Fakta Terbaru Gempa Maroko, Korban Meninggal Mencapai Lebih Dari 2000 Jiwa

Para warga hanya sempat membawa pakaian yang melekat di tubuhnya dan mereka takut kembali ke rumah untuk mengambil barang-barangnya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 11 Sep 2023, 17:20 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 17:20 WIB
Gempa kuat di Maroko
Seorang pejabat setempat mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas terjadi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau. (Photo by FADEL SENNA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Jumat (8/9/2023) gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang sebagian wilayah Maroko. Wilayah yang terdampak antara lain Provinsi Al-Houz, Marrakech, Ouarzazate, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.

Gempa Maroko ini menjadi yang terkuat di negara Afrika Utara sejak satu abad terakhir. Akibatnya, banyak bangunan runtuh yang mengakibatkan sebagian warga terjebak di bawah puing-puing. Sampai saat ini dikabarkan lebih dari 2.000 orang meninggal dunia.

Warga yang selamat saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung. Operasi pencarian orang hilang pun terus berlanjut di desa-desa yang sulit dijangkau. Berikut fakta terbaru tentang gempa Maroko yang Liputan6.com kumpulkan dari laman bbc.com, Senin (11/9/2023).

Warga Menetap di Perkemahan Darurat

Update Gempa Maroko
Tentara, yang dimobilisasi untuk membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda untuk para tunawisma. Karena sebagian besar toko rusak atau tutup, warga pun kesulitan mendapatkan makanan dan perbekalan. (AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Warga yang selamat dari gempa berkekuatan 6,8 magnitudo bermalam di luar ruangan. Ribuan warga membangun perkemahan darurat, di area luar tembok kota tua yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Pepohonan kurma di sekitarnya menjadi tiang untuk menggantung selimut yang dijadikan tenda darurat.

Para warga hanya sempat membawa pakaian yang melekat di tubuhnya dan mereka takut kembali ke rumah untuk mengambil barang-barangnya. Warga khawatir gempa susulan akan terjadi lagi. Guncangan keras yang dirasakan di seluruh Maroko, membuat penduduk dan wisatawan panik berusaha mencari tempat yang aman.

Rémy Bossu, direktur European-Mediterranean Seismological Centre yang berbasis di Prancis, mengatakan bahwa penyebab gempa bumi ini adalah benturan antara lempeng tektonik yang membawa benua Eropa dan Afrika. 

Dalam wawancaranya dengan BBC Remy mengatakan, "Lempeng Afrika bergerak berlawanan dengan lempeng Eurasia dengan kecepatan 2 mm per tahun. Jadi, bukanlah hal yang mustahil apabila terjadi gempa bumi berkekuatan besar.

Ketika ditanya tentang kemungkinan gempa susulan, dia mengatakan bahwa itu bukanlah "kemungkinan", tetapi "pasti". 

"Kami telah mengamati 20 gempa susulan yang sudah terasa, masih banyak yang belum dirasakan. Akan ada gempa susulan lainnya, bisa berlangsung selama beberapa hari kedepan bahkan minggu," jelas Remy.

Remy memberi peringatan tentang bangunan yang melemah di pegunungan:

"Terutama di pegunungan, orang harus sangat berhati-hati karena bangunan-bangunan mungkin telah melemah akibat guncangan sebelumnya. Jadi jika ragu pada kekuatan bangunan, sebaiknya warga tidak boleh kembali ke rumah mereka."

Proses Evakuasi Terus Dilakukan

Pencarian Korban Gempa Maroko di Antara Puing Bangunan
Gempa mengguncang negara itu pada Jumat (8/9/2023) pukul 23.11 waktu setempat. (FADEL SENNA / AFP)

Tim pencarian dan penyelamatan darurat fokus pada desa-desa terpencil di pegunungan, dekat dengan episentrum, di mana ratusan orang diyakini masih terperangkap di bawah reruntuhan rumah mereka. Hampir seluruh area perkampungan seluruhnya hancur. Meski kecil kemungkinan, Tim Penyelamat berharap masih bisa menemukan korban yang masih hidup di bawah puing-puing.

Namun, mengirimkan personel tim penyelamat dan peralatan yang memadai ke daerah yang paling parah terkena dampak menjadi tantangan yang berat. Banyak jalan di daerah pedesaan ini putus atau rusak akibat puing-puing gempa bumi.

Daerah-daerah pedesaan di bagian selatan menjadi yang paling parah terkena dampak dari pusat gempa di 75 km selatan Marrakesh. Tepatnya di Pegunungan High Atlas, di mana banyak desa kecil. 

Menurut laporan BBC, sampai pada Senin (11/9/2023 telah ditemukan 2,100 korban meninggal dan 2.400 korban luka-luka. Jumlah korban meninggal diperkirakan akan terus bertambah.

Penduduk yang tinggal di kota besar di selatan, Marrakesh, juga tidur di luar rumah karena khawatir akan terjadinya gempa susulan. Raja Maroko, Raja Mohammed VI, telah memerintahkan militer untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan. Beberapa negara, mulai dari Prancis, Aljazair, hingga Turki juga telah menawarkan dukungan dan menyatakan solidaritas mereka. Negara-negara ini juga pernah mengalami gempa hebat yang menghancurkan sebagian wilayahnya.

Bantuan Sulit Masuk

Pencarian Korban Gempa Maroko di Antara Puing Bangunan
Disebutkan pula bahwa angkatan bersenjata akan mengerahkan tim penyelamat untuk menyediakan air minum, persediaan makanan, tenda, dan selimut ke wilayah terdampak. (AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Desa Amizmiz di Pegunungan High Atlas, tidak jauh dari Marrakesh menjadi salah satu wilayah yang belum mendapatkan bantuan dari luar. Warga bergotong-royong untuk saling membantu. Tenda-tenda darurat pun didirikan di pinggir jalan. Sebuah tempat parkir di pusat desa pun menjadi tempat penampungan bagi puluhan orang yang tertidur di atas permadani.

Beberapa warga tampak memindahkan puing-puing satu persatu dengan tangan kosong. Mereka berharap dapat menemukan korban yang masih hidup di bawah puing-puing tersebut.

Abdelkarim Brouri, 63 tahun, mengatakan kepada BBC bahwa dinding rumahnya telah sebagian roboh. "Saya tidak bisa kembali ke rumah," katanya. Dia mengatakan kepada kami bahwa komunitasnya membutuhkan lebih banyak dukungan sambil memohon untuk sebuah tenda.

Media Maroko melaporkan bahwa sebenarnya warga Maroko telah merespons dengan sigap untuk membantu saudara-saudaranya yang terkena musibah. Namu medan yang sulit menjadi halangan bantuan sampai ke tangan korban. 

Penduduk maroko telah melakukan aksi donor darah untuk membantu korban gempa yang terluka. Salah satu rumah sakit di Casablanca membuka layanan donor darah pada hari Minggu,  untuk membantu para korban.

Para sukarelawan di Ibu Kota Rabat mengumpulkan roti dari toko roti untuk mereka yang membutuhkan, melaporkan surat kabar Hespress. Salah seorang tukang roti mengatakan bahwa, “Ada himbauan untuk semua toko roti agar turut membantu dalam situasi darurat ini." sementara beberapa toko roti memutuskan untuk tidak membuka sama sekali karena takut gempa susulan akan berdampak hingga ke wilayahnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya