Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a Tentang Keutamaan Serta Awal Mulanya

Dalil puasa Asyura bisa kamu cermati dari Al-Qur’an dan hadis.

oleh Husnul Abdi diperbarui 27 Jul 2023, 17:20 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2023, 17:20 WIB
Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a
Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

Liputan6.com, Jakarta Dalil puasa Asyura perlu diketahui oleh seluruh umat Islam. Pasalnya, puasa sunah satu ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Puasa yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharam ini perlu dikenali oleh setiap muslim, baik niat hingga tata caranya.

Muharam sendiri sebagai bulan pertama di tahun Hijriah merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah di bulan ini, termasuk melaksanakan puasa Asyura dan Tasu’a.

Dalil puasa Asyura bisa kamu cermati dari Al-Qur’an dan hadis. Setelah mengenali keistimewaan puasa sunah ini, kamu tentu perlu mengenali niat dan cara melakukannya. Seperti yang diketahui, puasa Asyura biasanya dilaksanakan dengan didahului puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharam.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (27/7/2023) tentang dalil puasa Asyura.

Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a Tentang Sejarahnya

Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a
Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a. (Ilustrasi: bbci.co.uk)

Dalil puasa Asyura dan Tasu’a yang pertama yaitu berkaitan dengan awal mula disunahkannya melaksanakan kedua puasa ini. Dalil puasa Asyura yaitu sebagai berikut:

"Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: ‘Rasulullah saw hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah swt memberikan kemenangan kepada Nabi Musa as dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi saw bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura." (HR Muslim).

Selain itu, dalil puasa Asyura dan Tasu’a juga dapat dilihat berdasarkan pada hadis berikut:

“Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW berpuasa Asyura (10 Muharram). Para sahabat memberi tahu, ‘Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharram).’ Ibnu Abbas berkata, ‘Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat,’ (HR Muslim).

Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a Tentang Keutamaannya

Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a
Dalil Puasa Asyura dan Tasu’a. (Ilustrasi: Wikimedia Commons)

Dalil puasa Asyura bisa kamu kenali dari hadis nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa puasa di bulan Muhaam adalah puasa yang paling utama setelah puasa ramadan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Sementara itu, dalil puasa Asyura juga menyebutkan bahwa salah satu keutamaan puasa sunah di bulan Muharam ini adalah dihapuskannya dosa-dosa setahun yang lalu. Penjelasan tentang penghapusan dosa-dosa setahun lalu tersebut diungkapkan dalam hadis berikut:

Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, "Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura. Beliau menjawab, "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

Keutamaan puasa Asyura dan Tasu’a tidak lepas dari keistimewaan bulan muharam. Bulan Muharam adalah salah satu dari empat bulan yang mulia di mata Allah. Keutamaan bulan Muharam telah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT melalui firmannya yang tertuang dalam Alquran Surat At Taubah ayat 36.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu."

Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Dalam bahasa Arab, Muharam bermakna 'waktu yang diharamkan'. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melakukan perbuatan dosa.

Niat Puasa Asyura dan Tasu’a

Niat Puasa Asyura dan Tasu’a
Niat Puasa Asyura dan Tasu’a. (Photo Copyright by Freepik)

Puasa Asyura

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharam. Tata cara puasa Asyura tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan, perbedaannya hanya di niat saja. Berikut niat puasa Asyura Latin beserta artinya:

Niat puasa Asyura:

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Niat Puasa Tasu’a

Puasa Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharam. Tata cara puasa Tasu'a tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan, perbedaannya hanya di niat saja. Berikut niat puasa Tasu’a Latin beserta artinya:

Niat Puasa Tasu’a:

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya