Liputan6.com, Jakarta Larva adalah bentuk muda (juvenile) hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, larva adalah serangga (berupa ulat) yang belum dewasa yang baru keluar dari telurnya.Suatu tahapan hidup disebut larva apabila dalam bentuk itu memiliki aktivitas yang tinggi (khususnya dalam bergerak dan mencari makanan). Kelompok hewan yang memiliki tahap larva cukup luas, mencakup serangga, berbagai Porifera, ubur-ubur dan kerabatnya, berbagai Crustacea, Echinodermata, dan amfibia. Beberapa ikan yang baru menetas dari telurnya juga disebut sebagai larva.
Larva adalah salah satu alternatif pengolahan yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan. Tidak semua serangga memiliki bentuk yang disebut larva, karena hanya mereka yang menempuh jalur metamorfosis penuh (holometabola) yang memiliki bentuk larva. Serangga yang yang hanya menjalani metamorfosis tidak penuh (hemimetabola) bentuk mudanya disebut nimfa (nympha).
Berikut ini jenis jenis larva yang liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/7/2023)
1. Oligapod
Kaki toraks berkembang dengan baik. Kaki perut tidak ada. Ada beberapa jenis yaitu :
- Campodeiform, disebut demikian karena kemiripannya dengan genus dipluran campodea. Tubuh memanjang, dorso tertekan dibagian perut dan sclerotized dengan baik. Kepala prangnanthous kaki toraks panjang. Biasanya ada sepasang cerci perut atau proses caudal. Larva umumnya predator yang sangat aktif Misalnya : belatung semut singa atau belatung kumbang lady bird.
- Scarabaeiform, tubuh berbentuk “C” kokoh dan subsilinder. Kepala berkembang dengan baik. Kaki toraks pendek. Proses kaudal tidak ada larva yang lamban menggali ke dalam kayu ataupun tanah. Contoh: belatung kumbang badak.
2. Polidod atau erucifrom
Tubuh terdiri dari batang memanjang dengan sclerotized besar kapsul kepala. Kepala menanggung sepasang mandibula yang kuat yang merobek tumbuh tumbuhan. Kelompok dari mata berlensa tunggal yang ditemukan di kedua sisi kepala adalah organ visual. Antena adalah pendek, dimana tiga pasang kaki toraks dan lima pasang kaki perut yang di satukan.
Kaki yang sudah memisahkan diri dan di akhiri dengan cakar yang biasanya digunakan memegang baris atau lingkaran duri pendek,bengkok,ataupun di kaitan yang berguna untuk menempel pada permukaan terbuka vegetasi dan berjalan. Contoh: Ulat dan Kupu Kupu
- Ulat berbulu, bulu tubuh yang lebat, jarang atau tersusun dalam jumbai. Rambut itu yang mungkin menyebabkan iritasi apabila tersentuh kita. Contoh : Ulat berbulu merah
- Ulat siput, larva tebal,pendek,gemuk,dan berdaging. Kepala larva kecil dan bisa ditarik. Kaki toraks sangat kecil dan kaki perut tidak ada. Bagian perut yang tidak jelas. Larva memiliki duri beracun yang disebut scoli yang tersebar di seluruh tubuh. Larva semacam itu juga disebut larva platyform
- Semilooper, ada tiga atau empat pasang prolog. Prolog kurang atau belum sempurna di segmen perut ketiga atau ketiga dan keempat. Misalnya: Castor semilooper
- Looper, mereka juga disebut cacing pengukur atau pengukur bumi atau cacing inci. Pada tipe ini hanya ada dua pasang proleg di segmen perut keenam dan kesepuluh. Contoh: looper Dhaincha.
Advertisement
3. Apodous
Mereka adalah larva tanpa pelengkap untuk bergerak. Berdasarkan derajat perkembangan dan sklerotisasi kapsul kepala, terdapat tiga subtipe.
- Eucephalous, larva dengan kapsul kepala yang berkembang dengan baik dengan mandibula fungsional, batang mata maksila dan antena. Mandibula bertindak melintang. Contoh: Wriggler (larva nyamuk) dan ulat kumbang merah.
- Hemicephalous,kapsul kepala berkurang dan dapat ditarik ke dalam toraks. Mandibula bertindak secara vertikal. Contoh: Larva lalat kuda dan lalat perampok.
- Acephalous, kapsul kepala tidak ada. Bagian mulut terdiri dari sepasang kait mulut melengkung yang menonjol dan sclerites internal yang terkait. Mereka juga disebut larva vermiform. Contoh: maggot (larva lalat rumah).
Penyakit yang disebabkan oleh larva cacing
Infeksi cacing yang di sebabkan oleh larva cacing. Infeksi ini terdapat luas di seluruh Indonesia yang beriklim tropis, terutama di pedesaan, daerah kumuh, dan daerah yang padat penduduknya. Semua umur dapat terinfeksi kecacingan dan prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak. Penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi, kebersihan diri dan lingkungan.
Penularan cacing akan tumbuh dan berkembang menjadi larva yang infektif. Bila larva ini termakan manusia, maka akan pecah di usus. Kemudian masuk ke pembuluh darah balik (vena) menuju jantung, dilanjutkan ke paru-paru. Selanjutnya, dari paru-paru larva menuju tenggorokan, lalu ke lambung, berakhir di usus halus. Di usus halus ini, larva akan berganti kulit, kemudian menjadi dewasa.
Adanya cacing dalam usus akan menyebabkan kehilangan zat besi sehingga menimbulkan kekurangan gizi dan anemia. Kondisi yang kronis ini selanjutnya dapat berakibat menurunnya daya tahan tubuh sehingga anak mudah jatuh sakit. Cacingan sendiri merupakan pertanda bahwa kebersihan perorangan pada panderita kurang baik sehingga ini merupakan peluang untuk terjadinya berbagai infeksi saluran pencernaan. Jika keadaan ini berlangsung kronis maka pada usia sekolah akan terjadi penurunan kemampuan belajar yang selanjutnyaa berakibat penurunan prestasi belajar.
Advertisement
Penyakit yang di sebabkan oleh larva nyamuk
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, dan waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air.
Perkembangan larva akan bergantung pada suhu, ketersediaan makanan, dan kepadatan larva, pada sarang. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk pada saat viremia, yaitu beberapa saat menjelang timbulnya demam hingga saat demam berakhir. Nyamuk Aedes menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita DBD sebelumnya. Selama periode ini nyamuk Aedes yang telah terinfeksi oleh virus dengue ini akan tetap infektif selama hidupnya dan potensi menularkan virus dengue kepada manusia.
Saat ini belum ada obat virus untuk memberantas virus dengue. Penderita DBD diatasi perdarahan dan syoknya, daya tahan tubuh penderita ditingkatkan, dan pengobatan simtomatis diberikan untuk meringankan keluhan penderita. Pemberantasan nyamuk dewasa maupun larva nyamuk harus dilakukan bersama dengan pemusnahan sarang nyamuk.