Liputan6.com, Jakarta Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Metamorfosis adalah sebuah evolusi yang dialami oleh makhluk hidup, khususnya binatang. Ada beberapa fase yang dilalui makhluk hidup dalam lingkup metamorphosis. Oleh sebab itu, masing-masing makhluk hidup juga mempunyai fase yang berbeda-beda tergantung dari tingkat perbedaan bentuk larva dan dewasa.
Binatang yang melakukan metamorfosis adalah binatang golongan serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata yang biasanya atau tidak selalu disertai dengan perubahan habitat atau kelakuan.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai metamorfosis pada binatang, lengkap beserta pengertian, fase, hingga jenisnya yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (6/5/2021).
Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yakni “Greek”. Meta (antara, sekitar, setelah), morphe (bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorfosis adalah perubahan bentuk selama perkembangan postembrionik.
Secara sederhana, metamorfosis adalah proses biologis yang menandai perkembangan hewan yang salah satunya melibatkan perubahan penampilan fisik dan struktur organ setelah lahir atau menetas. Perubahan yang terlihat pada proses metamorfosis hewan disebabkan oleh pertumbuhan sel serta diferensiasi sel-sel ini secara radikal dan dinamis.
Menurut harfiah, metamorfosis adalah proses perkembangan biologis pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan atau struktur setelah lahir atau menetas. Perubahan fisik ini terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang sangat berbeda secara radikal.
Advertisement
Macam-Macam Fase Metamorfosis
Metamorfosis umumnya terjadi pada fase yang sangat berbeda, seperti dimulai dari telur, larva atau nimfa, terkadang juga sering melewati fase pupa dan berakhir menjadi imago atau dewasa. Berikut di bawah ini penjelasannya yaitu :
1. Telur
Telur ialah fase dini dalam metamorfosis. Telur berbentuk bulat sempurna, dan terdapat potensi benda cair di dalam telur. Cairan ini dilindungi oleh cangkang yang keras dan selalu dilindungi dengan ketat oleh induknya.
2. Larva
Larva ialah hewan yang baru menetas dari telur. Tahap ini biasanya berjenis moluska atau disebut juga dengan hewan lunak. Struktur anatomi larva juga sangat tidak lengkap dan strukturnya sangat sederhana. Larva merupakan bentuk hewan muda yang tumbuh melalui proses metamorfosis.Tahap larva biasanya terjadi pada metamorfosis serangga dan amfibi, bila larva berubah bentuknya juga berbeda-beda. Misalnya, spesies yang terjalin dalam ulat yang akan menjadi kupu-kupu.
3. Pupa atau Kepompong
Pupa merupakan suatu larva yang mengalami pengerasan. Tahap ini merupakan tahap peralihan dimana hewan ingin mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna. Pada saat ini, serangga akan menghadapi periode tidur dalam jangka waktu yang lama. Larva akan mengalami diferensiasi sel untuk membentuk seluruh organ. Hampir sama dengan tidur tanpa makan atau melakukan aktivitas apapun. Hanya pada fase pupa atau kepompong, tujuan atau prosesnya adalah dimana organisme tersebut akan mencapai usia dewasa.
4. Nimfa
Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa, tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan beberapa bagian organnya belum berkembang. Biasanya nimfa dalam keadaan molting, mereka dihadapkan pada peristiwa yang disebut molting atau disebut juga dengan pergantian kulit.
5. Molting
Fase molting adalah proses pergantian kulit atau cangkang hewan tertentu. Usai menghadapi tahap molting, primata ingin menjelma menjadi makhluk dewasa dengan struktur tubuh sempurna. Fase ini tidak cuma dirasakan oleh nimpha, tetapi pula fauna yang sudah berusia pula hendak hadapi fase ini kesekian kali.
6. Imago
Imago merupakan makhluk hidup yang sudah berkembang dewasa. Fase ini pula ialah fase akhir dari metamorfosis. Pada fase ini sebuah imago jantan ataupun betina melaksanakan perkawainan untuk menciptakan suatu telur serta kembali pada masa metamorfosis dini.
