Liputan6.com, Jakarta Dalam peristiwa ilmiah yang luar biasa, para peneliti telah menghidupkan kembali makhluk purba yang telah tidur nyenyak selama 46.000 tahun. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Genetics mengungkapkan temuan mengejutkan ini, di mana nematoda mikroskopis, yang dikenal sebagai cacing gelang, berhasil dihidupkan kembali setelah berada dalam keadaan kriptobiotik di permafrost Siberia.
Para ilmuwan dari berbagai lembaga penelitian telah berkolaborasi untuk mengungkap misteri di balik kemampuan luar biasa cacing gelang ini untuk bertahan hidup selama ribuan tahun dalam keadaan mati suri. Hasil penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang proses evolusi dan adaptasi makhluk hidup dalam menghadapi lingkungan yang ekstrem.
Temuan ini tidak hanya mengejutkan, namun juga memberikan banyak informasi tentang evolusi. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, dari New York Post pada Senin (31/7/2023).Â
Advertisement
Penghidupan Kembali Parasit Berusia 46.000 Tahun
Para ilmuwan telah berhasil menghidupkan kembali parasit berusia 46.000 tahun yang sebelumnya dianggap punah. Parasit ini dikenal sebagai nematoda mikroskopis atau cacing gelang. Penemuan ini didokumentasikan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah PLOS Genetics.
Para ilmuwan menemukan dua nematoda dalam keadaan cryptobiosis pada suhu di bawah nol pada tahun 2018 di permafrost Siberia. Cryptobiosis adalah keadaan tidur nyenyak yang mematikan sistem metabolisme dan aktivitas reproduksi makhluk hidup untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem. Makhluk-makhluk ini telah tertidur dalam keadaan mati selama ribuan tahun.
Sebuah tim ilmuwan berhasil menghidupkan kembali cacing-cacing prasejarah tersebut melalui makanan dan air di laboratorium. Temuan ini mengejutkan para peneliti, karena cacing gelang ini sekarang bisa memegang rekor sebagai makhluk hidup yang terjaga dalam keadaan mati suri jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Advertisement
Analisis Temuan
Penelitian mendalam dilakukan oleh tim ilmuwan untuk memahami fenomena ini. Melalui analisis karbon, mereka menentukan bahwa nematoda ini berasal dari era Pleistosen akhir, sekitar 46.000 tahun yang lalu. Sebelumnya, diperkirakan bahwa cacing gelang hanya dapat bertahan dalam keadaan cryptobiosis selama sekitar 40 tahun, namun temuan ini membuktikan sebaliknya.
Nematoda ini memiliki mekanisme adaptasi yang memungkinkan mereka bertahan hidup dalam kondisi kriptobiotik (cryptobiosis) selama ribuan tahun. Analisis genetik menunjukkan bahwa cacing-cacing ini adalah spesies Panagrolaimus kolymaensis, yang sebelumnya dianggap telah punah.
Para peneliti berpendapat bahwa temuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang proses evolusi dan kelangsungan hidup organisme. Perpanjangan waktu generasi dari beberapa hari hingga ribuan tahun dapat berkontribusi pada pembentukan kembali garis keturunan yang telah punah.
Manfaat Temuan
Temuan ini memiliki dampak yang signifikan bagi pemahaman kita tentang proses evolusi dan adaptasi makhluk hidup. Penelitian ini juga memberikan informasi penting dalam upaya konservasi spesies yang terancam punah. Dengan mempelajari genom cacing gelang ini dan cara mereka beradaptasi dengan kondisi ekstrem, para ilmuwan dapat memperoleh wawasan untuk menyelamatkan spesies lain yang terancam punah.
Proses ini juga membuka peluang untuk menghidupkan kembali spesies-spesies yang telah punah. Para ilmuwan telah berhasil membantu mereproduksi 100 generasi spesies Panagrolaimus kolymaensis sejak pencairan cacing-cacing tersebut, yang merupakan langkah maju dalam upaya pengembalian spesies yang telah hilang.
Selain itu, temuan ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang cara makhluk hidup beradaptasi dan bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, yang dapat berguna dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin berubah di masa depan.
Dalam keseluruhan, penemuan penghidupan kembali cacing gelang purba berusia 46.000 tahun ini adalah pencapaian ilmiah yang luar biasa dan memberikan kontribusi penting bagi pengetahuan kita tentang kehidupan dan evolusi organisme.
Advertisement