilah dalam ilmu biologi yang merujuk pada mekanisne di dalam tubuh. Keringat yang keluar saat tubuh merasa kepanasan, atau dorongan untuk ngemil saat tubuh berada di cuaca yang dingin merupakan salah satu bentuk homeostasis yang terjadi dalam tubuh.
Homeostasis adalah proses otomatis dalam tubuh yang berfungsi untuk menjaga tubuh tetap berada pada kondisi yang stabil. Mekanisme homeostasis bekerja dengan memantau dan mengatur berbagai parameter penting seperti suhu tubuh, keseimbangan air dan elektrolit, tekanan darah, kadar gula darah, pH darah, dan lain-lain.Â
Ketika ada perubahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan internal, sistem homeostasis berfungsi untuk mengenali perubahan tersebut dan meresponsnya untuk mengembalikan kondisi ke tingkat normal. Berikut ulasan tentang homeostasis adalah mekanisme penting dalam tubuh untuk menjaga kestabilan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/7/2023).
Advertisement
Homeostasis Mekanisme Penting dalam Tubuh
Homeostasis adalah kemampuan makhluk hidup untuk mempertahankan kestabilan internalnya dalam menghadapi perubahan lingkungan. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, di mana "homio" berarti "mirip" dan "stasis" berarti "tetap" atau "diam". Dalam ilmu biologi, homeostasis merujuk pada kecenderungan organisme untuk menjaga kestabilan diri meskipun lingkungan di sekitarnya berubah.
Proses homeostasis berbeda dengan adaptasi. Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Homeostasis, di sisi lain, berfokus pada pemeliharaan keadaan internal yang konstan agar organisme dapat berfungsi dengan normal.
Istilah homeostasis tidak hanya digunakan dalam ilmu biologi, tetapi juga dalam disiplin ilmu lain seperti ilmu kesehatan dan psikologi. Claude Bernard, seorang ilmuwan, memperkenalkan istilah ini dalam ilmu fisiologi pada zaman dahulu. Homeostasis kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Walter Cannon pada tahun 1960.
Dalam proses homeostasis, organisme menggunakan mekanisme otomatis untuk menjaga kondisi tubuh dalam batas yang telah ditentukan. Hal ini melibatkan berbagai variabel seperti suhu tubuh, keseimbangan cairan tubuh, pH cairan ekstraseluler, konsentrasi ion-ion tertentu, dan kadar gula darah. Meskipun lingkungan dan aktivitas tubuh berubah, mekanisme homeostasis bekerja untuk menjaga kondisi tersebut agar tetap dalam rentang normal.
Setiap variabel yang diatur dalam homeostasis dikendalikan oleh reseptor, pusat kendali, dan efektor. Reseptor adalah komponen penginderaan yang memantau perubahan lingkungan dan memberikan respons terhadapnya. Pusat kendali, seperti pusat pernapasan dan sistem renin-angiotensin, mengatur respons tubuh terhadap perubahan. Efektor merupakan target yang ditindaklanjuti oleh pusat kendali untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.
Homeostasis berperan penting dalam menjaga organisme tetap hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya. Gangguan dalam sistem homeostasis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, gangguan elektrolit, hipotensi, hipertensi, dan penyakit lainnya.
Advertisement
Proses Homeostasis
Hemostasis adalah mekanisme otomatis yang dilakukan oleh sistem tubuh untuk mempertahankan keadaan atau keseimbangan internal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Proses ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu umpan balik negatif dan umpan balik positif.
Umpan balik negatif terjadi ketika perubahan lingkungan mempengaruhi tubuh dan memicu umpan balik yang bersifat berlawanan atau negatif untuk mengembalikan kondisi ke keadaan normal. Contohnya adalah saat tubuh manusia yang idealnya bersuhu 37 derajat Celsius mengalami kepanasan akibat peningkatan suhu lingkungan. Pada saat itu, hipotalamus otak menerima data sensor yang menunjukkan suhu tubuh melebihi kisaran normal dan merespons dengan melepaskan panas dari tubuh.
Mekanisme tersebut melibatkan pelebaran pembuluh darah agar panas dapat disebarkan ke seluruh tubuh, serta mengaktifkan kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat dan mendinginkan tubuh. Proses ini juga menyebabkan tubuh menjadi haus karena kebutuhan akan air untuk menghasilkan keringat, serta bernapas lebih cepat melalui mulut untuk membuang panas melalui embusan napas.Â
Sebaliknya, saat tubuh mengalami kedinginan, proses homeostatis akan mengakibatkan berkontraksinya otot-otot dan menyempitnya pembuluh darah untuk menghemat panas, serta mengurangi produksi keringat dan air seni.
Umpan balik positif adalah mekanisme yang mendukung perubahan pada tubuh dan bergerak menjauhi keadaan ideal, bukan mempertahankan keadaan ideal tubuh. Contohnya adalah saat ibu melahirkan. Meskipun kehamilan dan persalinan adalah keadaan tidak normal dan tidak biasa tubuh, proses homeostasis umpan balik positif mendorong proses melahirkan agar tubuh kembali ke kondisi awalnya.Â
Saat persalinan, tubuh melepaskan hormon oksitosin yang merangsang kontraksi rahim untuk mendorong bayi keluar. Hormon oksitosin terus dilepaskan untuk mempertahankan kontraksi hingga bayi lahir. Setelah melahirkan, proses homeostatis berlanjut untuk memulihkan tubuh dari kerusakan yang terjadi selama melahirkan, termasuk melakukan proses penyembuhan cedera.
Dalam kondisi cedera yang berat, tubuh mungkin tidak dapat mempertahankan kondisi homeostasisnya dengan baik, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan dan berakibat fatal, seperti kematian.
Contoh Homeostasis
1. Kemampuan Mempertahankan Suhu Tubuh
Ketika tubuh manusia berada dalam lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas, mekanisme homeostasis akan bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil. Saat cuaca dingin, tubuh akan menggigil dan menyempitkan pembuluh darah untuk mengurangi kehilangan panas. Selain itu, tubuh juga bisa merinding untuk menghalangi lebih banyak udara masuk ke dalam kulit. Di sisi lain, saat cuaca panas, tubuh akan berkeringat dan memperlebar pembuluh darah agar panas dapat dikeluarkan lebih efektif. Proses ini membantu tubuh untuk menjaga suhu tubuh dalam kisaran normal dan mencegah terjadinya demam atau hipotermia.
2. Kemampuan Tubuh Menyembuhkan Luka
Ketika kulit terluka, tubuh akan merespons dengan memulai proses penyembuhan untuk menutup kembali luka dan membekukan darah agar darah tidak terus keluar. Proses ini membantu mencegah infeksi dan menjaga keseimbangan sirkulasi darah. Tubuh akan berusaha memperbaiki diri dengan cara menyembuhkan luka tersebut secara alami, dan bantuan dari obat-obatan dan tindakan medis tertentu dapat mempercepat proses homeostasis ini.
3. Kemampuan Tubuh Menjaga Kadar Gula Darah
Setelah mengonsumsi makanan yang mengandung glukosa tinggi, pankreas akan merespons dengan meningkatkan produksi insulin, yang membantu mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan dalam otot. Sebaliknya, jika seseorang tidak makan dalam waktu yang cukup lama, tubuh akan meningkatkan produksi glukagon untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa dan mengedarkannya dalam darah. Proses ini membantu menjaga kadar gula darah dalam kondisi yang stabil dan mengatur metabolisme glukosa secara efisien.
Â
Advertisement