Jenis-jenis Metamorfosis
Beberapa serangga, amfibi, moluska, krustasea, echinodermata dan hewan berselubung menghadapi metamorfosis, biasanya atau tetapi tidak selalu disertai dengan perubahan habitat atau perilaku. Metamorfosis pada serangga ada dua macam, yaitu hemimetabolisme serta holometabolisme. Simak penjelasannya mengenai jenis-jenis metamorfosis adalah sebagai berikut ini :
1. Metamorfosis Sempurna atau Holometabola
Metamorfosis sempurna merupakan Holometabolisme. Pada holometabolisme, larva ini sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga menjalani holometabolisme hanya pada tahap larva, dan kemudian memasuki periode tidak aktif yang disebut pupa, yang menyimpulkan bahwa mereka telah dewasa. Oleh karena itu, metamorfosis sempurna mengacu pada metamorfosis yang dimulai dengan telur–pupa – imago. Contoh penyimpangan yang sempurna adalah katak, nyamuk, dan kupu-kupu. Terdapat juga tahapan perkembangan serta pertumbuhan yang terjadi pada metaorfosis sempurna diantaranya:
a. Fase Telur
Hewan betina akan bertelur di tempat yang sesuai untuk kebutuhan tumbuh kembang calon anaknya. Misalnya, sejenis kupu-kupu bertelur di permukaan daun karena larva atau hewan muda merupakan pemakan tumbuhan. Selama tahap telur ini, embrio hasil pembuahan sel telur yang telah dibuahi terus menghadapi pemisahan dan membentuk organ hingga jangka waktu tertentu, tergantung dari jenis spesiesnya. Telur nyamuk ini ringan dan padat seperti rakit bambu. Nyamuk betina juga bertelur di air yang tenang. Ini karena larva nyamuk menghabiskan seluruh hidupnya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan, telur tersebut akan menetas menjadi larva atau anak hewan.
b. Fase Larva
Pada tahap ini, larva atau hewan muda juga sangat aktif dalam makan. Induk betina bertelur di tempat yang cocok untuk makanan mereka. Ulat, larva kupu-kupu, dapat memakan daun karena tempat tersebut adalah tempat mereka berada atau bertengger. Larva hewan yang telah mempunyai eksoskleton atau rangka luar, semacam pada serangga hendak hadapi pergantian kulit ataupun eksdisis ataupun molting. Hal ini juga disebabkan karena ukuran tubuhnya yang membengkak, sehingga dibutuhkan exoskeleton baru untuk menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya yang membengkak. Perubahan kulit ini dapat terjadi berkali-kali, pada waktu tertentu larva harus selesai makan dan memasuki tahap selanjutnya yaitu menjadi pupa. Perubahan ini dapat dikontrol oleh hormon pada larva.
c. Fase Pupa
Pupa ataupun kepompom merupakan fase transisi. Badan kepompong dilindungi oleh kerangka atau kokon yang keras. Pada fase ini, sebagian besar serangga terletak di dalam keadaan inaktif atau makan. Di balik kokon, badan pupa sangat lebih aktif melaksanakan metabolisme pembuatan organ—organ serta wujud hewan dewasanya. Kebutuhan akan tenaga yang diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam badan larva atau pada fase larva sangat lebih aktif makan, serta sebagian makanannya hendak ditaruh buat fase pupa. Fase pupa memakan waktu yang sangat bermacam- macam.
d. Fase Imago
Hingga waktu yang sudah ditetapkan, pupa keluar dari cangkangnya jadi hewan dewasa atau imago dengan wujud yang sangatlah berbeda. Pada fase ini, imago mempunyai metode makan serta habitat yang berbeda dengan larvanya. Tahap imago adalah tahap reproduksi Hewan dewasa atau jantan dan betina akan kawin dan membentuk ratusan telur, dan berharap dapat mengulang siklus ini.
2. Metamorfosis Tidak Sempurna atau Hemimetobola
Metamorfosis tidak sempurna merupakan Hemimetabolisme. Tahap yang belum dewasa dari spesies metamorf biasanya disebut larva. Namun, pada metamorfosis sebagian besar spesies serangga, hanya tahap awal yang disebut larva, terkadang dengan nama berbeda. Secara hemimetabolisme, pertumbuhan larva akan terjadi pada tahap perkembangan kesekian dan molting atau pergantian kulit yang disebut dewasa. Oleh karena itu, metamorfosis tidak sempurna ini merupakan metamorfosis yang telah melalui dua tahap yaitu dari telur menjadi nimfa, kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis semacam ini juga terjadi pada serangga, seperti capung, belalang. Tahapan- tahapan pada hemimetabola ialah:
a. Telur
Semacam pada biasanya seekor serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang cocok serta nyaman buat pertumbuhan embrio. Embrio dilindungi dengan struktur telur dengan cangkang zar kiitin. Hingga pada waktu yang telah ditentukan, telur-telur tersebut akan segera menetas menjadi nimfa.
b. Nimfa
Berbeda dengan kelompok holometabolous, hemimetabolous langsung memiliki bagian dari bentuk hewan sebenarnya yaitu nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa hendak hadapi perkembangan serta pertumbuhan buat kematangan organ reproduksi nya. Nimfa pula hendak hadapi eksdisis buat mengubah kerangka luar badannya akibat perkembangan yang membuat dimensi badannya kian membesar.
c. Imago
Imago pula mempunyai kematangan reproduksi serta siap buat melaksanakan perkawinan. Siklus ini akan kembali terulang.
Advertisement